Mohon tunggu...
Nurul Anwar
Nurul Anwar Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism | Conten Writer | Fasilitator | Pekerja Sosial |

Menulis seputar Lifestyle | Ulasan | Refleksi | Opini dst.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku "Corat-Coret Di Toilet" Eka Kurniawan

23 November 2022   09:27 Diperbarui: 23 November 2022   09:32 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyesal rasanya, setelah lama menjauh dari karangan-karangan Eka Kurniawan. Buku Corat-Coret di Dinding adalah karya ketiga Eka Kurniawan yang sudah saya tuntaskan. Dua buku sebelumnya, yakni Seperti Dendan Rindu Harus di Bayar Tuntas dan Lelaki Harimau sudah tamat jauh-jauh hari. Entah kapan tepatnya, aku lupa. Sebagaimana biasa, dua buku yang disebut belakangan hasil dari perburuan dari satu rak ke rak buku yang lain. Alias hasil pinjaman.

Beruntung, Corat-Coret di Toilet resmi jadi kepemilikan saya dan semoga saja, Cantik Itu Luka segera merapat di rak buku. Soalnya, ajakan membaca Cantik Itu Luka mendenging keras. Sabar, barangkali bulan depan atau- entah itu kapan. Corat-Coret di Toilet adalah kumpulan cerpen Eka Kurniawan rentang tahun 1999-2000. Setidaknya ada 12 cerita pendek di buku ini.

Bagaimana serunya? baca ulasan sampai selesai ya.

Dari 12 cerita pendek di buku ini, berikut inilah cerita pendek pilihan yang sukses membuat saya terjungkal.

Peter Pan: Si Pencuri Buku

Peter Pan adalah cerita pertama di buku ini. Seorang mahasiswa sekaligus pencuri buku. Buku ia curi dari perpustakaan-perpustakaan kota. Ini sengaja ia lakukan agar ia ditangkap sehingga ia tahu bahwa pemerintah memang mencintai buku dan benci para pencuri buku. Katanya pada suatu hari "Lebih baik kita perang karena alasan yang logis. Yakni karena pemerintah tak menangkapku, si pencuri buku perpustakaan".

Ribuan buku Peter telah curi, namun belum juga ia ditangkap. Ia berinisiatif Gerilya! Mirip gerakan pemberontakan Che Guevera. Semua bukunya ia jual untuk modal perang gerilya. Peter menjadi orator ulung, mengajak pemberontakan. Buruh, pedagang, pegawai kantor, turun aksi berdemonstrasi. Namun sayang, aksinya berakhir malang. Aksi demonya tidak membuahkan hasil. Malah, nasib tragis menimpa Peter. Ia di curi, dihilangkan dari bumi. Entah ke mana dan di mana batang tubuhnya. Tragis.

Corat Coret di Toilet

"Reformasi gagal total, Kawan! Mari tuntaskan revolusi demokratik". Begitu bunyi coretan di dinding toilet yang belum lama di cat. Jangan memprovokasi! Revolusi tak menyelesaikan masalah. Bangsa kita mencintai kedamaian. Mari lakukan perbuahan secara bertahap". Timpal coretan lainnya.

Keesokannya, dari tangan yang berbeda disahuti pula coretan sebelumnya, katanya "Kau pasti antek tentara! Antek orde baru! Feodal, borjuis, reaksioner goblok! Omong kosong reformasi, persiapkan revolusi!". Begitulah seterusnya, coretan dibalas coretan. Hasilnya, dinding toilet penuh dengan corat-coret nakal, mesum, cerdas maupun goblok, sebagaimana toilet-toilet umum di mana pun: terminal, stasiun, sekolah-sekolah bahkan di gedung departemen. Puncak coretannya "Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet".

Demikian itu, dua ulasan tipis menyoal cerpen Eka Kurniawan, sebetulnya ada dua cerpen lagi. Namun saya enggan meneruskan. Judulnya, Teman Kencan dan Dongeng Sebelum Bercinta. Biarlah, biar Anda sekalian terangsang sama buku ini. Plot Twist parah Eka Kurniawan ini.

Sekilas Tentang Buku Ini

Buku ini penuh dengan, kalau boleh saya sebut "Komedi Kegelapan" kumcer garapan Eka rentang tahun orba hingga reformasi ini sarat satire. Layaknya kisah Peter di atas, seorang mahasiswa yang muak dengan pemimpin negara, ia gerakan masa. Hendak gulingkan pemerintah. Naas, Peter harus dibungkam bahkan diculik entah ke mana. Belum lagi, soal-soal corat coret di toilet, satire Eka atas realitas pada waktu itu tepat menghunus ke ujung borok para pejabat-pemerintah. Jangan aneh, bila sebagian orang menyebut buku ini adalah buku 'makar'.

Oke mungkin itu, ulasan sepintas dari saya. Semoga saja, menutup tahun ini Cantik Itu Luka segera saya jamah. Tentunya, sesudah cerpen Cerita Dari Jakarta Pram saya habiskan. Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun