Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Dia Cara Anti-Mainstream Jaga Stabilitas Sistem Keuangan

31 Mei 2020   01:35 Diperbarui: 31 Mei 2020   02:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com)

Tangkapan layar pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat selama 3 bulan terakhir (Sumber: valutafx.com)
Tangkapan layar pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat selama 3 bulan terakhir (Sumber: valutafx.com)

Menariknya lagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih stabil. Pada 2 Maret 2020, 1 dolar AS dibandrol Rp 14.280. Rupiah yang sempat melemah hingga menyentuh Rp 16.337 per dolar AS pada 23 Maret 2020, kembali menguat dengan nilai tukar Rp 14.542 per dolar AS pada 

Dengan begitu, bisa disimpulkan bila sejak virus corona menjangkit pada awal Maret 2020 hingga akhir Mei 2020 SSK relatif tidak mengalami gangguan apalagi sampai terguncang hebat. 

Sekalipun demikian, selama kehidupan belum sepenuhnya normal akibat pandemi Covid-19 yang masih menjangkit, selama itu pula stabilitas sistem keuangan masih beresiko terganggu. 

Karenanya, bangsa Indonesia tidak boleh ojo dumeh alias mentang-mentang. Bangsa ini harus tetap eling lan waspodo. Harus tetap membuka mata dan mewaspadai segala ancaman yang dapat merontokkan SSK. 


Dan, untuk membentengi SSK, negara tidak mungkin sanggup bekerja sendiri tanpa partisipasi dari masyarakat luas.

Lantas,  apa langkah cerdas yang bisa dilakukan masyarakat dalam partisipasinya menjaga stabilitas sistem keuangan?

Ada banyak cara cerdas yang bisa dilakukan masyarakat untuk turut serta menjaga SSK. Ada yang mainstream, seperti tidak menarik simpanan di bank secara besar-besaran atau rush dan tidak melakukan spekulasi. Ada juga upaya yang anti-mainstream.

Sebagaimana yang diinformasikan Apindo, 95 persen produk yang dijual di toko online merupakan barang impor. 

"Barang lokal hanya 5 persen. Kebanyakan asing terutama Tiongkok," keluh Wakil Ketua Apindo, Shinta W Kamdan di kantor APINDO, Jakarta, pada 5 Desember 2017 sebagaimana dikutip media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun