Mohon tunggu...
Galuh Ayu
Galuh Ayu Mohon Tunggu... lainnya -

seorang gadis biasa yang lebih suka dianggap biasa-biasa yang punya mimpi yang tidak biasa yang selalu berpikiran yang tidak biasa dan selalu mendengar orang berkata luar biasa namun selalu mengingat bahwa hanya DIA lah yg LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Guruku Bilang, Buah dari Kejujuran Itu Ape[s]l

15 Juni 2011   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:30 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_114117" align="alignnone" width="680" caption="http://ngakak.blogdetik.com"][/caption]

Ketika acara 811show di Metro Tv tadi pagi mengangkat tentang kasus Contek Massal yang terjadi di Surabaya, membuatku tak beranjak sedikit pun dari depan televisi.

Ironis. Dunia pendidikan ternoda dengan dua kata yang seharusnya tak terjamah yaitu Contek Massal. Kasus contek massal yang mencuat melalui pengungkapan seorang ibu bernama ibu Siami ini cukup mengejutkan. Putranya Alifa, yang diminta oleh seorang guru untuk berbuat curang pada saat pelaksanaan Ujian Nasional pun membenarkan kasus tersebut.

Menurut penuturan ibu Siami, seorang guru di Sekolah Dasar tersebut meminta anaknya Alifa untuk membantu teman-temannya dalam Ujian Nasional. Guru tersebut merangkai kata-kata yang mampu membuat si anak tidak berani untuk menolaknya.

”Alif, kamu anak yang pintar. Sudah saatnya kamu membalas kebaikan dari teman-temanmu dengan membantu mereka saat Ujian nanti..” Sepenggal pengungkapan dari Alifadan juga ibu Siami

Yang membuatku semakin miris, adalah pengusiran masyarakat sekitar terhadap ibu Siami dan keluarganya yang dianggap telah mengancam usaha mereka untuk membuka peluang emas pada anak-anak sehingga bisa berhasil dalam Ujian Nasional. Tampak video yang memperlihatkan bagaimana masyarakat sekitar memprotes tindakan ibu Siami dalam mengungkap kasus Contek Massal ini.

Lalu, penjelasan yang sangat realistis disampaikan oleh Yenny Wahid. ”..Mereka melakukan itu karena ketakutan. Ketakutan dengan sistem Ujian Nasional yang harus lulus dengan nilai sekian..kalau tidak ya tidak lulus. Sehingga mereka akan melakukan berbagai macam cara agar ketakutan itu tidak terjadi...”

Belum selesai rasa kemirisanku, berlanjut lagi ketika Alifa mengatakan bahwa dia sempat kebingungan ketika gurunya meminta untuk bertindak curang, sedangkan ibunya selalu menerapkan nilai-nilai kejujuran. Yenny Wahid pun berucap ”Anak seusia Alif harus menanggung beban yang begitu besar, di satu sisi harus memilih gurunya atau ibunya. Padahal kedua-duanya adalah panutan...”

Jika anaknya sendiri yang berbuat curang, itu sewajarnya anak yang juga bisa bersikap nakal. (ehem...*ngerasa) Ahh..aku tidak habis pikir seorang guru meminta muridnya untuk bertindak demikian. Pengungkapan ini ternyata berdampak juga pada guru-guru lain, yang justru sama sekali tidak bersalah. Ibu Siami juga sempat menitikkan air mata ketika mengingat ada guru lain yang begitu baik, dan jujur namun harus menerima dampak pengungkapannyatentang kasus Contek Massal ini.

Bagi ibu Siami dan Alif, perlu diapresiasi keberaniannya dalam membuka kecurangan dalam dunia pendidikan ini. Meskipun dibenci dan diusir oleh masyarakat sekitarnya namun, merekalah yang sebenar-benarnya bisa menjadi panutan.

Kejujuran. Seharusnya diajarkan oleh seorang guru pada murid didiknya. Kejujuran. Seharusnya bukan menjadi ancaman bagi seorang guru. Bagi Anda yang mengemban tugas mulia sebagai seorang pengajar, banyak pilihan yang terkadang harus Anda ambil. Tinggal keteguhan hatilah yang akan membawa Anda... Apakah akan mendengar seorang murid yang berkata...

”Guruku bilang, buah dari kejujuran itu Apel” atau ”Guruku bilang, buah dari kejujuran itu APES”


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun