Mohon tunggu...
Gama Tafir
Gama Tafir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Keragaman (Dukungan) Untuk Sudirman Said

16 Juli 2017   17:13 Diperbarui: 16 Juli 2017   17:20 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu syarat penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemimpin adalah, bahwa pada dirinya kita bisa melihat adanya keberagaman. Artinya, ada keniscayaan baginya untuk bisa diterima oleh berbagai kalangan, kelompok, dan kelas sosial dengan berbagai sudut pandang perbedaan yang ditemukan. Syarat itu mutlak diperlukan, karena ia harus menjadi representasi "penyatuan" dari berbagai bentuk perbedaan.

Modal itulah yang sedari awal dimiliki oleh Sudirman Said, mantan Menteri ESDM pada Kabinet Kerja Jokowi-JK. Berbagai pengalaman hidup yang telah dijalaninya, telah menempanya untuk bisa menerima dan diterima oleh berbagai perbedaan. Sudirman Said bisa dengan asyik ngobroldengan tukang becak sebagaimana ketika ia berbicara dengan para para pengusaha, maupun pejabat. Sudirman Said juga bisa dengan akrab berbaur bersama para buruh dan pedagang kaki lima di pinggir jalan seakrab ketika dengan mereka yang katanya dengan status sosial lebih purna. Pun, Sudirman Said bisa berdiskusi santai dengan tukang gorengan sebagaimana ia berdiskusi serius tentang kebangsaan.

Gaya, nada, dan struktur bicaranya yang lembut, terukur, sistematis dan santun mampu membuatnya diterima berbagai kalangan, mulai dari pedagang asongan hingga pengusaha dan profesional kelas kakap; mulai dari mereka yang hidupnya terhimpit hingga mereka yang elit; pun dari mereka yang berpikiran sederhana hingga mereka yang akademisi, kyai, dan juga ulama.

Artinya, modal keragaman sebagai syarat untuk menjadi pemimpin sudah didapatkan oleh Sudirman Said, termasuk dalam konteks keinginannya untuk maju menuju Jateng 1 yang didukung oleh keragaman. Setidaknya, beberapa hari kunjungannya ke Jawa Tengah menjadi representasi bagaimana Sudirman Said bisa berbaur dan diterima oleh semua kalangan dengan perbedaan yang beragam.

Di Solo, Sudirman Said mendapatkan doa dan restu dari para kyai dan habaib untuk bisa meraih kursi Jateng 1; mulai dari Habib Jamal Assegaf, KH Muhammad Ali (Abah Ali), dan Habib Nuch Al-Haddad, hingga KH Syahroni dan Ilyas Muhammad Syamian. Dalam acara pembacaan Ratibul Haddad di Sragen, ratusan jama'ah yang hadir juga ikut mendoakan Sudirman Said agar dapat memimpin dan memajukan Jawa Tengah menjadi lebih baik. Termasuk juga doa dukungan dari Mbah Dimyati Rois.

Tidak hanya itu, dukungan dan doa untuk Sudirman Said juga datang dari tokoh pembela hak perempuan dan anak asal Sragen, Sugiarsi. Dengan menggunakan terapi doa, Sugiarsi secara khusus mendoakan agar Sudirman Said bisa menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah. Begitu juga dengan dukungan yang didapatkan oleh Sudirman Said dari mantan Menteri Orba, Prof. Soebroto. Ia juga mendapatkan dukungan dari dalang Bupati Tegal, dan termasuk juga dukungan dan kepercayaan dari Jusuf Kalla, bahwa Sudirman Said bisa memimpin dan merupakan hak konstitusionalnya untuk dapat dipilih menjadi pemimpin di Jawa Tengah.


Artinya, Sudirman Said didukung oleh keragaman. Mereka yang mendukungnya datang dari berbagai warna, yang akan membuat Jawa Tengah lebih indah dan meriah.

Ada nada nyinyiryang kemudian muncul, bahwa Sudirman Said memanfaatkan isu keislaman. Pandangan itu sah-sah saja, sebagai sebuah isu yang tak perlu ditanggapi. Sebab fakta di lapangan berbicara, bahwa keragamanlah yang mendukung Sudirman Said. Hal ini semakin diperkuat dengan statementnya: "teman-teman saya banyak dan beragam. Sebagai seorang profesional dan pernah menjadi menteri, teman-teman saya banyak, dari berbagai kelompok, kelas sosial, dan agama. Jadi, tidak benar kalau saya dianggap memanfaatkan isu-isu keislaman". Karena baginya, kebhinnekaan yang hakiki adalah hidup dan bekerjasama dengan aneka warna manusia.

Maka, tidak aneh ketika dukungan keragaman itu membuat beberapa partai mulai membidiknya untuk dijadikan calon kuat pada kontestasi Pilkada Jateng 2018 mendatang. Setidaknya ada 3 partai besar yang mempertimbangnya; Gerindra, PAN, dan PKS. Karena siapapun pasti sadar betul, bahwa kemenangan hanya akan diraih oleh mereka yang diterima dan menerima keragaman, dan Sudirman Said adalah sebuah jawaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun