Basuhan, 10 Februari 2025 - Balai Desa Basuhan kini menghadirkan wajah baru yang lebih fungsional dan nyaman berkat program redesain yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Arsitektur Universitas Diponegoro. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan tata ruang balai desa, khususnya joglo dan balai pertemuan, agar dapat digunakan secara lebih efisien tanpa menghilangkan nilai budaya yang telah lama menjadi identitas desa. Redesain ini diharapkan dapat
Joglo, sebagai simbol kearifan lokal, sebelumnya berada di dalam balai pertemuan. Namun, demi mengoptimalkan ruang yang ada, mahasiswa KKN bersama perangkat desa memutuskan untuk memindahkannya ke lahan kosong yang terletak di sebelah balai pertemuan. Langkah ini memungkinkan balai pertemuan memiliki ruang yang lebih luas, fleksibel, dan dapat digunakan untuk berbagai acara, mulai dari rapat warga, diskusi komunitas, hingga perayaan adat dan kegiatan budaya lainnya. Dengan tata letak yang lebih strategis, joglo tetap dapat difungsikan sebagai ruang interaksi masyarakat tanpa mengurangi nilai estetikanya.Â
Tidak hanya sebatas pemindahan, joglo juga mengalami berbagai pembaruan. Mahasiswa KKN melakukan perbaikan pada struktur bangunan, meningkatkan pencahayaan alami, serta memperbaiki sistem ventilasi agar udara di dalamnya lebih sejuk dan nyaman. Proses pembaruan ini tetap mempertahankan nilai tradisional joglo dengan material kayu yang dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan elemen fungsional modern untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman dan kondusif bagi masyarakat.Â
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN tidak bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi erat dengan perangkat desa dan masyarakat setempat, yang dengan semangat gotong royong turut serta dalam setiap tahap pengerjaan. Dimulai dari observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan desain, hingga perencanaan serta implementasi yang melibatkan proses renovasi ringan, pengecatan ulang, serta pengaturan ulang tata letak furnitur agar balai pertemuan lebih tertata dan multifungsi.Â
Antusiasme masyarakat dalam proses pengerjaan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan proyek redesain. Banyak warga yang turut serta dalam tahap implementasi, baik dalam membantu pengerjaan fisik maupun memberikan masukan terkait kebutuhan mereka terhadap ruang publik tersebut. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat menunjukkan bahwa perubahan dapat terjadi secara optimal ketika semua pihak terlibat dan memiliki rasa memiliki terhadap hasil yang dicapai.Â
Kepala Desa Basuhan, Ibu Sutini, mengungkapkan rasa bangganya atas hasil redesain ini. "Kami sangat puas dengan perubahan yang telah dilakukan. Joglo kini memiliki tempat yang lebih strategis, sementara balai pertemuan menjadi lebih luas dan nyaman untuk berbagai acara. Ini adalah hasil kerja keras yang luar biasa dari mahasiswa KKN, perangkat desa, dan masyarakat," ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa desain yang diterapkan tidak hanya mempertahankan nilai budaya, tetapi juga lebih fungsional dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. "Desain ini tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi warga desa. Kami berharap program serupa dapat terus dilaksanakan untuk mendukung kemajuan desa," tambahnya dengan penuh antusias.
Dengan selesainya program redesain ini, Balai Desa Basuhan kini memiliki tata ruang yang lebih baik, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tidak hanya menjadi tempat berkumpul dan berdiskusi, balai desa kini juga mencerminkan semangat kebersamaan serta kelestarian budaya yang tetap terjaga di tengah modernisasi. Redesain ini menjadi bukti bahwa harmoni antara tradisi dan inovasi dapat terwujud dengan kolaborasi yang kuat serta kepedulian terhadap lingkungan sosial. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI