Akan tetapi, belum kembali pulih secara total, kemudian ada lagi goncangan external berupa adanya perang Ukraina dan Rusia yang mendorong adanya keterhambatan supply gandum dan energi.
Ditambah lagi ada ancaman dari negara NATO untuk melakukan embargo terhadap hubungan perdagangan dengan Rusia.
Hal ini menyebabkan negara-negara di dunia khususnya Indonesia mengalami keterhambatan dalam import gandum dan energi.
Akibat hal tersebut pemerintah Indonesia harus menaikkan harga BBM dan pangan yang memiliki bahan dasar gandum. Tentunya ini mempengaruhi ekonomi Indonesia dan diprediksi akan kembali masuk ke Jurang resesi.
Langkah yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia adalah memberikan batuan langung tunai kepada tenaga kerja yang terdampak. Serta Bank Indonesia meningkatkan tingkat suku bunga dalam rangka menarik modal dari luar negeri ke Indonesia, sehingga dampaknya adalah menjaga inflasi dan nilai tukar tetap stabil.
Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan kerjasama dengan beberapa negara agar melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakkan mata uang lokal agar menjaga nilai tukar Rupiah tetap stabil.
Dari beberapa langkah pemerintahan Jokowi dalam menangani beberapa external shock dapat ditunjukkan bahwasanya secara teknis berjalan cukup  baik.
Akan tetapi, komunikasi publik pemerintah Jokowi saat ini kurang baik. Karena berdasarkan konferensi pers yang dilakukan pemerintah seringkali miscommunication antara kementerian yang satu dengan yang lainnya sehingga menyebabkan adanya aksi demo oleh beberapa kalangan masyarakat.