Mohon tunggu...
Muhammad Geffir Alridha
Muhammad Geffir Alridha Mohon Tunggu... Lainnya - pekerja mandiri

mencatat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Interpretasi Poster Kampanye Pemilu "Gini Patriotisme Jaman Now"

16 Mei 2018   18:31 Diperbarui: 16 Mei 2018   20:12 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interpretasi

Unsur Desain Yang Pertama Kali Tertangkap Mata
Berdasarkan pengamatan pada desain poster, unsur pertama yang tertangkap mata adalah tangan dengan tinta cap yang terlilit pita merah putih.

Deskripsi Poster

Desainer: Kelompok Samudra divisi perancangan
Target Audience: Anak Muda Indonesia
Ukuran kertas: A4 (21,0 x 29,7 cm)
Nuansa warna: Monokrom
Orientasi poster: Portrait
Typeface: Aparajita 74 pt dan Simplified Arabic 23 pt
Objek utama: Tangan dengan kelingking bercap tinta dan pita merah putih
Objek pendukung: Foto ilustrasi pemilu, Lineart Peta NKRI, dan Logo KPU

Makna-Makna Yang Terkandung Pada Poster
Posisi Tangan dengan kelingking bertinta cap biru berada di tengah membuatnya berfungsi sebagai objek utama pada poster. Hadirnya objek berupa tangan dengan gestur seperti itu menandakan orang yang telah melakukan pemilihan saat pemilu. Pita merah putih dipahami sebagai perubahan bentuk dari Bendera Pusaka Indonesia. Hubungan yang terjadi antara gestur tangan yang terlilit pita merah putih sehingga tampak tertarik ke arah atas merepresentasikan semangat anak muda Indonesia dalam menentukan masa depan bangsa. Pemilihan tangan kiri sebagai objek utama pada poster dipahami sebagai representasi karakter anak muda Indonesia yang cenderung ingin tampil beda, ini juga memperkuat pesan agar sampai pada target audience.

Teks yang bertuliskan "Gini Patriotisme Jaman Now" menggunakan typeface Aparajita berukuran 74 point, merupakan headline poster yang mengajak generasi milenial untuk ikut andil dalam pemilihan umum. Kalimat tersebut memberikan kesan formal sekaligus kekinian dengan dibubuhkannya istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia terutama anak mudanya, yaitu "Jaman Now" yang berarti zaman sekarang. Pemilihan kalimat tersebut sesuai dengan target audience poster, yaitu anak muda Indonesia. Headline terlihat formal namun tetap santai, karena pemilihan font jenis serif memberikan kesan formal dengan karakter huruf lowercase yang memberikan kesan santai. Strip di atas headline mempertegas headline juga membuat komposisi poster menjadi seimbang dan membuat teks headline yang santai tetap memberikan kesan tegas dan juga menambah kesan estetis. Penggunaan layout memanjang ke arah bawah mempengaruhi susunan teks headline, kata "Patriotisme" terbagi menjadi 2 bagian yaitu Patri- dan otisme. Layout serupa dapat ditemukan pada sebagian besar poster propaganda, namun biasanya tidak menggunakan tanda hubung strip (-). Hadirnya dua strip pada bagian atas headline dan pada sisi kanan headline, memberikan kesan estetis seperti yang dapat kita temukan pada caption post di Instagram atau pada tulisan editorial. Subheadline berupa teks yang bertuliskan "Bangga karena memilih" menggunakan typeface Simplified Arabic 23 point, memperjelas headline sekaligus maksud spesifik dari poster. Penggunaan white space memungkinkan mata audiens tertuju langsung pada unsur atau objek yang terkandung pada poster (Objek utama, Headline, dan Subheadline).

Hadirnya Lineart peta Indonesia yang menampilkan luas seluruh wilayah indonesia menandakan bahwa pemilu dilakukan secara serentak dan menyeluruh. Lineart peta Indonesia menunjukan harapan agar seluruh Warga Negara Indonesia terutama anak mudanya dapat memilih saat berlangsungnya pemilu. Lineart peta indonesia yang berada di dalam bidang segitiga dari pita merah putih, memberikan makna bahwa suara dari seluruh penduduk indonesia akhirnya dapat menentukan seorang pemimpin, ini diperkuat dengan jari kelingking yang merepresentasikan bentuk angka satu (1) dimaknai sebagai seorang pemimpin yang terpilih pada pemilu. Relasi antara kelingking, bentuk segitiga, dan lineart peta Indonesia memberikan pemahaman kepada audiens bahwa suara dari seluruh rakyat Indonesia akhirnya dapat menentukan seorang pemimpin. Warna dari cap di ujung jari kelingking tampak menyatu dengan bendera Indonesia sekilas mirip dengan bendera Belanda sehingga membuat persepsi audiens meyakini bahwa makna konotatifnya adalah Indonesia belum bisa lepas dari sejarah masa lalu yang terjajah. Maka peran dari tangan yang terangkat ke atas dan pita merah putih yang ikut terangkat dapat dipahami sebagai bentuk perlawanan akan hal itu atau menjadi sebuah perjuangan dalam rangka merubah masa depan bangsa dan negara. Pilihan warna monochrome pada objek berupa tangan dan foto ilustrasi pemilu mendukung mata audiens untuk menemukan objek utama pada poster, yaitu; Kelingking bercap biru dan Pita Merah Putih. Ilustrasi foto pemilu menjelaskan tema dari poster. Logo KPU (Komisi Pemilihan Umum) di posisi kanan bawah poster menjelaskan bahwa karya poster ini mewakili campaign dari KPU yang bertujuan mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama anak muda, untuk ikut memberikan suaranya pada Pemilu. Alur layout poster dapat dibaca mulai dari objek utama, headline, subheadline, objek pendukung, lalu yang terakhir logo KPU.

Alur baca pesan berdasarkan layout poster cukup mudah untuk dibaca audiens. Relasi-relasi objek yang terdapat pada poster sangat mudah dipahami karena didukung pemilihan warna yang membuat objek utama menjadi lebih dominan. Pemilihan font poster berjumlah dua, yaitu pada headline dan subheadline sangat efektif, karena tidak melebihi standar maksimal penggunaa font/typeface pada poster yaitu tiga. Kesimpulannya adalah poster dengan desain yang cukup sederhana ini dapat digunakan sebagai media kampanye KPU yang bertujuan mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan haknya dalam setiap pemilu yang diselenggarakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Barthes, Roland. 1985. Petualangan Semiologi. Diterjemahkan oleh: Stephanus Aswar Herwinarko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Jurnal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun