Mohon tunggu...
Dipa Wijaya
Dipa Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - pedagang

Bapak 5 anak, berusaha jadi nasabah prioritas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyesalan Putin

13 Desember 2022   08:04 Diperbarui: 13 Desember 2022   08:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketidak hadiran Vladimir Putin dalam pertemuan tingkat tinggi para Hokage bertajuk KTT G-20 di Bali, seakan menasbihkan keabsahan sebuah pepatah Jawa yang berbunyi "Gupak pulute ora mangan nangkane". Pepatah yang jika di artikan menurut perspektif saya selaku praktisi poligami, kira-kira mengandung kedalaman makna "Vladimir Putin tidak suka makan nangka".

Meskipun Artocarpus heterophyllus muda sangat memenuhi kriteria lidah manusia ketika sudah bermetamorfosis menjadi sepiring gudeg, akan tetapi salah satu member suku Moraceae ini memiliki efek samping yang tidak dapat dipandang sebelah mata jika sudah menapaki fase ke-matang-an diri.

Dilansir dari klikdokter.com, ternyata buah nangka di sinyalir dapat menimbulkan kenaikan asam lambung secara terstruktur, sistematis, dan masif. Lalu apa hubungan antara kenaikan asam lambung yang disebabkan buah nangka dengan pemimpin tertinggi Rusia tersebut?

Benar sekali.. Cara berjalan Pak Put yang senantiasa istiqamah dengan tangan kanan sedikit terangkat ke depan bagian perut, sementara tangan kiri bebas mblarak sempal, telah mengundang kesimpulan dari seorang agen CIA yang tidak mau disebut namanya, bahwa Vladimir Putin adalah seorang penyintas asam lambung akut.

Penelusuran lebih jauh menunjukkan bahwa kondisi mengenaskan tersebut disebabkan pola hidup tidak sehat dari Vladimir Putin di masa lalu. Selepas menamatkan Akademi Kebidanan, Vladimir Putin tidak kunjung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passionnya. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi mental seseorang yang masih labil seperti dia kala itu. Salah pergaulan telah membawa Vladimir Putin muda menjadi seorang yang secara kontinyu meminum vodka yang di oplos dengan marimas rasa blewah.

Bertahun-tahun kemudian, efek buruk dari minuman yang senantiasa setia menemani di setiap kesempatan itu baru terasa. Sakit perut tak tertahan, pandangan kabur, nafas sesak, dan rasa gatal pada organ intim, selalu datang menyergap dikala dia membuka mata di pagi yang cerah.

Semua metode pengobatan sudah dijalani. Baik akupuntur, totok syaraf, sedot lintah, hingga rukyah, semua belum menunjukkan progress yang di inginkan. Hingga seorang dokter dari Tiongkok yang tidak ingin disebut namanya menyarankan solusi transplantasi lambung. Mentri Kemaritiman Rusia segera bertindak cepat mencari donor lambung untuk sang pemimpin tertinggi. Berkali-kali kunjungan ke pabrik Haggis dilakukan, tetapi ukuran yang cocok tak juga ditemukan. Apalah daya rencana manusia, tetap Tuhan yang menentukan. Hingga KTT G-20 di gelar, donor lambung belum juga di peroleh.

Indonesia dengan keaneka ragaman suku terbanyak di dunia tentu saja akan menunjukkan betapa hebat apa yang dimilikinya pada saat para pemimpin negara lain datang bertamu. Tak terkecuali soal kuliner, hidangan tradisional dari berbagai suku di Indonesia akan unjuk kebolehan di lidah para pemimpin tertinggi masing-masing negara.

Berdasarkan informasi A1, es campur adalah menu yang terpilih untuk menjadi hidangan penutup pada setiap jamuan. Dari breakfast, lunch, hingga dinner, keberadaan es campur akan selalu di jumpai di meja para pemimpin dunia. Keterpilihan es campur sebagai hidangan penutup tidak lain karena memang rasanya yang amat sangat sulit dijelaskan. Perpaduan aneka buah (termasuk nangka) dan susu kental manis yang di sempurnakan lelehan sirup Niki Sari merah, menciptakan nuansa rasa manis nan romantis. Setiap sendokan akan membawa sang penikmat kepada kedalaman senyum bahagia yang paripurna.

"Pergi ke sawah dahulu, jalan di aspal kemudian, vodka marimas blewah dahulu, baru menyesal kemudian". Pepatah ini yang kemudian dipegang secara erat oleh Vladimir Putin. Jika saja dulu dia mendengarkan nasihat simboknya, tentu sekarang dia sedang tertawa bahagia mendengar senda gurau dari Joe Biden sembari tangan kirinya memegang semangkok es campur yang menawan.

Apa hendak dikata.. Sekarang dia hanya bisa duduk termenung menunggu Whatsapp dari Sergei Lavrov yang tak kunjung tiba. Sayup-sayup terdengar lantunan suara Bang Haji dari radio transistor bertenaga dua buah batere yang tergantung di dinding kamarnya.

"Dulu aku suka padamu dulu aku memang sukaa.. ya.. ya.. yaa.."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun