Segenggam Kesetiaan yang Simple

Bagaimana jika, kita duduk sebentar saja dan sekali waktu ini, ketika kita bersama kita saling bertatap dan menatap satu sama lain dalam sepenggal jarak yang ada. 

Tentang, bagaimana segenggam kesetiaan kutanyakan kepadamu, kekasihku yang semakin hari semakin saja selalu menyinari dan menghangatkanku dengan kesederhanaanmu.  

Tentang bagaimana mimpi-mimpi itu akan terwujud, atauuukaaah, sudah? Aku ingin tahu juga pada akhirnya. 

Dulu kukira saja, kau menggeggam dan berpaling pada yang lain, tapiiii, setelah sepersekian sekali waktu, berwaktu-waktu malah kini aku dan kau menyadari itu, dan tentang, bagaimana pada akhirnya  kita sedang bertatap muka dan menatap pada sepasang kelopak yang begitu bertanya-tanya pada  satu  hal yang sudah tentu kita sapa sebelumnya, mengenai bagaimana jika kita berandai-andai tanpa membuai pada yang hanya buaian semata. 

Sejenak, sekarsa saja. Mari kita membahas tentang bagaimana sepenggal kesetiaan itu sudah begitu teruji hingga mungkin ke bermil-mil jauhnya nun jauh disana. 

Dan satu hal yang pasti, sepenggal kesetiaan yang begitu sederhana dan begitu santun terkatakan dan tersampaikan padamu, kekasihnya, pujaan dan dambaanku yang tak lekang oleh waktu yang sedang menderu begitu berliku dan bersaing dengan deru keadaan yang akan dan sedang atau sudah berlangsung dan dihadapkan kepada kita dan anehnya, uniknya, kita begitu tahu akan hal itu. 

Tentang bagaimana kita tetap mempercayai dan memperjuangkan serta mempertahankan akan perihal itu. 

Perihal itu kekasihku

Tentang, 

Segenggam kesetiaan yang begitu simple-sederhana. 

Seperti dulu itu, 

#Noteskecil