Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sejarah Industri Perfilman Dunia Berawal dari Kota Paris

11 Januari 2019   10:53 Diperbarui: 12 Januari 2019   14:38 4546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: premiumbeat.com

Bicara film, siapa yang tidak suka menonton film? Semua lapisan masyarakat pasti senang menonton film. Perbedaannya hanya pada genre filmnya. Ada yang suka film ber-genre aksi laga, ada yang suka drama, komedi atau horor.

Tayangan visual dengan narasi dilengkapi dialog dan musik latar ini ternyata punya sejarahnya sendiri. Dari film bisu hitam putih di awal abad 19 hingga film masa kini yang dipenuhi efek visual dan suara yang bahkan mampu membawa khayalan manusia ke layar perak.

Tidak banyak yang menyadari bahwa tanggal 28 Desember lalu sebenarnya diperingati sebagai tonggak sejarah film dunia. Pada tanggal 28 Desember 1895 adalah untuk pertama kalinya film bergerak diproduksi dan ditonton oleh khalayak di Paris, Perancis.

Pada tanggal itu, Charlie-Antoine Lumire menayangkan sepuluh film pendek karya kedua putranya, Louis Lumire dan Auguste Lumire, di Salon du Grand Caf, 14, di area boulevard Capucines dan menuai sukses.

Film bergerak yang ditayangkan salah satunya berjudul "Sortie de l'usine Lumire de Lyon" (Pegawai pulang dari pabrik Lumire di Lyon), dibuat di tahun 1895. Film itu sebenarnya sangat singkat, berdurasi hanya 46 detik, namun mampu membuka mata dunia.

Sebenarnya ada film lain yang diproduksi lebih awal di tahun 1888 yaitu film berjudul "Roundhay Garden Scene" (Adegan Taman Roundhay) karya Louis Le Prince berdurasi dua detik. Mungkin karena film Lumire berdurasi lebih panjang dan dipandang lebih memiliki cerita, film Lumire bersaudara yang diakui sebagai tonggak awal sejarah perfilman dunia.

Lumire bersaudara terdiri dari Auguste Marie Louis Nicolas Lumire lahir pada 19 Oktober 1862 dan Louis Jean Lumire lahir pada 5 Oktober 1864 di Besanon, France. Kedua orang tua mereka, Charles-Antoine Lumire dan Jeanne Josphine Costille Lumire, membuka usaha studio foto sebelum mereka pindah ke kota Lyon.

Di kota ini, Louis dan Auguste mengenyam pendidikan teknik di sekolah teknik terbesar di Lyon. Ayahnya kemudian membuka pabrik pelat fotografi. Beberapa waktu berjalan hingga perusahaan ayahnya hampir bangkrut. Auguste dan sudaranya lalu membantu usaha ayahnya dengan memproduksi pelat secara otomatis serta memproduksi pelat foto baru yang disebut dengan etiquettes bleue.

Tahun 1892 mereka berniat untuk membuat gambar bergerak. Mereka membuat kamera dan proyektor sekaligus mematenkan proses pembuatan film. Hingga akhirnya pada 28 Desember 1895, mereka mengadakan pertunjukan di Salon du Grand Caf, Paris.

Ada sepuluh film yang mereka putar kepada publik. Para penonton dikenai tiket masuk. Pertunjukan itu sukses luar biasa. Film "Sortie de l'usine Lumire de Lyon" adalah film pertama yang diputar. Film itu dibuat dengan format 35mm dengan aspect ratio 1.33:1 dengan kecepatan film 16 frame per detik. Dengan durasi film 46 detik, film terdiri dari 800 frame dengan panjang film 17 meter. Berikut tayangan film tersebut.

Sejak kesuksesan film tersebut, mereka mengadakan tur keliling ke berbagai tempat untuk memutar film-film mereka mulai dari kota Brussel, Bombay, London, hingga ke benua Amerika di Montreal, New York dan Buenos Aires.

Langkah mereka menginspirasi sejumlah orang untuk melakukan hal yang sama.  Akhirnya kedua bersaudara itu mantap memulai bisnis film di tahun 1905 setelah menyadari prospek film di masa depan. Padahal mereka sempat mengatakan bahwa film tidak memiliki masa depan yang cerah.

Industri film pun kian berkembang dengan pesatnya. Ribuan karya film diproduksi setiap tahunnya oleh berbagai studio film di seluruh dunia. Studio film berlomba-lomba membuat film terbaik dan box office. Mereka memproduksi film dengan berbagai genre. Karya film pun kini diapreasiasi lewat ratusan festival film dan anugerah film tahunan yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Oh ya, mengenai genre film, menurut situs filmsite.org genre utama film adalah action (aksi atau laga), adventure (petualangan), comedy (komedi), crime and gangster (kriminal dan gangster), drama, epics / historical (epic / sejarah), horror, musical / dance (musik / tarian), science fiction atau sci-fi (fiksi ilmiah), war (perang) dan westerns (koboi).

Dari genre utama film itu ada sub-genre dimana masing-masing genre utama memiliki banyak sekali sub-genre. Misalnya untuk genre aksi atau laga terdapat sub-genre antara lain: action/adventure drama, spy, suspense-thriller, dan lain-lain. Atau sub-genre film komedi antara lain: parody, black comedies, slapstick, dan lain-lain.  

Menariknya, di Indonesia sendiri menurut pengamatan saya sebutan genre film nampaknya kurang begitu populer. Masyarakat menyebut genre film dengan, misalnya: film Indonesia, film barat, film India, dan belakangan yang sedang populer adalah film Korea, tidak memandang genre utama film. Negeri asal film justru menjadi genre film dimana seharusnya disebut sebagai sub-genre.

Entah disadari atau tidak, masyarakat kita memiliki pemahaman tersendiri dalam memandang karya film. Film dari negeri Tirai Bambu, khususnya film berlatar waktu zaman dinasti, cenderung disebut film silat Mandarin atau film kungfu walaupun tidak semua film tersebut menyajikan adegan aksi kungfu. Atau mungkin ada sedikit adegan pertarungan tetapi itu hanya sebagai bumbu pelengkap film.

Ada sebagian masyarakat yang menyebut film silat Mandarin merujuk pada beladiri asli Indonesia, pencak silat. Rupanya, kebiasaan orang Indonesia yang menggeneralisasi sesuatu merambah hingga di ranah perfilman tanah air. Semua bela diri dipahami sebagai pencak silat. Hehe.

Contoh lainnya, sebutan film India sudah pasti adalah film produksi Bollywood dengan bintang-bintang terkenal India lengkap dengan paket tarian-tariannya. Mau genre apa saja tetap saja ada tarian di film India. Jadi bisa dibilang, sebenarnya hampir semua film India adalah film musik.

Tetapi, sejauh ini saya belum pernah menonton film horor India. Apakah film genre ini juga memasukkan unsur tarian? Nah, artikel di Brilio.net ini sepertinya menjawab pertanyaan saya. Khusus film horor India, ternyata tidak terdapat adegan tarian.

Belakangan film Korea juga demikian. Masyarakat biasa menggeneralisasi semua genre film produksi Negeri para Oppa itu disebut dengan "Film Korea" tanpa memandang genre. Padahal film Korea juga terdapat genre drama, horor, komedi dan lain-lain.

Lumire bersaudara, sosok paling awal di industri film itu sudah lama tiada. Louis wafat pada 6 Juni 1948 sementara sang kakak Auguste pada 10 April 1954 dan. Rumah mereka di Lyon kini menjadi museum yang disebut dengan Institut Lumire. Walau mereka tiada, mereka mewariskan sesuatu yang bernilai bagi manusia, yaitu film.

Film, apapun genre-nya, tidak  sekadar sebagai puncak karya seni yang menggabungkan berbagai cabang seni. Berkat Lumire bersaudara, film menjadi industri yang melibatkan banyak manusia dan menjadi salah satu alat representasi budaya. Karya film juga merupakan salah satu sarana dokumentasi, menjadi memori bagi kehidupan generasi manusia berikutnya di masa depan.

Referensi:

Auguste and Louis Lumire
Main Film Genres
History of Film
Prsentation du Cinmatographe Lumire

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun