Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Trip

Cara Lain Menikmati Pantai Watu Kodok, Berwisata dan Berpihak pada Alam

3 Desember 2018   10:19 Diperbarui: 3 Desember 2018   11:15 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : instagram/@bambangsoepijanto_dpd24


Beberapa saat lalu calon anggota DPD RI dari DIY, Bambang Soepijanto melalui akun instagramnya @bambangsoepijanto_DPD24  terlihat tengah menikmati suasan Pantai Parangtritis, Depok dan Gumuk Pasir di Kabupaten Bantul. Sembari menyapa warga dan menikmati es kelapa muda, Bambang Soepijanto juga mengajak masyarakat domestik dan dunia untuk datang berwisata ke Jogja. 

Lewat akun sosial medianya Bambang Soepijanto, mantan Dirjen Planologi Kehutanan ini menyatakan Kabupaten Gunung Kidul dan Bantul adalah dua wilayah yang punya obyek wisata pantai terbanyak.  Secara khusus, pantai-pantai di Gunung Kidul sedang naik daun menyusul tipis saudara tuanya, pesisir Parangtritis yang selama beberapa dekade memegang ke khasan itu. 

Kabupaten yang dahulu terkenal kering dan kekurangan air ini telah berganti rupa sedikit demi sedikit. Keelokan alamnya mulai tersibak, mulai dari gunung api purba Nglanggeran, Goa Pindul, Air terjun Sri Getuk, juga gugusan pantainya, baik yang sudah ternama seperti Indrayanti atau Pok Tunggal juga pantai-pantai yang belum "terjamah".

Salah satu yang belum ternama diantara pantai-pantai Gunung Kidul adalah Watu Kodok. Pesisir ini terletak di Dusun Kelor, Kemandang Gunung Kidul. Akses menuju Watu Kodok relatif baik, seiring dengan arus modal dan pembangunan yang masuk ke Gunung Kidul. Nama Watu Kodok menurut penduduk sekitar diambil dari batu karang yang menyerupai bentuk kodok. Pasirnya putih lembut dengan jajaran gazebo bagi Anda yang ingin bersantai.

Menikmati pantai juga bisa dilakukan lewat cara yang berbeda. Satu yang menarik adalah komunitas Pusat Pendidikan Lingkungan, Ocean of Life Indonesia (OLI). OLI membangun tempat yang disebut rumah sementara itu ada pula villa bernama Jiwa Laut yang bisa disinggahi untuk merasakan pengalaman baru menikmati alam. 

Sesuai dengan namanya, komunitas ini punya kepedulian besar pada lingkungan, khususnya pantai dan laut serta tidak ketinggalan komunitas lokal disekitar pantai. Prinsip ini kemudian dituangkan OLI lewat barang-barang disekitarnya. OLI dan Jiwa Laut menggunakan bahan-bahan alam untuk fasad bangunan. 

Disekitar bangunan juga ditanami bunga-bungaan serta tanaman obat yang nantinya digunakan untuk konsumsi sehari-hari para tamu. Seluruh makanan yang tersaji sebagian besar memanfaatkan bahan lokal dan organik, yang tumbuh disekitar rumah. Kebutuhan air dipasok OLI dan Jiwa Laut lewat tadah hujan, sehingga mereka mendorong pengunjung untuk berhemat air. 

Di tempat ini juga tak ada pemanas air, AC, atau air mineral botolan. OLI dan Jiwa Laut menawarkan empat kegiatan wisata yang ramah lingkungan: monitoring biologi karang, management sampah, perpustakaan dan kelas Bahasa Inggris. Anda akan diajarkan dan didorong untuk menghargai alam, bukan hanya datang, mengambil manfaat lalu pulang. Kadang malah meninggalkan sampah.

Komunitas dan gerakan yang lebih eco atau ramah lingkungan semacam ini menjadi penyeimbang diantara industri pariwisata yang bising. Bising sampah dan polusi. Niat manusia untuk mencari kesegaran justru kontra dengan keadaan alamnya. Perhatian Bambang Soepijanto terhadap pantai dan pariwisata Jogja bisa menjadi harapan akan berkembangnya pariwisata yang lebih eco friendly, yang tak melulu menonjolkan aspek konsumerisme, tapi juga produktif untuk alam. 

Calon anggota DPD RI nomor urut 24 ini punya latar belakang lama sebagai "rimbawan", sudah seyogyanya ia menaruh keberpihakan pada alam dan lingkungan. Sesuai dengan salah satu misinya, mengembangkan Jogjakarta sebagai destinasi wisata domestik dan internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun