Kalau ada yang nanya masa kuliah paling menantang itu kapan, jawabannya: semester 1 sampai 3. Bukan cuma soal tugas, kuis, dan kelas pagi, tapi karena saat itu aku ngejalanin dua peran sekaligus kuliah dan mondok.
Iya, mondok. Pagi sampai sore kuliah, malam balik ke pondok. Bisa dibilang, hidupku dibagi dua, dan dua-duanya minta perhatian penuh. Kadang habis kuliah langsung lari-lari ke pondok, kadang juga harus izin dari pondok buat ngerjain tugas kelompok. Pernah juga, habis ngaji malam, ngerjain tugas sambil nahan ngantuk berat. Hasilnya? Tugas jadi, tapi besoknya lupa kalau pernah ngerjain.
"Eh, tugasnya udah dikumpulin belum?"
"Tugas apa ya?"
"Yang kamu begadang buat ngerjain semalam."
"Oh, itu... eh iya ya..."
Tapi ternyata, tantangan nggak cuma datang dari kegiatan. Tempat tinggal juga jadi PR besar. Karena belum punya kos tetap, aku hidup kayak anak nomaden. Kadang nginep di kosan temen, kadang kalau ada duit lebih, cari kos harian yang murah. Sisanya? Tidur di mana aja yang bisa asal aman, ada colokan, dan ada atap.
"Numpang tidur ya, bro."
"Kasurnya sempit."
"Nggak apa-apa, asal bisa merem."
Hidup nomaden ngajarin aku banyak hal. Yang biasanya orang anggap sepele kayak punya tempat tidur sendiri atau sabun di kamar mandi itu jadi barang mewah buatku. Pernah satu kali, aku keliling nyari kos harian sambil bawa tas, laptop, dan baju nyampur sama kresek isi cemilan. Orang-orang pasti ngira aku lagi kabur dari rumah.
Yang lucu, walau sering pindah-pindah tempat, aku tetap bawa barang-barang penting kayak setrika kecil, sendok, dan kabel panjang. Jadi di mana pun tidur, tetap bisa hidup layak (setidaknya versi hematnya).
Tapi ya, walau hidupnya berantakan, ada satu hal yang bikin semua itu terasa bisa dijalani: teman-teman. Teman yang ngasih tumpangan tidur, teman yang ngajak makan bareng waktu aku kehabisan uang, sampai teman yang bilang, "Nggak usah malu numpang, santai aja, sini juga kos pinjaman orang tua."
Dan akhirnya, masuk semester 4, aku bisa bilang: alhamdulillah, sekarang udah punya kos sendiri. Walau kecil, setidaknya bisa pulang ke tempat yang sama setiap hari. Nggak perlu lagi mikir tidur di mana malam ini, atau colokan di mana besok pagi.
Hidup nomaden ini bukan cuma tentang berpindah-pindah tempat, tapi juga tentang bertahan, beradaptasi, dan kadang menertawakan diri sendiri biar nggak stres. Ada capeknya, ada bingungnya, tapi juga ada banyak pelajaran yang nggak mungkin aku dapetin dari bangku kuliah.