Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tayangan Layar Kaca dan Layar Perak Pendobrak di Tahun 2018

31 Desember 2018   05:01 Diperbarui: 31 Desember 2018   05:12 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika anda bukan penggemar besar (big fans) film drama cinta baik remaja atau dewasa, komedi berbumbu slapstick juga horror yang itu-itu saja maka mungkin film Indonesia tidak jadi pilihan utama. Tanpa mengecilkan dan menyepelekan karya anak bangsa, harus diakui jika tema film-film Indonesia masih berkutat pada tema yang itu-itu saja.

Oleh karena itu industri layar perak Amerika masih jua berjaya di jaringan bioskop tanah air. Keragaman genre dan suguhan teknologi menjadi salah satu dan dua alasannya. Film science fiction, thriller masih belum digarap dan tergarap dengan apik oleh sineas dalam negeri. Namun kita boleh berbahagia jika di tahun 2018 ini beberapa film dan bahkan serial karya anak negeri mengangkat genre berbeda. Tulisan ini akan membahas dua film Indonesia di tahun 2018 yang mengangkat tema lain dari biasanya.

  • Brata

Serial tentang dunia kepolisian dan detektif berlumur investigasi a la Quantico, NCIS atau Criminal Minds menjadi roh utama serial dengan 6 episode ini. Ditayangkan di kanal HOOQ milik Indihome, Brata mengangkat keseharian sang polisi muda nan tampan Brata. Ia digambarkan sebagai polisi idaman yang jujur, berani, tegas dan anti suap. Wajahnya pun tampan dengan postur tubuh gagah. Dalam musim pertama Brata mesti menghadapi misteri pembunuhan mutilasi dengan bukti-bukti minim. Kisah misteri kejahatan ini pelan-pelan dibuka tabirnya dari episode ke episode yang membuka kisah lama perselingkuhan antara bisnis dan politik. Brata dibantu oleh kawan-kawannya sesama polisi jujur dan seorang dokter forensik yang jadi love interest. Digarap oleh sutradara asal Boyolali, Kunz Agus Brata dibintangi antara lain oleh Oka Antara, Laura Basuki, Bisma Kharisma, Ivanka Suwandi dan Otig Pakis. Brata berhasil membuat saya optimis bahwa anak bangsa mampu membuat serial bergenre drama kriminal yang cerdas dan mengikat penonton untuk setia.

  • Tengkorak

Rasa-rasanya genre fiksi ilmiah belum pernah saya temukan pada film Indonesia hingga menemukan film Tengkorak. Disutradarai oleh sineas Jogja, Yusron Fuadi yang juga seorang dosen UGM film ini berkisah tentang penemuan sebuah fosil manusia fosil tengkorak setinggi 1.700 meter yang telah berumur 170ribu tahun di pulau Jawa, ketika terjadi gempa pada tahun 2006. Penemuan ini menarik minat seorang gadis muda untuk menguak keberadaan dan peradaban manusia. Namun niatnya tidak begitu saja terwujud sebab ia justru dikejar-kejar pembunuh bayaran dan ditentang pemuka agama. Meski minim biaya dan menghadapi kendala teknologi, film ini berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu mewujudkan imajinasi dan mimpi sebesar dan seliar apapun.

Semangat sineas muda Indonesia ini untuk mendobrak batasan semata-mata demi mewujudkan mimpi dan menawarkan masyarakat semakin banyak pilihan juga diamini oleh calon anggota DPD RI wakil DIY Bambang Soepijanto. Ia juga ingin mendobrak batasan bahwa berkuasa butuh dukungan partai. Bambang Soepijanto percaya bahwa menjadi anggota DPD berarti siap bertarung dalam ranah ide dan berhadapan head to head dengan lawannya. Visi besarnya adalah untuk merawat keistimewaan Jogja melalui pembangunan yang sesuai karakter wilayah. Calon bernomor 24 ini juga mengambil semboyan DPDnya wong cilik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun