Jordan Henderson membuat 10,5 operan sukses ke sepertiga akhir lapangan dalam 90 menit di Premier League 2019-2020. Catatan tersebut hanya kalah dari Trent Alexander-Arnold yang memiliki rata-rata lebih banyak.
Liverpool kebobolan 0,8 gol per pertandingan di semua kompetisi saat Henderson bermain musim ini. Itu meningkat menjadi 1,76 gol per laga saat Henderson tidak bermain.
Sebagai seorang gelandang ia telah melakukan 55 tekel di Premier League musim ini. Catatan tersebut menjadi yang terbanyak di antara pemain Liverpool lainnya.
Di Premier League, Jordan Henderson berada di urutan ketiga untuk penguasaan bola di daerah menyerang musim ini. Ia melakukannya 1,1 kali per 90 menit.
Lalu apa yang menjadikan Jordan Henderson yang biasa dikenal sebagai "pemain biasa saja" namun memiliki eksistensi di hati Klopp?
Gaya Bermain di Era kepelatihan Jurgen Klopp
Terhitung sejak didatangkan dari Sunderland 2011 silam, nilai lebih Henderson adalah kemampuannya dalam mengolah dan mengoper bola.
Ia memiliki akurasi serta ketepatan operan yang baik dan mempunyai atribut menyerang. Berbeda dengan kompatriotnya terdahulu yakni Lucas Leiva yang amat defensif, atau Joe Allen yang mahir mengatur tempo.
Posisi Bermain
Dilihat secara jeli dari posisinya, ia ternyata bukan gelandang murni, tapi lebih menjorok ke sisi sayap. Saat Juergen Klopp datang menukangi The Reds, ia mulai mendapatkan peran yang lebih vital.
Malah, dalam formasi 4-3-3, bisa dibilang Henderson memiliki peran yang paling penting. Berada di titik sentral menjadi pengatur ritme timnya.
Tak ada yang lebih baik dari Henderson soal distribusi bola. Menurut catatan WhoScored, Henderson menjadi pemain yang paling intens melepaskan umpan dengan rata-rata 72,5 umpan sukses per laga ---kendati, tetap dalam konteksnya manusia itu tidak ada yang sempurna dan selalu kurang di mata sesama manusia juga, tetap ada yang mengkritik bahwa mayoritas operan Henderson adalah ke samping, bukan langsung ke jantung pertahanan lawan.
Kemampuan Bertahan