Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selamatkan ‘Yayang’, Selamatkan Orangutan

27 Juni 2016   14:13 Diperbarui: 27 Juni 2016   14:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor bayi orangutan yang berhasil diselamatkan BOSF dan menjalani masa rehabilitasi sebelum dilepasliarkan kembali ke hutan. (Foto: Borneo Orangutan Survival Foundation)

Seekor bayi orangutan menjalani masa program rehabilitasi sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di hutan. (Foto: Dok. BOSF)
Seekor bayi orangutan menjalani masa program rehabilitasi sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di hutan. (Foto: Dok. BOSF)
Relawan di Kalimantan, bagaimana “membiayai” kebutuhan mereka dan operasionalisasinya?

Relawan diminta untuk membiayai kebutuhan sehari-hari mereka sendiri. BOSF sebagai lembaga nirlaba tidak memiliki dana khusus untuk membiayai kebutuhan di luar kebutuhan utama kami, yaitu: biaya penyelamatan, rehabilitasi, dan kesehatan orangutan, serta dana operasional harian.

Apa saja misalnya, cost yang harus dibiayai untuk mereka yang ada di lapangan? Berapa besar budget operasionalnya per tahun?

Dana operasional untuk kegiatan di lapangan sangat besar, dari pembiayaan kegiatan penyelamatan, pengadaan buah harian untuk pakan orangutan, pemeliharaan infrastruktur, biaya perawatan dan tindakan medis, logistik untuk tim pemantauan pasca pelepasliaran di hutan, kegiatan pemberdayaan komunitas, dan masih banyak lagi.

Alokasi dana operasional per tahun kami selalu meningkat per tahunnya, karena jumlah orangutan yang kami rehabilitasi selalu berubah, dan proyek-proyek yang kami laksanakan pun tidak tetap tergantung kebutuhan, seperti misalnya akibat kebakaran tahun lalu, BOSF harus melaksanakan restorasi lahan akibat Karhutla (kebakaran hutan dan lahan).

Secara kasar, kebutuhan dana kami tergantung dengan jenis program yang dilakukan. Untuk rehabilitasi orangutan saja, biaya yang dibutuhkan untuk seekor orangutan kurang lebih 35 juta per tahun. Komponen ini memang membutuhkan dana sangat besar. Jadi besarnya biaya operasional di lapangan khusus untuk program rehabilitasi orangutan, pada dasarnya sangat ditentukan berapa banyak orangutan yang ada di pusat rehabilitasi kami saat ini.

Seorang relawan BOSF menggendong bayi orangutan. (Foto: Dok. BOSF)
Seorang relawan BOSF menggendong bayi orangutan. (Foto: Dok. BOSF)
Berapa lokasi rumah orangutan yang dikelola BOSF di Kalimantan, dan di Kalimantan mana saja itu? Berapa luas lahannya?

Kami menyebut rumah orangutan ini sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Kami punya dua, yaitu di Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah Nyaru Menteng sebesar 380 hektar, dan di Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur Samboja Lestari sebesar 1.800 hektar.

Di luar itu, kami juga mengelola lahan Kawasan Konservasi Mawas di Kalimantan Tengah seluas 309.000 hektar yang menampung sekitar 3.000 orangutan liar (populasi kedua terbesar di Kalimantan), Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah seluas 35.000 hektar sebagai tempat pelepasliaran 167 orangutan sejak tahun 2012 lalu; Hutan Kehje Sewen di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kertanagara seluas 86.400 hektar sebagai tempat pelepasliaran 45 orangutan sejak tahun 2012 lalu. Secara total kami mengelola lahan seluas lebih dari 430.000 hektar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Pada 2016 ini, kami juga mulai mengelola lahan di beberapa wilayah baru, karena kami masih memiliki hampir 700 orangutan di pusat rehabilitasi kami.    

Program-program apa saja yang dilakukan untuk orangutan selama di lokasi rumah orangutan ini sebelum dilepasliarkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun