Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mengajar | Warga Gg. Mangga Garis Lurus | S1 Bahasa dan Sastra Indonesia | Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Melihat Santiago Sebagai Si Eksistensialis dalam The Old Man and Sea

30 Januari 2024   22:54 Diperbarui: 30 Januari 2024   22:56 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi The Old Man and The Sea. Sumber: Unsplash/Anastasiya Chervinska

The Old Man and The Sea adalah sebuah novel karya Ernest Hemingway yang menceritakan tentang perjuangan seorang nelayan tua bernama Santiago untuk menangkap seekor ikan marlin raksasa di tengah laut. Novel ini merupakan salah satu karya terbaik Hemingway yang mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk Hadiah Pulitzer dan Nobel Sastra.

Novel ini juga mengandung ide-ide eksistensialisme, yaitu sebuah aliran filsafat yang menekankan pada kebebasan, tanggung jawab, dan makna hidup manusia. Eksistensialisme adalah sebuah pandangan yang menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang berbeda dari hal-hal lain di dunia.

Kita tidak memiliki esensi atau hakikat yang telah ditentukan sebelumnya, melainkan harus menciptakan esensi atau makna hidup kita sendiri melalui pilihan-pilihan yang kita buat. Kita juga harus bertanggung jawab atas pilihan-pilihan itu dan menghadapi konsekuensi-konsekuensinya. 

Eksistensialisme menolak adanya kebenaran atau nilai yang objektif dan universal, melainkan mengakui adanya kebenaran atau nilai yang subjektif dan relatif.

Eksistensialisme juga mengakui adanya kecemasan, kesepian, dan putus asa yang dialami manusia dalam menghadapi ketiadaan, kematian, dan ketidakpastian.

Dalam novel The Old Man and The Sea, kita dapat melihat bagaimana Santiago merefleksikan eksistensialisme dalam hidupnya. Santiago adalah seorang nelayan tua yang telah lama tidak mendapatkan hasil tangkapan yang baik.

Ia dianggap sebagai orang yang sial dan tidak beruntung oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk oleh Manolin, seorang anak laki-laki yang dulu sering menemaninya.

Namun, Santiago tidak menyerah dan tetap berusaha untuk menangkap ikan. Ia memilih untuk berlayar jauh ke tengah laut, di mana ia akhirnya berhasil mengaitkan seekor ikan marlin raksasa yang sangat kuat dan bandel. 

Santiago harus berjuang selama tiga hari dan tiga malam untuk mengalahkan ikan itu, sambil menghadapi berbagai rintangan, seperti luka-luka, kelelahan, kelaparan, haus, dan bahaya dari hiu-hiu yang mengincar ikan itu. 

Santiago menunjukkan keberanian, ketekunan, dan kebanggaan dalam perjuangannya. Ia juga menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada ikan itu, yang ia anggap sebagai sahabat dan lawan yang sepadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun