Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Liliyana Natsir dan Peran Orangtua dalam Mendukung Karirnya

27 Januari 2019   14:15 Diperbarui: 29 Januari 2019   12:27 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: olahraga.kompas.com

Beno Natsir dan Olly Maramis bersama deretan piala yang pernah diraih Butet. Foto: Manado Post.
Beno Natsir dan Olly Maramis bersama deretan piala yang pernah diraih Butet. Foto: Manado Post.
Bergabung dengan PB Tangkas dan kemudian tinggal di asrama pusat pelatihan nasional (pelatnas PBSI) yang lokasinya jauh dari rumah keluarga di saat usia masih belasan tahun selalu diingat oleh Butet sebagai masa-masa yang berat. Namun periode itu juga diyakininya sangat penting dalam pembentukan karakternya sebagai seseorang yang mandiri, berkomitmen dan tahan banting. Disitulah Butet bersyukur bahwa orang tuanya memberikan kepercayaan padanya untuk pindah ke Jawa.

Banyak orangtua yang karena terlalu sayang dengan anak-anaknya maka jadi tidak siap bila mereka harus hidup tidak lagi serumah, meskipun tujuannya adalah untuk pengembangan diri dan masa depan anak-anaknya tersebut. Ada banyak kekhawatiran yang melingkupi alam pikiran orangtua saat melepas anaknya keluar dari rumah, terlebih lagi bila anaknya itu adalah perempuan.

Namun hal itu nampaknya tidak berlaku bagi orangtua Butet. Adanya rasa saling percaya dan keyakinan bahwa Butet akan bersungguh-sungguh dalam pilihannya sebagai pemain bulutangkis menguatkan kerelaan mereka.

Bayangkan betapa besar pengorbanan mereka karena komunikasi jarak jauh tidak bisa dilakukan dengan sarana semudah dan seinstan sekarang. Aplikasi chatting dan video call belum ada sehingga telepon adalah alat komunikasi yang paling jamak dipakai.

Pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh orangtua Butet ini bisa dibilang merupakan salah satu kunci sukses dalam karir Butet. Tidak ada yang lebih menentramkan hati bagi seorang anak saat selalu menyadari bahwa jalan hidupnya didukung oleh ayah dan ibunya. Doa yang dipanjatkan oleh kedua orangtuanya juga menjadi tambahan keyakinan bagi Butet.

Hal itulah yang membuat seorang Liliyana Natsir mampu secara konsisten. Ia sudah menyandang gelar juara dunia saat usianya belum genap 20 tahun. Karirnya terus menanjak dan mampu beradaptasi dengan pergantian pasangan bermain dari Nova Widianto ke Tontowi Ahmad.

Pahitnya kegagalan di final Olimpiade Beijing 2008 dan di partai perebutan medali perunggu di Olimpiade London 2012 tidak membuat Butet patah arang. Ia mencoba lagi untuk yang ketiga kalinya dan akhirnya sukses meraih emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, yang pertama dalam sejarah bagi sektor ganda campuran Indonesia.

Liliyana Natsir di acara perpisahannya, 27 Januari 2019. Foto: PB Djarum.
Liliyana Natsir di acara perpisahannya, 27 Januari 2019. Foto: PB Djarum.
Semoga keteladanan kedua orangtua Butet dapat menjadi inspirasi bagi para orangtua yang memiliki anak-anak berbakat di bidang olahraga dan ingin agar mereka bisa berprestasi sehebat Butet.

Terima kasih atas dedikasimu pada bulutangkis Indonesia, Liliyana Natsir!

Terima kasih atas keteladanan kalian, Beno Natsir dan Olly Maramis!

Jayalah terus bulutangkis Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun