Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teman Ahok, Stop Pengumpulan KTP Dukungan!

10 April 2016   17:25 Diperbarui: 11 April 2016   12:24 45494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oke-lah, saya tidak terlalu mengkhawatirkan Ibu Ratna Sarumpaet, karena dia tidak menyabung nyawa. Mungkin saja dia benar-benar akan menari telanjang. Saya perkirakan tarian telanjangnya paling lama berdurasi tiga atau lima detik. Yang penting ia telah memenuhi nazarnya, atau bisa saja ia melakukan tarian penazar itu secara diam-diam pada pukul 02.00, sehingga luput dari pantauan orang-orang media, terutama televisi.

Tapi, yang saya khawatirkan adalah Habiburokhman. Saat banyak orang meragukan nazarnya sekadar bualan dan lelucon politik, ia marah dan menegaskan bahwa apa yang akan dilakukannya (terjun bebas dari puncak Monas) serius jika memang perolehan KTP dukungan buat Ahok (532.000)  terealisasi. Haruskah ia mati dengan cara yang sangat mengerikan itu?

Dari pernyataannya yang tersiar di banyak media, saya simpulkan Habiburokhman serius dengan nazarnya. Dia bukanlah Anas Urbaningrum yang cuma bisa membual siap digantung di Monas jika terbukti menerima uang hasil korupsi. Padahal faktanya ia korupsi dan kini dipenjara.

Habiburokhman juga bukan Razman Arif Nasution, pengacara warga Kalijodo, yang berjanji akan mengerahkan 1.000 PSK jika Ahok nekat menggusur rumah liar di Kalijodo.

Habiburokhman juga bukan politikus gaek asal Golkar, Suhardiman, yang sampai sekarang telinga dan jari-jarinya masih lengkap padahal ramalan politiknya sering meleset. Dulu, ketika masih berjaya, Suhardiman kerap sesumbar “potong telinga dan jari saya jika apa yang saya katakan tidak terbukti.” Faktanya, apa yang dikatakannya tidak terbukti. Faktanya sekarang jari-jari tangan dan kakinya masih utuh, tuh?

Habiburokhman juga bukan Mbah Kakung Amien Rais yang bernazar akan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta jika Jokowi terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2014.


Kini, Jokowi terbukti sudah menjadi presiden, tapi Amien Rais memikunkan diri (atau jangan-jangan sudah benar-benar pikun?) lupa dengan nazarnya. Belum ada informasi teraktual, dia masih kuat “mbrangkang” nggak?

Jadi tidaknya Habiburokhman terjun bebas dari puncak Monas, sekali lagi, tergantung dari Teman Ahok. Lewat tulisan ini saya imbau hentikan aksi kumpul-kumpul KTP dukungan.

Saya menduga untuk mengulur-ngulur waktu (baca: berkelit), Habiburokhman akan menjelaskan bahwa yang ia maksudkan bukan angka 532.000 KTP dukungan, tapi 1.000.000 KTP sebagaimana diminta Ahok kepada Teman Ahok.

Karena itu perintah Ahok, boleh jadi Teman Ahok akan serius mengumpulkan KTP dukungan hingga 1.000.000.

Halo anak-anak muda Teman Ahok, jika memang Habiburokhman merevisi pernyataannya (memangnya UU KPK?), saya berharap kalian menghentikan kegiatan ketika KTP dukungan telah mencapai 999.999.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun