Mohon tunggu...
LANGITBABEL
LANGITBABEL Mohon Tunggu... Administrasi - Saluran Informasi Bangka Belitung

Saluran konten lokal bangka belitung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyalakan Lilin Kewaspadaan Bangka Belitung

15 Mei 2018   11:39 Diperbarui: 15 Mei 2018   11:58 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elvin dan John Ganesha Hidupkan Lilin Kewaspadaan atas Aksi Terorisme

Berada di tugu Pangkal Kemenangan Taman Sari Wilhelmina Park-Pangkalpinang, beberapa warga bangka belitung menyalakan lilin kewaspadaan bangka belitung menanggapi situasi aksi terorisme yang melakukan pengeboman secara sistematis dan massif di daerah jawa timur. 

Aksi spontan warga ini akan diikuti oleh warga yang ada di pedesaan khususnya dari kalangan musisi, penggiat bantuan hukum, dan aktivis demokrasi dan HAM sebagai sebuah gerakan membangun kesadaran dan persaudaraan antar warga masyarakat di bangka belitung.

John Ganesha pemerhati kebijakan publik menilai gerakan menyalakan lilin Kewaspadaan Bangka Belitung secara spontan dimaksudkan untuk membangun partisipasi publik warga bangka belitung. Ia menyatakan aksinya ini adalah bentuk Pertama mampu merasakan duka atas kejadian yang menimpa korban dan keluarga yang ditinggalkan. Kedua,mengakui bahwa sikap acuh tak acuh warga yang sering disebut dengan bahasa bangka dengan "dak Kawa Nyusah" harus dikalahkan dengan cara membangun aksi persaudaraan atas setiap peristiwa yang menghancurkan prinsip Hak Asasi Manusia, Demokrasi, Proses Keberadaban Manusia. 

Sementara Elvin mustika, warga desa bencah menyatakan lilin tidak memiliki makna jika tidak dihidupkan. Menyalakan lilin adalah gambaran dari sebuah sikap diam menjadi aktif, berduka menjadi tabah menghadapi, ketakutan menjadi keberanian. Ia merasakan aksi terorisme secara berulang-ulang dengan pemilihan tempat pengeboman di Gereja kemudian kantor negara adalah pertanda bahwa aksi terorisme bukan bernuansa agama justru menyasar pada kepentingan memecah Persaudaraan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun