Mohon tunggu...
Gesti Okta Davina
Gesti Okta Davina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Sampah Daun sebagai Perwujudan SDG's 7

20 Mei 2024   14:30 Diperbarui: 20 Mei 2024   14:48 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan suhu global, kerusakan ekosistem, serta lonjakan polusi udara adalah masalah serius yang melintasi batas-batas geografis dan mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia. Mereka bukan hanya tantangan, tetapi juga ancaman terhadap kesejahteraan manusia dan ekosistem bumi. Untuk menanggapi kompleksitas masalah ini, diperlukan respons yang cepat, terarah, dan berkelanjutan dari komunitas global. Salah satu solusi inovatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan negatif adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, seperti daun-daunan yang jatuh, melalui sebuah teknik pencetakan yang dikenal sebagai EcoPrint. EcoPrint merupakan metode pencetakan tekstil yang menggunakan daun-daunan serta bahan organik lainnya sebagai pengganti pewarna sintetis untuk menciptakan pola dan warna pada kain. Dalam proses ini, daun-daunan ditempatkan secara langsung pada permukaan kain dan kemudian diproses dengan panas dan tekanan untuk mentransfer pigmen alami yang terkandung di dalamnya ke serat kainTeknik EcoPrint tidak hanya mengurangi jumlah limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, tetapi juga berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Nomor 7, yang menekankan pentingnya akses yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan modern terhadap energi bagi semua orang. Dengan menggunakan bahan-bahan organik dan alami sebagai sumber warna, EcoPrint mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan tekstil konvensional. Dengan demikian, EcoPrint membantu mengurangi polusi lingkungan dan mendorong penggunaan sumber energi terbarukan, sehingga mendukung langkah-langkah menuju energi terjangkau dan bersih sesuai dengan SDG 7.

SDG 7: Energi Terjangkau dan Bersih
SDG 7 menyoroti kebutuhan mendesak akan akses yang terjangkau, andal, dan modern terhadap sumber energi bagi seluruh populasi global, sambil menjaga kesinambungan lingkungan dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem bumi. SDG 7 menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca, yang menjadi pemicu utama perubahan iklim global. Untuk mencapai tujuan ini, perlu dilakukan peningkatan dalam pengembangan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, upaya efisiensi energi juga sangat diperlukan, termasuk dalam sektor transportasi, industri, dan pemukiman. Dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi energi, kita dapat mengurangi jejak karbon dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
EcoPrint: Pengenalan Teknik Ramah Lingkungan
EcoPrint merupakan suatu teknik inovatif dalam pencetakan tekstil yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berkelanjutan. Berbeda dengan metode konvensional yang sering menggunakan bahan kimia berbahaya, EcoPrint mengadopsi pendekatan yang lebih alami dengan menggunakan daun-daunan serta bahan organik lainnya sebagai sumber warna utama. Proses pencetakan ini melibatkan langkah-langkah yang cermat, termasuk pengaturan daun-daunan pada kain yang telah dipersiapkan, kemudian ditekan dan dipanaskan dengan menggunakan tekanan dan suhu yang tepat. Selama proses ini, zat pengikat alami seperti tannin yang terdapat pada kulit pohon atau logam yang terdapat dalam daun akan membantu mentransfer pola dan warna alami dari daun-daunan ke permukaan kain. Dengan demikian, EcoPrint tidak hanya menciptakan hasil akhir yang unik dan menarik secara visual, tetapi juga mempromosikan pendekatan yang lebih ramah lingkungan dalam industri tekstil.
Pemanfaatan Sampah Daun untuk EcoPrint
Sumber daya alam yang sering diabaikan adalah daun-daunan, terutama saat musim gugur tiba. Pada saat itu, pepohonan dan tanaman melepaskan daun-daunan dalam jumlah besar yang kemudian jatuh ke permukaan tanah. Ironisnya, mayoritas masyarakat menganggap daun-daunan ini hanya sebagai limbah biasa dan akhirnya dibuang begitu saja. Tindakan ini pada akhirnya meningkatkan jumlah limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan sampah, memberikan beban ekstra pada infrastruktur pengelolaan limbah.
Melalui penerapan metode EcoPrint, sampah daun memiliki potensi untuk diubah menjadi sumber daya berharga yang dapat dimanfaatkan kembali. Proses dimulai dengan pengumpulan daun-daunan yang sudah jatuh, yang kemudian akan melalui tahap pemrosesan. Pada tahap ini, daun-daunan dipilah, dicuci, dan diolah sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, mereka dijadikan sebagai bahan baku utama untuk mencetak pola dan warna pada kain melalui proses pencetakan alami EcoPrint. Dengan pendekatan ini, limbah organik yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini menjadi sumber daya yang bernilai, memberikan kontribusi pada upaya pengurangan limbah dan peningkatan ketersediaan produk berkelanjutan.
Manfaat EcoPrint dalam Konteks SDG 7
1. Pengurangan Limbah Organik    : Dengan memanfaatkan daun-daunan yang biasanya dianggap sebagai limbah organik untuk proses pencetakan EcoPrint, kita dapat mengurangi jumlah material yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini berarti daun-daunan yang sebelumnya diabaikan dan dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi, sementara secara efektif mengurangi beban limbah organik yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
2. Pengurangan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya    : Pengurangan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya menjadi salah satu aspek kunci dari EcoPrint. EcoPrint menggunakan bahan-bahan alami, seperti ekstrak daun, bunga, atau kulit buah, sebagai sumber utama pigmen warna untuk mencetak pola pada tekstil. Berbeda dengan proses pencetakan tekstil konvensional yang sering kali memerlukan penggunaan bahan kimia sintetis yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, EcoPrint meminimalkan ketergantungan pada bahan kimia berbahaya ini. Teknik ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi risiko kontaminasi lingkungan dan residu kimia yang biasanya terjadi dalam proses pencetakan konvensional. Dengan demikian, EcoPrint tidak hanya memberikan hasil yang indah secara visual, tetapi juga mempromosikan pendekatan yang lebih aman dan berkelanjutan dalam industri tekstil.
3. Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan : EcoPrint tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dalam proses pencetakan, tetapi juga secara langsung mendukung pengembangan sumber energi terbarukan. Dengan mengadopsi metode pencetakan yang ramah lingkungan, perusahaan tekstil dan produsen akan menjadi bagian dari inisiatif global untuk mengurangi jejak karbon. Ini mempercepat adopsi energi terbarukan dengan menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk teknologi dan infrastruktur yang diperlukan, sehingga berkontribusi pada pencapaian SDG 7 dalam menciptakan akses energi yang terjangkau dan bersih bagi semua.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, EcoPrint menawarkan solusi inovatif dan berkelanjutan dalam industri tekstil dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, seperti daun-daunan, untuk menciptakan pola dan warna pada kain. Melalui pendekatan ini, EcoPrint tidak hanya mengurangi limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, tetapi juga mendukung upaya menuju energi terjangkau dan bersih sesuai dengan SDG 7. Dengan pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya dan promosi pengembangan sumber energi terbarukan, EcoPrint memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.


Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun