Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Datsun Risers Expedition Buktikan Empat Hal (Resume #1)

22 Januari 2016   08:04 Diperbarui: 22 Januari 2016   14:44 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Datsun GO+ Panca yang ditunggangi para riser. || Foto: Gapey Sandy)"][/caption]

Saya bersyukur terpilih sebagai peserta Datsun Risers Expedition (DRE) gelombang III etape pertama dengan tujuan Pulau Kalimantan. Sejak itu saya resmi menjadi seorang riser, setidaknya selama masa pelaksanaan DRE Kalimantan etape pertama, 11 – 15 Januari 2016. Being a riser? Wow, I’m very thankful and so enthusiastic! 

Mengapa bersyukur menjadi riser terpilih? Tentu dong, karena saya merasakan dan sudah menuntaskan sebuah rute perjalanan dengan menjadi petualang yang cukup gigih sambil membangkitkan inspirasi. Selama lima hari empat malam dengan menjajaki rute berjarak tempuh sekitar 671 kilometer, semua harapan itu terwujud nyata bersama kendaraan Datsun GO+ Panca yang melaju tanpa kendala di “Nusa Kencana”. Nusa Kencana adalah sebutan untuk Pulau Kalimantan yang dinukil dari naskah-naskah Jawa Kuno.

Selain menikmati perjalanan penuh petualangan seraya menumbuhkan inspirasi, apalagi yang telah saya peroleh dengan mengikuti DRE Kalimantan etape pertama ini? Bukan muluk-muluk jawabannya. Saya hanya semakin memahami bagaimana idealnya menjadi sosok riser sejati. Riser adalah julukan bagi para pengguna Datsun. Bukan sekadar mengartikan sebagai konsumen Datsun an sich, tapi makna riser juga mengandung falsafah hidup yang harus dijunjung tinggi.

(ATAS: Tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. BAWAH: Porter Service Sepinggan Airport. || Foto: Gapey Sandy)

“Sebetulnya, kata riser itu kita tujukan kepada konsumen Datsun. Karena, kita melihat mereka adalah orang-orang yang menggeluti bisnis, dan mereka ingin mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi dibandingkan hari kemarin. They are rising, rising to the top. They are rising up dari current condition into the future condition yang lebih baik. Jadi, kebanyakan konsumen kita adalah mereka yang beralih dari menggunakan sepeda motor ke mobil. Terutama dengan adanya produk Datsun, maka kita dapat memberikan akses buat mereka, untuk mencapai hari esok yang lebih cerah,” terang Head of Datsun Indonesia, Indriani Hadiwidjaja dalam wawancara dengan saya, di sela pelaksanaan DRE Kalimantan etape pertama.

Indriani menambahkan, kata riser atau risers akhirnya menjadi sangat khas dengan Datsun. Apalagi memang, pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Datsun Indonesia, ada terselip kata rise, riser, risers maupun rising.

“Kami selalu menyebut konsumen kita dengan risers. Begitu juga dengan komunitas pemilik Datsun yang ada, mereka selalu menyebut dirinya dengan risers, karena mereka merasa sepaham dan punya kebanggaan bersama, atau ibaratnya senasib sepenanggungan. Bahkan kalau mereka membuat salam pun juga menyebutnya dengan ‘Salam Risers’. Selain itu, dalam setiap kegiatan kita juga selalu terselip kata riser misalnya Datsun Risers Expedition, Jejak Risers, Datsun Rising Hope, atau Datsun Rising Challenge,” tutur perempuan berambut sebahu yang tak pernah melepaskan kemeja sporty abu-abu bertuliskan “DATSUN” pada bagian punggung, dan “GO+ Panca” di lengan kanan serta “GO Panca” di lengan kiri ini.

(ATAS: Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia. BAWAH: Salah satu Datsun GO+ Panca yang dipergunakan 5 tim risers. || Foto: Gapey Sandy)

Begitulah, akhirnya saya menjadi riser. Dan seorang riser, akan selalu rising. Rising to the top! Meraih masa depan yang lebih baik. Mantap dan penuh semangat sekali bukan, falsafah hidup dibalik makna riser itu.

Pelaksanaan DRE pertama kali diluncurkan pada 13 Mei 2015 di Jakarta, dengan mengambil momentum perayaan ulang tahun pertama kehadiran Datsun di Indonesia. DRE dibagi menjadi empat gelombang dengan banyak etape pada setiap gelombangnya. Gelombang pertama dan kedua sudah ditunaikan pada 2015. Setiap etape mengikutsertakan 15 risers yang terbagi menjadi lima tim. Satu tim terdiri dari tiga risers. Artinya, selalu ada lima unit Datsun GO+ Panca dalam setiap perjalanan. Eh, perlu diketahui, empat gelombang yang ditetapkan dalam DRE ini punya target menempuh jarak yang enggak main-main, 10.000 kilometer!

Pada flyer yang menjadi promosi event DRE memang disebutkan, bahwa para riser akan menjadi sang petualang yang membangkitkan inspirasi. Bagi saya, apa yang disampaikan pada flyer tersebut bukan sekadar pepesan kosong. Selama mengikuti DRE Kalimantan etape pertama, saya merasakan benar bagaimana mengukir jejak petualang yang sekaligus menginspirasi. Tidak hanya membangkitkan inspirasi untuk diri sendiri, tapi juga demi orang banyak.

(Dari Bandar Udara Internasional Sepinggan Balikpapan menuju Samarinda.. || Foto: Gapey Sandy)

PERTAMA, Riser Buktikan Datsun Affordable Car

Menurut Indriani Hadiwidjaja, ada EMPAT HAL yang hendak dicapai pada DRE yang disebut juga sebagai ‘Perjalanan Inspiratif’.

 “DRE ini kami sebut sebagai ‘Perjalanan yang Inspiratif’ karena minimal ada empat hal yang ingin dicapai. PERTAMA, para risers dapat merasakan sendiri, bagaimana performa mobil Datsun GO+ Panca. Dengan begitu, dapat menginsipirasi mereka, bahwa sebuah kendaraan yang banyak orang anggap sebagai ‘mobil murah’, kenyataannya sanggup melakukan perjalanan seberat rute DRE. Kami sendiri lebih suka menyebut Datsun GO+ Panca sebagai affordable car, atau LCGC (Low Cost Green Car),” tutur Indri.

Ya memang, pada pelaksanaannya di lapangan, lima unit Datsun GO+ Panca yang dikendarai para risers adalah seutuhnya mobil baru yang sengaja dibeli khusus dengan kilometer yang masih menunjukkan angka nol. Lima kendaraan ini yang dipakai ‘habis-habisan’ oleh para risers dalam melahap seluruh rute dengan berbagai tipe kontur jalan pada setiap gelombang dan etape.

“Jadi memang, kita ingin kondisikan kendaraan yang dipergunakan para riser atau pengguna Datsun yang normally. Artinya, kendaraan yang dipakai pada DRE ini bukan seperti Datsun GO+ Panca yang sudah di-tune up untuk kebutuhan test drive. Karena bahkan pengemudinya pun, adalah para riser yang meskipun terpilih, tapi mereka tetap bukan pengemudi profesional,” bangga Indriani yang terpengaruh kedua kakak lelakinya sehingga menyelami benar dunia otomotif yang kesannya macho lagi gahar.

(ATAS: Rute dari Balikpapan menuju Samarinda. BAWAH: Perbaikan jalan pada rute Balikpapan – Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Sebagai affordable car pelaksanaan DRE memang membuktikan bahwa Datsun GO+ Panca adalah bukan sembarang LCGC. Ini adalah LCGC tangguh dan terbukti berhasil menempuh rute perjalanan dengan medan yang sekalipun sangat ekstrem. Saya membuktikannya sendiri ketika menjadi bagian dari Tim Risers 5 DRE Kalimantan yang ikut serta menembus lebatnya hutan belantara Borneo Island, utamanya ketika menyelesaikan rute Sangatta menuju Berau.

Oh ya, sebagai gambaran atas apa yang disampaikan Indriani Hadiwidjaja tentang ‘perjalanan seberat itu’ adalah sebagai berikut:

·         Untuk DRE gelombang pertama (18 Mei – 15 Juni 2015), para risers melintasi rute Pulau Jawa – Bali – Lombok dan terbagi menjadi lima etape. Rute perjalanan per etapenya adalah: Jakarta – Cirebon, Cirebon – Semarang, Semarang – Surabaya, Surabaya – Denpasar, dan Denpasar – Mataram.

Kelima etape pada gelombang pertama ini berhasil melewati 56 kota dan menempuh jarak lebih dari 3.000 kilometer. Lebih rinci lagi:

Etape 1: Tangerang – Jakarta – Bogor – Puncak – Bandung – Sumedang – Indramayu – Brebes – Cirebon.

Etape 2: Cirebon – Slawi – Cilacap – Kebumen – Purworejo – Wates – Yogyakarta – Magelang – Semarang.

Etape 3: Semarang – Salatiga – Boyolali – Solo – Surabaya.

Etape 4: Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Bondowoso – Jember – Banyuwangi – Denpasar.

Etape 5: Denpasar – Pupuan – Seririt – Singaraja – Bedugul – Ubud – Gianyar – Klungkung – Padangbai – Mataram.

(Melintasi Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dari Balikpapan menuju Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

·         Gelombang kedua (7 September – 1 Oktober 2015) yang terbagi menjadi tiga etape dan melintas di Pulau Sulawesi, yakni Manado – Gorontalo, Palu – Toraja, dan Makassar – Toraja - Makassar.

Ketiga etape pada gelombang kedua ini melewati 24 kota dan menempuh jarak tempuh hingga mencapai 2.300 kilometer.

Etape 1: Manado – Tenga – Lolak – Bintauna – Gorontalo.

Etape 2: Palu – Donggala – Pasawe – Tikke – Topoyo – Mamuju – Tappalang – Deking – Mapili – Polewali – Enrekang – Toraja – Rantepao – Londa (Toraja).

Etape 3: Makassar – Maros – Bantimurung – Parepare – Toraja – Ke’te Kesu – enrekang – Sengkang – Watampone – Melek – Bira – Makassar.

·         Gelombang ketiga (11 – 28 Januari 2016) yang menyusuri Pulau Kalimantan. Terdiri dari tiga etape yang masing-masing memiliki tema sendiri. Gelombang ketiga ini melewati sekitar 15 kota, dan menempuh jarak kurang lebih 3.000 kilometer.

Etape 1 adalah yang saya ikuti. Tema pilihannya, Wisata Pulau Terdepan (11 – 15 Januari 2016). Lima tim risers sudah menuntaskan perjalanan dengan menempuh rute Balikpapan – Samarinda – Sangatta – Berau.

Etape 2 bertema Keluarga Petualang (19 – 21 Januari 2016) yang ketika tulisan ini dibuat sedang berlangsung. Etape ini menempuh rute Balikpapan – Penajam – Loksado – Martapura – Banjarmasin.

Etape 3 mengambil tema Eksplorasi Kota Khatulistiwa dan Tapal Batas (26 – 29 Januari 2016) dengan rute Pontianak – Ngabang – Entikong – Pontianak.

·         Sesudah itu semua, masih dalam tahap persiapan, bakal ada gelombang keempat yang segera menjajal kontur medan jalan di pulau keenam terbesar di dunia, yaitu Sumatera.

(ATAS: Pohon Buah Naga banyak ditanam warga di sepanjang Balikpapan - Samarinda. BAWAH: Kebun kelapa sawit. || Foto: Gapey Sandy)

Sebagai riser yang ikut dalam DRE gelombang III etape 1 di Kalimantan, saya merasakan betul bagaimana mencicipi performa dan keandalan Datsun GO+ Panca dalam bermanuver di jalan-jalan yang memiliki kondisi fisik berbeda.

Penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, memakan waktu 1 jam 52 menit. Begitu mendarat di bandar udara yang yang dibuka sejak 6 Agustus 1997 dan berdiri di atas lahan seluas 300 hektar, serta merupakan bandar udara keempat terbesar dari 13 bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I, para riser sudah diarahkan untuk menempati kendaraan masing-masing sesuai nomor urut.

Saya, bersama Arif Khunaifi (asal Surabaya) dan Satto Raji (asal Jakarta) masuk ke Datsun GO+ Panca warna silver metallic dengan nomor polisi B 1367 TIU. Inilah kendaraan Tim Risers 5 yang pada akhirnya menjadi The Best Team DRE gelombang III etape 1 Kalimantan.

(Mulai memasuki Kota Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Dari Balikpapan, risers langsung diantar berkendara menuju Samarinda. Perjalanan selama tiga jam ini rupanya benar-benar ‘mengocok’ perut. Lho, kenapa?

Bukan saja pemandangan alam yang menghijau dengan medan jalan berkelok-kelok, tapi juga sesekali tikungan tajamnya menggenjot adrenalin. Apalagi, ketika iring-iringan kendaraan risers melintasi Taman Hutan Raya (THR) Bukit Soeharto yang memiliki luas 61.850 hektar. Ketika melintas di sini, selain jalan rayanya yang panjang berkelok-kelok, mendaki dan juga menurun, catatan penting lain adalah, jalan beraspal yang halus wajib membuat pengemudi harus semakin waspada karena banyak terdapat tikungan tajam.

Terbayang luasnya THR Bukit Soeharto ini, karena areanya bahkan meliputi dua kabupaten, yakni Kutai Kartanegara dan sebagian kecil di Penajam Passer Utara, Kaltim. Aneka pohon ditanam di sini, mulai dari Akasia, Sengon, Mahoni, Meranti, Mahang, Ulin, Kayu Arang, Kempas, Palaman, Resak, Karet, Rotan dan masih banyak lagi.

(ATAS: Jembatan Sungai Mahakam. BAWAH: Pemandangan Sungai Mahakam yang membelah Kota Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Pada perjalanan pra etape ini juga, riser juga mulai menyasikan betapa Kalimantan memang menjadi ‘surga’ kebun kelapa sawit, selain banyak juga warga yang menanam pohon Buah Naga. Pohonnya yang seperti kaktus, berjajar rapi di pinggir-pinggir jalan, dan sekitar rumah warga.

Selain banyak sekali kebun Buah Naga, konvoi DRE gelombang III etape pertama juga sempat melintasi sebuah Masjid Muhammad Cheng Ho yang konon dibangun oleh komunitas muslim keturunan Tionghoa.

Ketika memasuki Samarinda, kami melintasi jembatan yang membentang di atas Sungai Mahakam. Dari atas jembatan kami menyaksikan dengan kepala sendiri betapa luas sungai yang menjadi salah satu moda transportasi masyarakat Kalimantan ini. Ada juga sejumlah perahu tug boat yang tengah bersandar. Sementara di kejauhan, kami melihat kompleks Islamic Center Kaltim yang sangat megah. Menembus lalu-lintas di Samarinda yang siang itu cukup padat, akhirnya risers sampai juga di lokasi yang dituju, dealer dan bengkel Nissan Motor Indonesia yang juga mengusung brand Datsun di Sempaja, Samarinda, ibukota Kaltim empunya maskot Pesut Mahakam.

(ATAS: Maskot Provinsi Kalbar, Burung Enggang. BAWAH: Pesut Mahakam sebagai mascot Kota Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Usai makan siang, sholat Dzuhur dan briefing singkat bersama Aris F Harvenda dari kompas.com Otomotif, konvoi kendaraan para riser secara resmi diberangkatkan oleh Indriani Hadiwidjaja selaku Head of Datsun Indonesia. Dari Samarinda ini para riser menuju Q Hotel di Sangatta. Bila ditilik via Google Maps, jaraknya mencapai 160 kilometer, dengan waktu tempuh 3 jam 32 menit. Kiranya taksiran waktu tempuh ini menjadi benar. Karena, berangkat beriringan dari Samarinda jam 15.30 wita, risers mencapai Sangatta sekitar jam 19.20 wita.

Perjalanan menuju Sangatta menempuh jarak yang panjang, dengan medan jalan penuh liku dan banyak dijumpai jalan-jalan dalam kondisi rusak, serta ada pula yang tengah diperbaiki. Perjalanan ini cukup menantang dengan alam hijau hutan yang cukup lebat di kiri-kanan jalan, serta tebing-tebing curam yang menganga. “Hitung-hitung, perjalanannya memakan waktu sekitar empat jam. Sungguh, medan jalan yang ditempuh dari Samarinda menuju Sangatta sangat menantang dan seru. Apalagi pada waktu malam, risers seolah ‘menerangi’ hutan Kalimantan yang gelap gulita dengan lampu besar mobil, dan hanya sesekali saja bertemu kendaraan lain dari arah berlawanan,” tukas Satto Raji, anggota Tim Risers 5.

Menurut riser asal Surabaya, Arif Khunaifi, pengalaman pertama menjajal kehandalan Datsun GO+ Panca sangat mengesankan. Ketika menghadapi kondisi medan jalan yang berkelok-kelok dan cukup banyak ruas-ruas jalan rusak, mengendarai mobil ini sama saja dengan tetap merasakan kenyamanan berkendara. Terutama, tarikan mesinnya dan akselerasinya.

(ATAS: Melintasi pusat Kota Samarinda. BAWAH: Kompleks Islamic Center di Kota Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Hal senada disampaikan Devi, riser wanita dari Nissan Motor Indonesia. Menurutnya, turut menjajal secara langsung Datsun GO+ Panca untuk rute Kutai Kartanegara hingga Sangatta, menjadi pengalaman berharga tersendiri bagi dirinya.

“Jujur, saya itu baru pertama kali mengendarai mobil ke luar kota. Saya sempat terkendala dengan lika-liku medan jalan yang berkelok tajam dan seringkali menanjak lalu menurun dengan kecepatan yang tidak pelan, dan tetap harus berada dalam iring-iringan rombongan. Tidak boleh saling mendahului. Saya bersyukur dan merasakan sendiri karena tercipta kekompakan dan solidaritas yang tinggi antar para riser. Bantuan Tim Risers 5 misalnya, sangat membantu saya yang sempat ketinggalan dibandingkan dengan risers di depan kami. Tim Risers 5 langsung memberi arahan jalan sehingga saya menjadi lebih percaya diri dalam mengendarai Datsun GO+ Panca warna gold metallic milik Tim Risers 3,” ujar Devi bersyukur.

Sampai di hotel tempat risers menginap. Kewajiban menulis reportase dan mengunggahnya di blog Kompasiana sudah menanti. Tambah lagi, pengumpulan karya foto dan editing video. Tugas tetap menjadi tugas, semua dilaksanakan dengan penuh tanggung-jawab! Riser ‘gitu loh!

(Bersambung ke resume #2)

 

VIDEO Tim Risers 5 - The Best Team Datsun Risers Expedition (Kalimantan etape 1) saksikan di sini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun