Mohon tunggu...
Gembong Mahardika
Gembong Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Indraprasta PGRI

Tertarik pada teknik semikonduktor dan teknologi sensor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bagaimana Fisika Menjelaskan Kematian?

13 Juli 2022   16:40 Diperbarui: 13 Juli 2022   16:46 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Perkataan "Manusia pasti akan mati" sudah tak asing bagi kita semua.  Hal ini diperkuat dengan bukti berbagai kasus kematian dari zaman dahulu hingga sekarang. 

Dalam Ilmu Biologi, kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh dengan ciri-ciri kehilangan kemampuan bernafas, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan kehilangan fungsi otak. Manusia akan mengalami gejala itu suatu saat sehingga dapat dikatakan kematian tak dapat dihindari.

Fisika adalah ilmu sains yang mempelajari bagaimana alam semesta bekerja secara fisis. Ruang lingkup fisika meliputi materi, energi, dimensi ruang dan waktu, gerak, dan lain-lain. 

Oleh karena itu, kematian merupakan fenomena yang dapat dijelaskan secara fisika, khususnya secara hukum kedua termodinamika. Bagaimana hukum tersebut menjelaskan fenomena yang tidak dapat dihindari disebut kematian itu ?

Terdapat berbagai konsep yang menjelaskan hukum kedua termodinamika. Dalam konsep energi, hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa energi mengalir secara spontan(langsung) dari keadaan tinggi menuju keadaan rendah. 

Contohnya benda yang panas secara otomatis mengeluarkan energi panasnya kepada ruangan yang suhunya dingin.  Dalam konsep entropi, hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa entropi mengalir dari rendah menuju besar. Namun, apa itu entropi ?

Singkatnya, entropi adalah tingkat ketidakaturan. Maksud dari ketidakaturan ini adalah jumlah kemungkinan kondisi yang bisa terjadi. Sesuai dengan hukum termodinamika, entropi mengalir dari jumlah kemungkinan kondisi yang rendah menuju jumlah kemungkinan kondisi yang besar. 

Contohnya adalah es batu dalam ruangan. Ruangan otomatis mengeluarkan panas untuk es batu, akibatnya, es batu tersebut meleleh menjadi cair, dimana molekul air dapat bergerak lebih bebas daripada kondisi sebelumnya (bentuk es batu). Seiring berjalan waktu, air pun menjadi uap yang molekul air dalam uap sangat lebih bebas dibanding kondisi sebelumnya (cair).

Dari fenomena melelehnya es batu itu, dapat disimpulkan bahwa entropi alam semesta selalu bertambah. Sehingga, besi akan berkarat, apel akan membusuk, air akan menguap, termasuk manusia akan mati. 

Penuaan adalah proses peningkatan entropi pada tubuh manusia hingga mencapai entropi tertinggi, yaitu kematian. Sehingga tubuh manusia tersebut terurai dan bercampur dengan tanah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun