Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bert Trautmann: Mengenang Aksi Gila Kiper Legendaris Man City

23 Juli 2022   07:31 Diperbarui: 23 Juli 2022   07:33 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: eurosport

Trautmann pun benar-benar menjadi incaran para penggemar disana. Pasalnya, ada sebuah wilayah disana yang sempat menjadi daerah jajahannya. Orang-orang disana berteriak lantang menentang Trautmann. Mereka terus berteriak "Nazi" di hadapannya.
Namun begitu, penampilan Trautmann tetap mengesankan. Ia tampil apik di laga tersebut hingga mendapat tepukan meriah dari para penggemar The Citizen.

Sayangnya di musim tersebut, penampilan Trautmann gagal membawa City bertahan di kompetisi teratas, menyusul penampilan buruk para penggawa lainnya. Akibatnya di akhir musim, City terjerembab di peringkat 21 dari 22 klub yang bertanding. Dari 42 laga, Manchester City hanya mampu meraih 8 kali kemenangan, 13 kali hasil imbang, dan menelan 21 kali kekalahan. Gawang City pun kebobolan sebanyak 68 kali selama 42 laga tersebut.

Namun City hanya bertahan selama semusim untuk bisa kembali ke kasta tertinggi. Mereka berhasil naik ke divisi utama, dengan Trautmann mulai mengukir rekor sebagai seorang legenda. Pada tahun 1952, ketenaran Trautmann mulai merebak ke seluruh dunia. Jerman yang menjadi negara asalnya pun melihat potensi sang pemain. Kala itu, Schalke 04 berniat untuk memboyong Trautmann, dengan memberikan tawaran yang cukup besar. Akan tetapi, City menolak dengan dalih mereka masih sangat membutuhkan jasa Trautmann.

Benar saja, keputusan City untuk mempertahankan Trautmann berbuah manis. Sang kiper terus tampil konsisten hingga terus menjadi andalan di setiap musimnya. Pada pertengahan 1950-an, manajer Manchester City, Les McDowall, memperkenalkan sistem taktis baru dengan menggunakan penyerang tengah sebagai pemeran utama. Dalam hal ini, tugas Trautmann adalah memberikan bola tepat ke arah sang penyerang di jarak yang tidak dekat. Strategi itu pun berhasil. Pasalnya, Trautmann sukses melakukan tugasnya dengan baik setelah melakukan lemparan jauh yang begitu akurat. Selain itu, tendangannya juga berhasil mendarat tepat di daerah penyerang utama untuk bisa segera dikonversikan menjadi gol.

Dibantu para penyerang sayap, umpan-umpan matang yang diberikan Trautmann tak jarang berbuah kemenangan.
Kegemilangan Trautmann terus menjadi-jadi. Dirinya dikenal khalayak luas, apalagi setelah penampilan paling bersejarahnya dalam perjalanan seorang penjaga gawang sejati.

Trautmann sendiri dikenal sebagai kiper yang lihai dalam menyelamatkan tendangan pinalti. Setidaknya, ia sukses menyelamatkan 60% tendangan 12 pas yang dilakukan pemain lawan. Bahkan, keagungannya dibawah mistar diakui oleh pelatih sekaliber Matt Busby.

Bermain dalam Keadaan Leher Patah

Satu pertandingan Trautmann yang akan terus dikenang adalah ketika dirinya masih saja bermain dengan keadaan leher patah.
Empat hari setelah final Piala FA 1956 digelar, Bert Trautmann mengunjungi Manchester Royal Infirmary karena sakit di leher yang berkelanjutan. Di sana, seorang dokter merujuknya untuk menjalani pemeriksaan X-ray dan hasil menunjukkan, adanya dislokasi lima tulang belakang, di mana yang kedua patah menjadi dua bagian. Menurut sang dokter, sedikit guncangan saja bisa membuat Trautman kehilangan nyawanya.

Musim 1955/56 menjadi salah satu yang terbaik bagi Manchester City. Kegemilangan City juga dilengkapi dengan momen di mana Trautmann dinobatkan sebagai pemain terbaik musim itu, sekaligus jadi kiper pertama yang mampu meraih penghargaan tersebut.
Satu pertandingan yang terjadi pada 5 Mei 1956, di Wembley Stadium, membuat nama Trautmann terus didengungkan. Manchester City menghadiri final Piala FA kedua mereka secara berurutan. Setahun sebelumnya, mereka juga melakoni atmosfer yang sama, hanya saja mereka kalah 3-1 dari Newcastle United.

Adapun tahun itu, Birmingham justru jadi favorit, yang oleh media disebut-sebut sebagai jagoan karena hanya kebobolan dua gol dan mencetak delapan belas gol dalam perjalanan ke partai puncak turnamen akbar Inggris tersebut. Namun City justru mampu membalikkan keadaan. Adalah Trautmann. Di sisa 17 menit, Birmingham melahirkan satu peluang saat Murphy mampu melewati Dave Ewing. Berhadapan dengan Trautmann, Murphy kalah cepat sehingga bola lebih dulu diamankan sang kiper sebelum ia menendangnya. Malang bagi Trautmann, lutut kanan Murphy yang sedang berlari kencang membentur lehernya dengan kencang.
Meski sudah alami patah leher, Trautmann tetap berdiri kokoh di bawah mistar gawang. Ketangguhannya membuahkan hasil manis, City sukses menang 3-1 dan meraih gelar juara.

Usai pertandingan, ketika pengalungan medali, Trautmann baru menyadari lehernya kesakitan. Ia dilarikan ke rumah sakit, setelah dipindai diketahui bahwa lima bagian otot leher Trautmann patah. Sejak itulah ia dianggap sebagai pesepakbola paling brutal dalam sejarah karena mampu bermain dengan leher patah. Kemenangan City saat itu tentu tak lepas dari pengorbanan Trautmann. Setelah momen tersebut, ia harus menjalani masa rehabilitasi selama beberapa bulan, bahkan mengenakan penyangga leher dan punggung untuk waktu yang lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun