[caption id="attachment_408213" align="aligncenter" width="560" caption="Menjadi lokasi favorit berolahraga, jogging dan bersepeda. (Foto: Gapey Sandy) "]
ADA RUMAH DI TEPI TEBING GALIAN
Para pelintas antarkota, dari arah Cinere, Depok menuju Pondok Cabe, Tangsel, selepas melewati Wiraland Golden Bridge dan bunderan, bila berbelok kanan akan menyusuri jalan Diamond Ring Road. Meski disebut Jalan Lingkar Berlian, tapi pemandangan di sisi kiri jalan tak seindah kilau berlian. Tengoklah pada sisi kiri agak mengarah ke atas. Perhatikan ceruk bekas galian tanah, yang menyisakan tebing tinggi nan curam. Cermati secara seksama lokasi ini. Akan nampak sebuah rumah yang berada nyaris di tepi tebing. Meski sudah dipasang pagar seng secara memanjang, tapi bagian atas rumah itu masih terlihat jelas.
Apa mau dikata. Pemandangan ini sungguh mengherankan sekaligus mengerikan. Ceruk tinggi dan dalam bekas galian, yang masih tanah merah, tentu memiliki risiko tinggi. Para pelintas yang menyaksikan pemandangan seperti ini, pasti akan berpikiran sama, khawatir tebing tanah merah dengan rumah di atasnya itu akan mengalami longsor. Semoga saja hal ini tidak terjadi. Sementara pihak pengembang pun diharapkan segera melakukan pembangunan pondasi tebing, turap, atau apalah istilah teknisnya, untuk menahan risiko longsoran tebing tanah merah. Sebelum terlaksana pembangunan penahan risiko longsoran tebing tanah merah itu, sudah sepatutnya bila pihak pengembang memberi papan peringatan agar jangan sampai ada warga yang melintas, persis di bawah tebing tanah tersebut. Selain itu, rambu peringatan rawan longsor, dan pagar batas pengaman bagi pelintas di sisi Diamond Ring Road pada titik lokasi ini, kiranya patut menjadi prioritas agenda kerja pihak pengembang. Bukankah semua ini demi keamanan dan kenyamanan bersama?
[caption id="attachment_408214" align="aligncenter" width="560" caption="Diamond Riang Road yang melintas di tengah South City, sebuah Kota Terpadu yang berlokasi di antara Cinere, Kota Depok dan Pondok Cabe, Kota Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)"]
[caption id="attachment_408215" align="aligncenter" width="560" caption="Rumah di tepi tebing bekas galian, hanya berpagarkan seng. (Foto: Gapey Sandy)"]
[caption id="attachment_408216" align="aligncenter" width="560" caption="Rumah di Diamond Ring Road, persis di tepi tebing tanah merah, dengan pagar seng sebagai pembatasnya. (Foto: Gapey Sandy)"]
LARANGAN YANG DIABAIKAN
Meski sudah ditempelkan banyak sekali kertas HVS yang di-print dengan huruf kapital besar-besar bertuliskan: “DILARANG DUDUK & BERSANDAR DI PINGGIR JEMBATAN BERBAHAYA ..”, tapi kenyataannya larangan ini tak diindahkan. Sebagian warga asyik menikmati suasana di atas jembatan. Bergerombol duduk-duduk, selfie, bahkan bersandar dan menyaksikan aliran Sungai Pesanggrahan yang melintas di kolong jembatan.
Sebenarnya, larangan duduk dan bersandar di pinggir jembatan seperti yang ditempelkan pihak Koordinator Keamanan Wiraland Property Group, sudah tepat. Penulis sempat menepikan kendaraan, dan sengaja berdiri di pinggir pagar jembatan. Sungguh, pagar tembok jembatan dengan besi bundar di atasnya ini sangat rendah. Hanya setinggi dahi anak kecil, atau sebatas perut orang dewasa. Artinya, dari sisi keamanan, pagar jembatan ini sungguh berbahaya. Kiranya, dapat menjadi perhatian bagi pihak pengembang, untuk membuat lebih tinggi lagi pagar pada sisi kiri dan kanan jembatan. Usulan ini, lagi-lagi atas nama keamanan dan kenyamanan.
[caption id="attachment_408217" align="aligncenter" width="560" caption="Larangan duduk dan bersandar di pinggir jembatan. (Foto: Gapey Sandy)"]