Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membekali Calon Guru MI IAIN Kudus dengan Pendekatan Saintifik

19 April 2018   22:53 Diperbarui: 19 April 2018   22:56 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IPA merupakan disiplin ilmu yang dibangun dengan bahan baku berupa fakta empiris melalui proses kinerja ilmiah. Biasanya seorang scientist akan menyibukkan diri dengan akvitas ilmiah dari obsevasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, bereksperimen, dan membuat generalisasi. Rentetan kegiatan itu yang sekarang kita kenal dengan sebutan "langkah-langkah metode ilmiah".

Metode ilmiah merupakan perjalanan suci bagi seorang ilmuan yang ditempuh dengan step by step. Selangkah demi selangkah. Yang awal diawalkan dan yang akhir diakhirkan. Kayak rukun wudhu. Proses ilmiah yang berjenjang hingga kemudian menghasilkan produk IPA, diantara lain teori, konsep, fakta, prinsip, dan hukum. Langkah ini pula yang membentuk kepribadian luhur (sikap ilmiah) yang khas pada diri seorang ilmuan IPA. Jujur, objektif, rasa ingin tahu tinggi, teliti merupakan bagian kecil dari sikap ilmiah, akibat adanya kerja ilmiah di laboratorium.

Disamping itu, dengan kerja ilmiah maka pengetahuan yang diperoleh seorang ilmuan IPA juga lebih retensif atau melekat kuat pada long term memory (memori jangka panjang). Berbeda ceritanya jika IPA dipandang sebagai produk saja, maka yang terjadi adalah memandang IPA sebagai ilmu hapalan yang hanya sekedar kumpulan pengetahuan yang harus dijejalkan dalam memori jangka pendek (short term memory). Imbasnya pengetahuan IPA mudah hilang dari ingatan.

Pengantar sedikit bagaimana ilmuan memperoleh pengetahuan diatas, sengaja saya paparkan di awal tulisan agar pembaca yang budiman tahu asal muasal mengapa K-13 digulirkan pada tahun 2013. Pemerintah mengimplementasikan kurikulum 2013 bertujuan agar desain pembelajaran di kelas menerapkan bagaimana ilmuan IPA mendapat pengetahuan. Jalan satu-satunya adalah mengadopsi langkah metode ilmiah menjadi sebuah pendekatan pembelajaran (learning approach). Pendekatan itu yang sekarang kita kenal dengan pendekatan saintifik.

Permendikbud 103/2014, pendekatan saintifik suatu pendekatan belajar yang mengadopsi seorang ilmuan dalam mendapatkan pengetahuan. Ilmuan dalam membangun sebuah pengetahuan melalui metode ilmiah. Urutan metode ilmiah dimulai dari observasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, eksperimen, dan menyimpulkan. Dari lima langkah metode ilmiah ini diadopsi menjadi istilah 5M yaitu: mengamati, menanya, mencoba, dan menalar, dan mengkomunikasikan.

a.Mengamati

Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

img-20180302-100629-5ad8b970cbe523299408bf03.jpg
img-20180302-100629-5ad8b970cbe523299408bf03.jpg
b.Menanya

Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik tentang 'siapa, apa, dan dimana'atau "'who, what dan where" dari apa yang ada di sekitar peserta didik.

img-20180227-103100-5ad8b8e3dd0fa866746064e3.jpg
img-20180227-103100-5ad8b8e3dd0fa866746064e3.jpg
c.Mencoba

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun