Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sandiwara Radio Siaga Bencana, Dari Telinga Jadi Sikap dan Budaya (#2)

26 Agustus 2016   10:43 Diperbarui: 7 Juli 2019   12:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sutopo Purwo Nugroho, Kapusdatin dan Humas BNPB. Sandiwara radio menjadi salah satu upaya sosialisasi siaga bencana dengan cara informal dan efektif. (Foto: Gapey Sandy)


Sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana (ADB) produksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapat sambutan luar biasa, utamanya dari segenap pengelola dan pendengar stasiun radio di lokasi-lokasi rawan bencana. Hal ini bisa dipahami karena ADB memang sengaja dikemas untuk menjadi salah satu upaya BNPB dalam melakukan sosialisasi pendidikan kebencanaan sekaligus meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat terhadap bencana.

- - [Tonton VLOG, dan baca juga Tulisan Sebelumnya] - -

 

Sandiwara radio ADB diputarkan sejak Kamis, 18 Agustus 2016 kemarin dan akan selesai pada 50 hari mendatang. Ya benar, ADB diproduksi ‘hanya’ 50 episode yang masing-masing berdurasi 30 menit. Ada 20 stasiun radio yang mengudarakannya, dan berlokasi di Pulau Jawa, tepatnya di lokasi-lokasi rawan bencana. Tak hanya sandiwara radio saja yang diputar secara serentak pada jam 19.00 – 19.30 wib, tetapi ada juga sisipan Iklan Layanan Masyarakat atau Public Service Announcement (PSA) dari BNPB, dan diakhiri pula dengan kuis yang semakin menabalkan respon masyarakat melalui pesan layanan singkat (SMS) ke penyiar yang bertugas di studio.

Ke-20 radio itu tersebar mulai dari Jawa Timur dengan empat radio (GE FM - Madiun, Senaputra FM - Malang, Gema Surya FM - Ponorogo, dan Soka FM - Jember), Jawa Tengah (SPS FM - Salatiga, Studio 99 FM - Purbalingga, CJDW FM - Boyolali, Radio H FM - Karanganyar, dan Merapi Indah FM - Magelang), Yogyakarta (EMC FM - Yogyakarta, dan Persatuan FM - Bantul), Jawa Barat dan Banten (Gamma FM - Majalengka, Fortuna FM - Sukabumi, Aditya FM - Subang, Thomson FM - Bandung, Elpass FM - Bogor, HOT FM - Serang, dan GeNJ FM - Rangkasbitung). Menariknya, tidak semua stasiun yang memutarkan ADB adalah radio siaran swasta nasional, tetapi ada juga dua radio komunitas, yaitu di Klaten (Radio Komunitas Lintas Merapi FM), dan Kediri (Radio Komunitas Kelud FM).

Erupsi Gunung Merapi. (Foto: news.okezone.com)
Erupsi Gunung Merapi. (Foto: news.okezone.com)
Peta sebaran 8 radio komunitas yang berada di sekitar Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Semuanya tergabung dalam JALIN MERAPI. (Foto: Jalin Merapi via Google Maps)
Peta sebaran 8 radio komunitas yang berada di sekitar Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Semuanya tergabung dalam JALIN MERAPI. (Foto: Jalin Merapi via Google Maps)
Pilihan BNPB untuk memutarkan sandiwara radio ADB di dua radio komunitas ini memang tepat. Maklum, kedua stasiun radio ini boleh dibilang berada di “jantung” lokasi rawan bencana. Radio Komunitas Kelud FM misalnya, berlokasi di Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngancar yang hanya berjarak sekitar 9 km dari puncak Gunung Kelud. Sedangkan Radio Komunitas Lintas Merapi FM berada di Deles, Sidorejo, Kemalang, hanya berjarak 4 km dari puncak Gunung Merapi yang artinya tepat berada di ring 1 sekaligus Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3.

Ada tiga alasan mengapa sandiwara radio ADB --- yang naskahnya ditulis oleh S Tidjab --- memperoleh sambutan hangat. Pertama, hampir semua stasiun radio di lokasi rawan bencana sebenarnya sudah memiliki program siaran yang menginformasikan perkembangan aktual tentang segala hal terkait kewaspadaan bencana dan upaya mitigasi bencana.

Sebut saja misalnya, Radio Merapi Indah FM 104.9 MHz di Magelang yang memiliki acara Sekilas Merapi yang berisikan aneka informasi terkini seputar Magelang yang didalamnya termasuk info aktual Gunung Merapi serta hal-hal yang berkaitan dengan waspada kebencanaan. Sekilas Merapi diudarakan pada jam 06.10 – 06.20 wib dan 19.00 – 19.10 wib. Selain itu, ada juga siaran berita bertajuk Suara Jateng pada 13.00 – 13.10 wib.

Sedangkan Radio GE FM 93.8 MHz di Madiun, juga punya acara Lintas Berita yakni pada jam 08.00 – 09.00 wib. Begitu pula dengan Radio Soka FM 102.1 MHz di Jember yang senantiasa mengudarakan berita dan informasi aktual melalui Jurnal Soka pada 15.30 – 16.00 wib.

Radio Persatuan FM 107.2 MHz di Bantul menyajikan acara Info yang bermaterikan berita aktual seputar Bantul dan sekitarnya pada jam 07.00 wib dan 17.00 wib. Adapun Radio Thomson FM 99.6 MHz di Bandung juga giat menyiarkan berita --- secara serempak bersama 16 radio jaringannya --- melalui acara Seputar Jawa Barat pada setiap jam 09.00, 11.00, 13.00 dan 16.00 wib.

Dampak erupsi Gunung Kelud. (Foto: tribunnews.com)
Dampak erupsi Gunung Kelud. (Foto: tribunnews.com)
Kedua, program siaran sandiwara radio ADB yang bertujuan meningkatkan kesiagaan masyarakat terhadap bencana, justru semakin memperkuat kredibilitas sekaligus meningkatkan kualitas program siaran dari setiap stasiun radio yang berada di lokasi rawan bencana. Kesamaan tema untuk siaga bencana menjadi titik temu antara program siaran radio lokal dengan sosialisasi BNPB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun