Mohon tunggu...
Garin Prilaksmana
Garin Prilaksmana Mohon Tunggu... -

Penggemar sepak bola yang masih ingin banyak belajar karena ilmunya masih cetek

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bayern yang Dikalahkan Cara Main Mereka Musim Lalu

30 April 2014   21:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“La Decima is On”.Kalimat itu meluncur dari komentator  setelah Real Madrd diluar dugaan mampu menjungkalkan sang juara bertahan Bayern Munchen. Tidak tanggung-tanggung, armada Carlo Ancelotti membantai Tim Bavaria dengan empat gol tanpa balas. Untuk Real Madrid,hasil ini semakin mendekatkan mereka kepada gelar kesepuluh di ajang Liga Champions atau yang biasa disebut La Decima, sedangkan untuk Bayern tampaknya belum bisa memecahkan rekor juara berturut-turut yang terakhir dicatat oleh AC Milan pada musim 1989/1990.

Namun bagaimana cara Real Madrid menjungkalkan lawannya? Begini analisisnya

Pep yang Ditipu Habis-habisan Oleh Ancelotti

Bayern datang dengan kepercayaan tinggi,apalagi Pep dalam konferensi pers pasca leg pertama mengatakan bahwa dirinya telah menemukan racikan yag tepat untuk mebalas kekalahan. Namun tampaknya Pep sedikit kecele, Ancelotti memasang line-up yang agak berbeda. Alih-alih bermain lebih bertahan,pelatih asal Italia tersebut justru memasang Bale untuk mengisi pos kanan,sedangkan Di Maria digeser kembali ke sayap kiri, sedangkan Ronaldo dan Benzema menjadi duet di lini depan

[caption id="attachment_334080" align="aligncenter" width="300" caption="Strating Eleven kedua tim"][/caption]

Pep memasang formasi 4-2-3-1 dengan memasang Kroos dan Schweinteiger sebagai double pivot,serta mengembalikan Lahm menjadi bek kanan,menggantikan Rafinha yang tampil kurang baik saat leg pertama.Perubahan terakhir adalah memaikan Muller sejak menit awal,kemampuannya dalam memanfaatkan ruang diharapkan menjadi alternative ketika serangan Bayern dari sisi sayap mandek.

Seakan menjadi ciri khas permainan Pep,ball possession memang selalu dikuasai oleh tim asuhannya,dan sama seperti pertemuan pertama,Ancelotti lebih memilih  menurunkan garis pertahanan dengan barisan gelandang yang selalu bergerak melebar dan menyempit tergantung dengan arah serangan Bayern.

Pola bertahan memang sama,namun saat menyerang jelas berbeda.Memainkan dua permainan berkarakter winger memudahkan Madrid saat melakukan transisi terutama saat mengeksploitasi dua full-back Bayern yang selalu bermain tinggi akibat taktik tiki-taka yang diterapkan Pep.

Pep jelas tertipu kali ini,Madrid memang memainkan pola yang sama namun pada praktiknya sedikit berbeda.Kemampuan Bale sebagai winger murni menambah daya dobrak Madrid saat melakukan serangan balik terutama dari sisi kiri pertahanan Bayern.Pep yang mengira Ancelotti akan bermain aman justru tidak menduga akan bermain mengandalkan counter attack yang mengandalkan speed dan power.Taktik yang digunakan Bayern musim lalu saat menghempaskan tim yang memiliki taktik serupa Barcelona.

Belum lagi dengan dua gelandang bertahan Bayern yang hanya difokuskan untuk mengalirkan bola bukan untuk melakukan aksi bertahan atau menutup lubang yang ditinggalkan Lahm dan Alaba. Schweinteiger  tidak melakukan tekel sama sekali dan hanya melakukan 2 intersep,bahkan Toni Kroos tidak mencatat tekel atau pun intersep,hal yang sama juga terjadi pada dua winger Bayern.Inilah yang membuat serangan balik Madrid menjadi sangat berbahaya karena praktis tidak ada pemain tengah Bayern yang coba meredam serbuan pemain Madrid.

Minimnya Altrrnatif Serangan

Bayern sebenarnya coba membongkar pertahanan Madrid secara konsisten.Dengan penguasaan bola yang tinggi dan pertahan Madrid yang dalam,Bayern selalu mencoba memanfaatkan skil individu untuk membongkar rapatnya pertahanan Madrid.Namun lagi-lagi mereka hanya mengandalkan sisi sayap dalam menyerang,sebuh taktik yang mirip saat leg pertama dan jelas Ancelotti punya resep jitu untuk meredam hal tersebut.

Robben dan Ribery tercatat mampu 4 kali dan 3 kali melewati pemain lawan (biasa disebut take on) namun semua itu terasa mubazir karena mereka akan melepaskan umpan silang atau pun dioper kembali pada Kroos dan Schweini.Sedangkan Muller kurang dimanfaatkan sebagai alternative serangan dan posisinya sering bertabrakan dengan Mandzukic.

[caption id="attachment_334081" align="aligncenter" width="300" caption="alur serangan Bayern yang lebih banyak ke sayap"]

13988424981721499177
13988424981721499177
[/caption]

Kegagalan serangan Bayern via sayap juga ditunjang oleh kemampuan defensive para winger Madrid yang mau berjibaku menahan serangan.Berbeda dengan winger Bayern yang lebih focus sebagai poros serangan tidak demikian dengan para winger Madrid.Mereka akan mundur begitu dalam hingga berdekatan dengan ful-back mereka sehingga akan menimbulkan posisi 2 v 1.

Gareth Bale pun yang dikira akan menjadi titik lemah dari Madrid behasil melakukan aksi bertahan yang cukup baik yang dengan 3 tekel dan 3 intersep.Kolaborasinya dengan Carvajal berhasil membuat Frank Ribey mati kutu sebelum akhirnya digantikan oleh Mario Gotze.

Keenganan Bayern untuk melakukan serangan dari tengah bisa jadi karena dua hal : 1. Karena kurang maksimalnya pemanfaatan Muller, 2. Karena bermainnya dua gelandang Madrid terutama Modric,yang bermain tidak hanya sebagai playmaker tapi juga Holding Midfielder.Total Modric melakukan 5 tekel dalam pertandingan dini hari tadi.

Penyakit Bawaan Tiki-Taka

Sekilas Madrid nampaknya lebih dominan dalam bertahan lantas mengapa mereka bisa menjebol gawang lawan hingga  empat kali? Ini karena penyakit bawaan dari taktik tiki-taka yakni garis pertahanan yang akan tinggi mengkuti alur serangan.

Yang paling jelas saat terjadinya gol ketiga Madrid,saat Benzema menerima bola dari Di Maria pemain Perancis itu sebenarnya masih berada diwilayah tengah lapangan namun dia sudah berhadapan dengan Dante yang berposisi sebagai bek tengah.Dengan sedikit tipuan,dia memeberikan uman terobosan kepada Bale yang berlari dari belakang yang diikiuti oleh Ronaldo yang berdiri tidak jauh darinya,sedangkan dari kubu Bayern hanya Boateng yang coba mengejar bola.Dengan situasi seperti itu jelas saja mudah bagi Bale dan Ronaldo mempermainkan Boateng dan menghasilkan gol ketiga.

Akibat lain dari garis pertahanan yang tinggi dan pertahanan yang kedodoran menimbukan pemain banyaknya pelanggaran di area pertahanan sendiri.Dua pelanggaran berhasil menghasilkan gol bagi Madrid yakni melalui gol Sergio Ramos yang berasal dari tendangan bebas dari sisi kiri Bayern akibat dari pelanggran Toni Kroos,dan gol keempat yang merupakan tendangan bebas cerdik dari Ronaldo, memanfaatkan pelanggaran dari Schweinteiger.

Penutup

Ironis melihat Bayern Munchen dikalahkan dengan cara mereka yang mereka pakai pakai musim lalu saat membantai Barcelona denga skor agregat 7-0. Madrid yabg pada leg pertama disebut parkir bus sekarang justru menjalankan busnya dan menggilas armada Pep Guardiola. Pertahanan kolektif demgan serangan balik cepat ternyata menjadi anti tiki-taka paling ampuh.

Ini menjadi tugas bagi Pep untuk segera memperbaiki penyakitnya saat bertahan mengingat mereka akan menghadapi Dortmund di Final DFB Pokal. Bahkan pertemuan terakhir mereka berakhir dengan kemenangan 0-3 untuk Dortmund di Allianz Arena, dan taktik yang mereka gunakan kurang lebih sama dengan yag dimainkan Madrid dini hari tadi.

Sedangkan untk Madrid mimpi mereka meraih La Decima semakin nyata.Setelah tiga musim berturut-turut kandan di babak semifinal saat masih diasuh oleh Jose Mourinho,saat ini peruntungan mereka berubah saat dilatih oleh Carlo Ancelotti.Bagi Don Carletto sendiri ini adalah final ke-4 selama menjadi pelatih dimana 3 final sebelumnya diraih saat masih membesut AC Milan,sekaligus membuktikan walau pun Liga Italia sedang redup pamornya namun untuk sektor pelatih justru semakin berpendar,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun