Tantangan dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar sering kali terfokus pada rendahnya partisipasi serta hasil belajar para siswa. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi saya, Ghina Nur Setiya, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Melalui kegiatan bakti akademisi, saya berusaha mendukung guru dalam memahami serta mengimplementasikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menyusun modul pendamping untuk guru di SD Negeri Kaligangsa Kulon 01 Brebes.Inisiatif ini berangkat dari hasil analisis nilai para siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di kelas II. Berdasarkan data asesmen, tercatat bahwa rata-rata nilai siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Banyak siswa mengalami hambatan dalam mengapresiasi lagu daerah karena proses pembelajaran masih cenderung berfokus pada guru dan kurangnya aktivitas praktis. Dari sini, muncul gagasan untuk menyusun panduan yang dapat membantu guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran melalui pendekatan penelitian tindakan kelas.
Dalam modul “Pendamping Guru dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah Dasar”, saya menjelaskan langkah-langkah praktis agar guru dapat merefleksikan proses belajar mengajar, menemukan masalah, merancang tindakan perbaikan, dan menganalisis hasilnya. Modul ini dirancang dengan sederhana dan aplikatif, dengan studi kasus yang relevan di SD Negeri Kaligangsa Kulon 01.
Saya mengangkat tema “Peningkatan Hasil Belajar Seni Musik Materi Apresiasi Lagu Daerah melalui Model Project Based Learning pada Siswa Kelas II SD Negeri Kaligangsa Kulon 01.” Beberapa permasalahan yang dihadapi guru adalah:
Siswa tampak kurang aktif dalam proses pembelajaran, Media yang digunakan untuk belajar belum menarik perhatian,
Proses pembelajaran masih didominasi ceramah, dan minat siswa terhadap lagu daerah tergolong rendah.
Sebagai solusi, diterapkan model Project Based Learning (PjBL) yang menekankan kolaborasi, kreativitas, serta keterlibatan aktif siswa. Melalui proyek pementasan lagu daerah secara kelompok, siswa tidak hanya mempelajari teori musik tetapi juga mengembangkan rasa percaya diri, kebersamaan, dan semangat untuk melestarikan budaya lokal.
Walaupun siklus PTK belum sepenuhnya berlangsung, data awal yang terkumpul memberikan wawasan penting bagi guru untuk melanjutkan tindakan berikutnya. Dari data nilai siswa yang sudah dianalisis, tampak adanya potensi peningkatan apabila pendekatan pembelajaran yang lebih partisipatif diterapkan. Guru bisa memanfaatkan modul ini untuk merancang rencana tindakan, membuat instrumen observasi, serta merefleksikan berdasarkan data hasil belajar siswa.
Melalui kegiatan bakti akademisi UNNES, penyusunan modul pendamping guru ini diharapkan menjadi kontribusi nyata bagi peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar. Modul ini bukan hanya petunjuk teknis, tetapi juga ajakan untuk menumbuhkan budaya ilmiah di sekolah melalui kegiatan penelitian tindakan kelas. Dengan guru yang bersikap reflektif, kolaboratif, dan inovatif, kualitas pembelajaran di sekolah dasar bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI