Mohon tunggu...
Lusi Natalia
Lusi Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Selalu penasaran dan suka menulis! Fokus pada kesehatan, lingkungan, dan gaya hidup, dengan tujuan menginspirasi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Malioboro Berasap: Nikmatnya Gaya, Bahayanya Nyata

1 Oktober 2025   23:00 Diperbarui: 1 Oktober 2025   23:00 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1 Papan Peraturan di Malioboro & Foto 2 Perilaku Merokok dan Ngobrol Santai di Malioboro (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

 

Malioboro, jalan legendaris di Jogja, selalu ramai dengan wisatawan, pedagang, seniman, dan masyarakat lokal yang berbaur dalam suasana khas kota budaya. Namun, di balik gemerlap lampu, musik jalanan, dan aroma kuliner, ada satu hal yang sering mencuri perhatian: perilaku merokok di ruang publik.

Bagi sebagian orang, merokok di Malioboro adalah bagian dari gaya hidup. Duduk santai di bangku trotoar sambil menghisap rokok dianggap menambah nikmatnya suasana. Malioboro sering dijadikan ruang ekspresi bebas, tempat orang bersantai, berfoto, atau menikmati kuliner bersama teman dan keluarga.

Namun, kita perlu menimbang sisi lain dari kebiasaan ini. Merokok di ruang publik, terutama di kawasan wisata seperti Malioboro, bukan hanya urusan pribadi. Asap rokok yang terhirup oleh orang lain, dikenal sebagai secondhand smoke, dapat membahayakan kesehatan siapa saja mulai dari anak-anak, lansia, hingga wisatawan yang hanya sekadar lewat.

Dampak Kesehatan yang Nyata, Menurut data Kementerian Kesehatan, paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker paru, dan gangguan pernapasan. Seorang perokok memiliki risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular lainnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Bahkan, paparan asap rokok jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru sebanyak 20–30% pada non-perokok (Alodokter).

Dampak Lingkungan yang Mengkhawatirkan, Perilaku merokok di Malioboro juga menimbulkan persoalan lingkungan. Puntung rokok yang dibuang sembarangan sering kali menumpuk di sepanjang jalan, mengotori area yang seharusnya menjadi ikon wisata bersih dan ramah bagi semua. Padahal, satu puntung rokok membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai dan dapat mencemari tanah serta air (Betahita).

Menurut data dari Tempo, konsumsi tembakau di Indonesia mencapai 322 miliar batang pada 2020 dan berpotensi menghasilkan sekitar 107.333 ton sampah puntung rokok setiap tahunnya (ProHealth).

Kebijakan yang Perlu Diperkuat, Pemerintah Kota Yogyakarta sebenarnya telah menetapkan kawasan tanpa rokok (KTR), termasuk di area publik seperti Malioboro. Namun, penerapan aturan ini seringkali belum maksimal. Di satu sisi, kesadaran masyarakat masih rendah, dan di sisi lain, pengawasan serta penegakan aturan belum sepenuhnya tegas.

Lantas apa yang bisa dilakukan terkait solusi untuk masa depan yang lebih sehat? Edukasi publik menjadi kunci penting. Kampanye kreatif, misalnya melalui mural, seni jalanan, atau pertunjukan musik dengan pesan kesehatan, bisa lebih mudah menyentuh hati masyarakat. Selain itu, perlu ada ruang khusus merokok yang jelas dan terpisah, sehingga hak perokok tetap dihargai tanpa mengorbankan kesehatan orang lain.

Malioboro adalah wajah Jogja di mata dunia, sudah seharusnya ia mencerminkan kota yang peduli pada kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan semua pengunjung. Merokok memang pilihan pribadi, tapi dampaknya menyangkut banyak orang. Saatnya kita bersama-sama menjaga Malioboro agar tetap indah tanpa harus terhalang asap rokok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun