Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Naik Kereta Api Kini Makin Nyaman, Stasiunnya Perlu Pembenahan

14 September 2018   15:55 Diperbarui: 14 September 2018   16:56 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: orangesmile.com

Kejadian penumpang yang melewatkan stasiun tujuannya ini pernah saya temui. Kasihan sekali penumpang itu harus kembali dengan kereta lain yang artinya harus membeli tiket lagi menuju stasiun yang ia tuju.

Bila kereta api mengalami keterlambatan di stasiun tujuan, petugas kereta api memberitahukannya melalui pelantang suara disertai permohonan maaf. Hal ini tidak pernah terjadi di masa lalu. Menurut saya, aspek komunikasi telah dijalankan dengan baik oleh PT KAI.

Satu hal yang menarik adalah kini di setiap gerbong juga dipasang papan nama kondektur beserta foto dan nomor ponselnya. Jika terjadi sesuatu hal, penumpang dapat menyampaikannya secara langsung. Penumpang perlu mencatatnya jika sewaktu-waktu perlu menginformasikan sesuatu hal kepada kondektur.

Mengenai makanan dan minuman, karena pedagang asongan sudah tidak diperbolehkan berjualan di atas kereta api, maka pihak PT KAI lewat Reska atau PT Reska Multi Usaha, anak usahanya, menjadi satu-satunya pihak yang menjalankan bisnis makanan dan minuman di atas kereta api. Reska menjual makanan berat, makanan ringan hingga minuman hangat dan dingin.

Saya pernah punya pengalaman tidak mengenakkan di masa lalu membeli nasi bungkus dari pedagang asongan dimana setelah bungkusan dibuka ternyata nasinya basi. Saya juga pernah membeli makanan kemasan yang ternyata sudah berjamur merata di semua butirnya hingga berlendir, membuat saya merasa sangat marah tapi tak dapat berbuat apa-apa.

Syukurlah kini sudah berubah. Reska pasti telah menjamin setiap makanan dan minuman yang dijual di dalam kereta api masih valid dan aman dikonsumsi.

Mengenai penyajian makanan, kalau dulu makanan berat disajikan menggunakan piring porselen dengan sendok dan garpu stainless steel, kini disajikan seperti bento dengan kemasan berbahan plastik dengan sendok dan garpu dari bahan plastik pula.

Penyajian minuman hangat juga tidak menggunakan gelas kaca lagi tetapi menggunakan paper cup tahan panas. Walaupun saya pribadi lebih menyukai cara penyajian yang lama, menurut saya cara penyajian yang sekarang ini masih cukup pantas. Dari sisi harga juga menurut saya masih cukup terjangkau. 

Saya kira saya perlu membagikan pandangan saya mengenai karakter penumpang kereta api dimana terasa ada perbedaan antara penumpang zaman old dan zaman now. Kalau dulu para penumpang saling bertegur sapa bahkan bisa ngobrol berbagai hal sepanjang perjalanan. Saya dulu pernah naik becak yang sama dengan penumpang lain kala singgah ke Jogjakarta ke tujuan kami masing-masing, ada juga yang sampai memberikan alamat atau nomor ponsel.

Kini masing-masing penumpang nampak sibuk dengan gadget masing-masing. Kalau sudah lelah dengan gadget atau bacaan, pilihannya melihat pemandangan di luar kereta api atau tidur. Hanya beberapa penumpang saja yang masih ngobrol satu dengan lainnya. Sempat saya tengok mereka adalah warga senior yang mungkin masih belum bisa lepas dari atmosfer naik kereta di masa lalu, yaitu ngobrol dengan penumpang lain.

Obrolan kerap dimulai dengan sejumlah pertanyaan standar, biasanya dimulai dengan: "Turun di mana, Pak/Bu/Mas/Mbak/Dek?". Lalu "Sudah bekerja?".  "Bekerja dimana?" atau "Dinas dimana" atau "Sekolah / kuliah dimana?" jika penumpang yang ditanya masih bersekolah atau kuliah. Dan seterusnya hingga bersambung ke topik lain sampai-sampai yang ditanya tidak sempat menanyakan pertanyaan yang sama kepada penanyanya. Hehe. That's not fair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun