Sepenggal cerita yang ingin kutulis sejak dua bulan yang lalu...
Seorang Bapak paruh baya yang kami temui di tepi Pantai Sanur, saat kami mengantri untuk membeli makanan di salah satu resto yang cukup viral dan mengakibatkan antrian yang membuat banyak calon pembeli mlipir pinggir, cari alternatif pengganjal sementara untuk mengisi kampung tengah, atau pun memutuskan  pindah ke tempat makan lainnya.
Saat kami datangi, ia sedang tak melayani seorang pun pembeli,  duduk  tenang di bawah pohon di bangku kayu sederhana bekas peti telur, sambil menatap pantai. Sungguh kontras dibandingkan antrean panjang yang bahkan disertai koper-koper besar yang akan menyeberang ke Nusa Dua.
Dari sekedar iseng pengen icip-icip... beli sebungkus seharga sepuluh ribu berisi lima jenis penganan batagor untuk ramai-ramai, akhirnya beneran jajan sambil ngobrolin si Bapak.
Rupanya sudah lama beliau berdagang batagor di lokasi ini untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Kalau dipikir-pikir...di tengah kehebohan dan keramaian dunia saat ini tentang hidup dan kehidupan, termasuk bagaimana cara hidup di tengah gelombang jaman ini... rasanya kita dapat belajar dari Bapak sederhana yang telah melalui mungkin banyak gelombang dalam musim-musim hidupnya di tepi Pantai Sanur ini..
Lakon, beliau melakukan peran yang harus dijalankan dalam keluarganya, dengan apa yang ada padanya... Sesederhana dengan menjual batagor seporsi sepuluh ribuan secara konsisten, yang  sudah dilakoninya puluhan tahun .
Namun dalam kesederhanaannya... dalam perjalanannya mengarungi gelombang, ia pun telah belajar ilmu pemasaran. Â Lokasi tempat ia meletakkan batagor itu, sangat strategis, terlihat dari segala arah,btwduh di tengah pantai yang panas, dan pas di dekat pintu masuk!
Nah! Saya pun baru menyadarinya saat melihat kembali foto ini.
Dan yang lebih hebat lagi ...sudah diliput oleh beberapa media, termasuk media sosial. Oh ya...saat kami jajan pun, tak lama kemudian datanglah dua orang dengan mengenakan seragam dan name tag, lengkap dengan kamera besarnya, sekilas saya lihat ada tertulis, Kompas.
Wah...hebat ya...