Mohon tunggu...
Galuh Saputri
Galuh Saputri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa ilmu administrasi negara.saya memiliki hobi membaca dan menulis.Saya orang yang mudah berkomunikasi dengan baik,beradaptasi dengan lingkungan,dan terbuka dengan hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tinjauan mengenai Neoliberalisme: Asal-usul, Penyebaran, dan Analisis SWOT

2 Mei 2024   09:35 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:36 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Latar Belakang


Neoliberalisme adalah sebuah pandangan ekonomi dan politik yang menekankan pada kebebasan pasar, privatisasi, deregulasi, dan pengurangan intervensi pemerintah dalam kegiatan ekonomi yang berkembang dari liberalisme klasik, yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik.  Lahirnya neoliberalisme berkaitan erat dengan sejarah dan perkembangan ekonomi dunia pada abad ke-20.
Di tengah-tengah abad ke-20, ekonomi dunia mengalami berbagai perubahan signifikan. Pasca Perang Dunia II, ideologi dominan di banyak negara adalah keynesianisme, yang menganjurkan campur tangan pemerintah dalam mengatur ekonomi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Model ekonomi ini memberi ruang luas bagi peran pemerintah dalam mengatur sektor-sektor kunci seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kebijakan sosial.
Namun, pada tahun 1970-an, terjadi pergeseran dalam pandangan ekonomi global. Krisis minyak tahun 1973 dan 1979 menyebabkan inflasi dan pengangguran meningkat di banyak negara barat. Pandangan tradisional tentang campur tangan pemerintah mulai dipertanyakan, dan pemikiran baru mulai muncul.
Salah satu figur kunci dalam perkembangan neoliberalisme adalah Milton Friedman, seorang ekonom Amerika yang mendukung ide-ide pasar bebas dan mengkritik campur tangan pemerintah dalam ekonomi. Pada tahun 1980, terutama melalui pemilihan Presiden Ronald Reagan di Amerika Serikat dan Perdana Menteri Margaret Thatcher di Britania Raya, kebijakan neoliberal mulai diimplementasikan secara luas. Ini termasuk privatisasi industri, deregulasi pasar, pemangkasan pengeluaran publik, dan pembebasan perdagangan internasional.
Latar belakang lahirnya neoliberalisme tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi juga berhubungan erat dengan perkembangan politik global. Periode ini ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan blok-blok komunis di Eropa Timur, yang melemahkan pandangan alternatif terhadap kapitalisme liberal. Selain itu, institusi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga memainkan peran penting dalam mempromosikan kebijakan neoliberal di seluruh dunia melalui program struktural dan bantuan keuangan kepada negara-negara berkembang. Dengan demikian, lahirnya neoliberalisme dapat dipahami sebagai respons terhadap krisis ekonomi dan politik pada masa itu, serta sebagai bagian dari evolusi pandangan ekonomi dan politik global yang lebih luas. Meskipun kontroversial dan mendapat kritik keras dari berbagai pihak, neoliberalisme tetap menjadi salah satu kekuatan dominan dalam pembentukan kebijakan ekonomi di banyak negara di seluruh dunia.


Ciri-Ciri Neoliberalisme


Ada lima ciri-ciri Neoliberalisme. Pertama, privatisasi mencakup penjualan seluruh badan usaha dan badan usaha milik negara pada sektor swasta. Mereka dapat mencakup bank, layanan, transportasi, perusahaan utilitas, dan lembaga kesehatan pendidikan. Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi karena sektor swasta dianggap lebih efektif dalam menjalankan usaha. Namun, dapat juga dikatakan bahwa privatisasi biasanya mengakibatkan terkonsentrasinya kekayaan di tangan segelintir orang dan menjadikan layanan tersebut lebih mahal untuk diperoleh karena motifnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dan bukan untuk kepentingan publik. Kedua, deregulasi yang berarti mengurangi peraturan pemerintah mengenai kegiatan ekonomi, seperti perdagangan atau mengenakan pajak pada bisnis tertentu. Deregulasi akan memungkinkan perusahaan menjadi lebih menguntungkan dan meningkatkan kualitas menjalankan bisnis secara keseluruhan. Ketiga, perdagangan bebas yang ditandai dengan globalisasi dan keterbukaan yang lebih besar terhadap investasi dan perdagangan. Dengan kebebasan penuh atas pergerakan modal antar wilayah geografis yang berbeda, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terjadi. Seiring dengan akses terhadap sumber daya yang lebih baik dan lebih murah. Keempat, mengurangi belanja pemerintah. Pengeluaran pemerintah biasanya ditargetkan pada sektor kesehatan dan pendidikan atau pembangunan infrastruktur. Pengurangan pengeluaran pemerintah dapat menyebabkan masyarakat miskin lebih menderita karena mereka tidak akan dapat mengakses layanan kesehatan dan pendidikan publik. Yang terakhir penghapusan barang publik. Konsep yang terkait dengan poin sebelumnya menyatakan bahwa orang termotivasi untuk berupaya mencapai kesejahteraan individu daripada memikirkan masyarakat secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, neoliberalisme menghilangkan program kesejahteraan dan sosial, yang berdampak buruk pada kelompok masyarakat termiskin.
Penyebaran Neoliberalisme
Penerapan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka. Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia, menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa Negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sebagaimana dikemukakan Stiglitz, dalam rangka menanggulangi krisis moneter yang dialami oleh beberapa negara Amerika Latin, bekerja sama dengan Departemen keuangan AS dan Bank Dunia, IMF sepakat meluncurkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai paket kebijakan Konsensus Washington.
Agenda pokok paket kebijakan Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi: (1) pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN.


Di Indonesia


Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, melalui paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penandatanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.


Di Amerika Serikat


Di Amerika Serikat penggunaan istilah neoliberalisme dihubungkan dengan dukungan untuk perdagangan bebas dan welfare reform. Tetapi tidak dengan tentangan terhadap Keynesianisme atau environmentalism. Dalam konteks AS, misalnya, ekonom Brad DeLong adalah seorang neoliberal, walaupun ia mendukung Keynesian, redistribusi pendapatan, dan pengkritik pemerintahan George W. Bush. Dalam penggunaan AS, neoliberalisme ("liberalisme baru") biasanya dihubungkan dengan Jalan Ketiga, atau demokrasi sosial di bawah gerakan New Public Management. Pendukung versi AS menganggap bahwa posisi mereka adalah pragmatis, berfokus pada apa yang dapat berhasil dan melebihi debat antara kiri dan kanan, walaupun liberalisme baru mirip dengan kebijakan ekonomi center-of-left (seperti halnya di Kanada pada abad ke-20).
Kedua penggunaan ini dapat menimbulkan kebingungan. Dalam penggunaan internasional, presiden Ronald Reagan dan United States Republican Party dipandang sebagai pendukung neoliberalisme. Tapi Reagan tidak pernah digambarkan demikian dalam diskusi politik di AS, di mana istilah ini biasanya diterapkan pada Democrats seperti Democratic Leadership Council.
Kekuatan dan Kelemahan Neoliberalisme
Analisis kekurangan dan kelebihan dari Sistem Ekonomi Neoliberal secara Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan atas logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan ancaman (Threat) (Rangkuty, 1999:18).
Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan dari Sistem Ekonomi  Neoliberal, dan peluang serta ancaman jika sistem ekonomi ini dalam kegiatan bisnis perekonomian. Analisis SWOT terhadap Sistem Ekonomi Neoliberal mengidentifikasi sejumlah faktor yang memiliki implikasi signifikan. Kekuatan utama sistem ini terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dipicu oleh kebebasan investasi tanpa batasan regulasi, yang memungkinkan pihak swasta untuk beroperasi dengan fleksibilitas yang tinggi. Konsekuensinya, masyarakat dapat mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa, yang menggerakkan permintaan dan mendorong aktivitas ekonomi. Namun, di balik kelebihannya, sistem ini juga menampakkan kelemahan yang patut diperhatikan. Minimnya kontrol pemerintah terhadap kegiatan ekonomi dapat memunculkan perilaku eksploitatif terhadap pihak yang lemah dan merugikan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, kebebasan tanpa batasan dapat mendorong perilaku konsumtif yang berujung pada akumulasi utang yang tinggi di kalangan masyarakat.
Adapun peluang yang terbuka adalah adanya dana investasi swasta yang besar, yang dapat memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dalam konteks ini, terbuka pula peluang bagi munculnya bisnis baru yang mendukung dinamika ekonomi yang berkembang pesat. Namun, terdapat pula ancaman yang tidak bisa diabaikan. Distribusi kekayaan yang tidak merata dapat memperburuk kesenjangan sosial, bahkan ketika GDP mengalami peningkatan. Potensi peningkatan kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin serta memperbesarnya kesenjangan sosial perlu menjadi perhatian serius dalam konteks evaluasi dampak sistem ekonomi neoliberal.


Kesimpulan


Neoliberalisme adalah sebuah pandangan ekonomi dan politik yang menekankan pada kebebasan pasar, privatisasi, deregulasi, dan pengurangan intervensi pemerintah dalam kegiatan ekonomi yang berkembang dari liberalisme klasik, yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik.Munculnya neoliberalisme karena campur tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan runtuhnya Uni Soviet dan blok-blok komunis di Eropa Timur, yang melemahkan pandangan alternatif terhadap kapitalisme liberal.Penyebarluasan ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia, setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa Negara Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Kekuatan utama sistem ini terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan daya beli masyarakat.kelemahannya adalah memunculkan perilaku eksploitatif terhadap pihak yang lemah dan merugikan masyarakat secara keseluruhan.Namun,dapat memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
CFI. Neoliberalisme. Filosofi Ekonomi yang secara konsep menggambarkan pergerakan menuju pasar bebas, kapitalisme, dan pengalihan kepemilikan pemerintah. Neoliberalisme tujuan sejarah ciri-ciri aliran pemikiran, https://corporatefinanceinstitute-com.translate.goog/resources/economics/neoliberalism/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc .
https://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme
Parmitasari, R.D.A dan Alwi, Z, 2020, Aliran Ekonomi Neoliberalisme: Suatu Pengantar, Volume 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun