Mohon tunggu...
Geraldi Taher
Geraldi Taher Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fokus kepada Yesus Menyelesaikan Persoalan

23 November 2017   21:02 Diperbarui: 23 November 2017   21:04 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Judul: Jika Anda Ingin Berjalan diAtas Air, Keluarlah dariPerahu

Penulis: John Ortberg

Penerbit: Literatur Perkantas

Cetakan: Agustus, 2016

Tebal: 234

ISBN: 978--602- 1302-28-6

Alkitab mengisahkan beragam perjalanan inspiratif. Diawali perjalanan Allah pertama kali di Eden, Abraham dan putranya Ishak menuju Moria. Kemudian, perjalanan Musa bersama kaum Israel menyeberangi Laut Merah. Yosua yang merebut kemenangan dengan berjalan mengelilingi tembok Yerikho. Perjalanan dari Praetorium ke Golgota dan juga perjalanan Petrus di atas air. Perjalan terakhir ini tampaknya paling mengesankan. Selain luar biasa, pada momen itu, kehadiran Yesus begitu terasa.

Matius mengisahkan peristiwa menakjubkan tersebut. Saat itu, Yesus yang masih ingin menyendiri menyuruh Petrus dan teman-temannnya menaiki perahu kecil di Danau Galilea. Lalu badai datang. Perahu yang mereka tumpangi tergoncang hebat. Semua berusaha untuk mempertahankan posisi perahu agar tidak tenggelam, tapi tidak bisa.

Di saat kritis, Yesus datang mendekat dengan berjalan kaki di atas air. Mereka mengira-ira sosok tersebut. Hanya Petrus yang melihat dengan jelas bahwa sosok itu Yesus. Dia keluar dari perahu setelah dia berkata, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air (hlm 18)."

Ucapan Petrus adalah ungkapan ketaatan bahwa kemampuan berjalan di atas air bukan kehebatan dari dirinya, tetapi karena kasih Tuhan. Dan memang demikian adanya. Tuhan datang di saat genting. Saat di mana banyak orang putus asa karena berada dalam perahu persoalan yang mengombang-ambingkan hidup. Hanya, banyak yang tidak bersedia "berjalan di atas air" karena terlena dengan perahu yang ditumpangi. Mereka meragukan keajaiban yang akan diberikan Tuhan.

Setiap orang pasti memiliki perahu, yaitu segala yang membangkitkan ketakutan saat hendak ditinggalkan, khususnya jika harus sampai meninggalkannya dalam iman. Ia bisa berupa pekerjaan yang mapan. Bisa berupa hubungan suami-istri, status sosial, rahasia pribadi, karier yang dirancang untuk masa depan. Bisa juga kesuksesan yang banyak mendatangkan keuntungan dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun