Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baru Ditangkap, Rahmat Baequni Sudah Nge-hoaks Lagi

26 Juni 2019   12:12 Diperbarui: 26 Juni 2019   12:37 3687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Seumur-umur kita melaksanakan pemilu, pesta demokrasi, ada tidak petugas KPPS yang meninggal? Tidak ada ya? Tidak ada. Tapi kemarin, ada berapa petugas KPPS yang meninggal? 229 orang? Itu dari kalangan sipil, dari kepolisian berapa yang meninggal? Jadi total berapa? 390 orang meninggal. Sesuatu yang belum pernah terjadi dan ini tidak masuk di akal," sambungnya.

Angka-angka yang disebutkan Rahmat tersebut berbeda dari data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut KPU, sampai 4 Mei 2019 dilaporkan sejumlah 440 petugas KPPS meninggal dunia. Sementara pada Pemilu 2014, KPU mendata 144 petugas KPPS meninggal dunia.

Bisa jadi, mungkin, ketika menyampaikan ceramahnya, Rahmat Baequni belum sempat meng-update informasinya. Tetapi, bisa juga rekaman video ceramahnya diambil sebelum 4 Mei 2019.

Tetapi, apapun itu, ada satu fakta yang sengaja dihilangkan oleh Rahmat. Fakta tersebut adalah pelaksanaan pemilu serentak yang baru pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019.

Sebab, sangat kecil kemungkinan bila Rahmat yang berceramah tentang pemilu sampai tidak meengetahuinya. Apalagi jika melongok akun instagramnya, terbaca jika ia juga menyoroti pelaksanaan Pemilu 2019, khususnya Pilpres 2019.

Dengan fakta pelaksanaan pemilu serentak yang baru digelar pada 2019, teori konspirasi kecurangan Pemilu 2019 ala Rahmat Baequni sudah rontok dengan sendirinya.

Begitu juga dengan kelanjutan dari materi ceramah Rahmat yang konon disampaikan di sebuah masjid di kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung.

"Bapak ibu sekalian, ada yang sudah mendapat informasi mengenai ini? Tapi ini nanti di-skip ya. Bapak ibu sekalian yang dirahmati Allah, ketika semua yang meninggal ini dites di lab, bukan diautopsi, dicek di lab forensiknya, ternyata apa yang terjadi? Semua yang meninggal ini, mengandung dalam cairan tubuhnya, mengandung zat yang sama, zat racun yang sama. Yang disebar dalam setiap rokok, disebar ke TPS."

Faktanya, tidak ada satu pun dari ratusan jenazah petugas KPPS dan anggota kepolisian yang menjalani tes laboratorium. Artinya, Rahmat Baequni menjadikan hoax sebagai "batu bata" teori konspirasi yang dibangunnya.

Dan, sekali lagi, hanya ada satu fakta yang ditutupi plus pasokan hoax teori konspirasi Pemilu 2019 ala Rahmat Baequni dapat dengan mudah dirontokkan.

"Cigarete Murder" Ala Rahmat Barquni
Memasukkan racun ke dalam sebatang rokok memang pekerjaan mudah. Setiap orang bisa melakuikannya. Tetapi, membunuh dengan menggunakan rokok beracun yang menyasar satu target tertentu pastinya bukan pekerjaan mudah. Bahkan, unit pembunuh terlatih Mossad yang dikenal dengan nama Kidon pun belum tentu tahu cara melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun