Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Raja Datang Kerumah Kami, Setahun Sekali Pada Bulan Januari

4 Januari 2013   10:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:31 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heilige Drie Könige atau Tiga raja suci sang penyelamat, pestanya dirayakan umat Katolik di Jerman pada tanggal 6 Januari (Dreikönigstag). Tradisi yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal kami adalah datangnya tiga orang raja bersama para pengikutnya dari rumah ke rumah. Termasuk rumah kami.

Mereka yang terdiri dari anak-anak setempat baik laki maupun perempuan umuran 5 tahun keatas ini disebut Sternsinger. Berpakaian ala raja dan kelip bintang dikepalanya mereka berkeliling kampung dari tanggal 3-6 Januari, memberi salam pada keluarga yang diketuk pintunya, menyanyikan lagu-lagu rohani, menuliskan sesuatu diatas pintu rumah dan menyodorkan kotak amal. Yang terakhir disetujui masyarakat sebagai tujuan mulia yang membuat orang berempati, mengumpulkan sumbangan untuk anak-anak di Afrika atau negeri lain.

***

Tamu-tamu di rumah kami telah pulang. Kemarin memang beberapa orang datang untuk Kaffe trinken, masih berhubungan dengan ultah saya selasa lalu (karena tak bisa datang, mereka nyaur utang datang pada hari Kamis).

Kelar merapikan meja dan memasukkan peralatan makan dan minum ke mesin cuci piring, saya ngenet. Ini relaksasi saya setelah seharian bersih-bersih rumah, memanggang kue dan menerima tamu.

Tiga raja didepan pintu rumah kami

Baru lima menit menulis, bel pintu berbunyi. Mbak Nenen sigap membukakannya tanpa dikomando. Gadis energik itu berteriak, ada orang banyak di depan pintu. Rupanya grup Sternsinger kota kami yang setidaknya beranggotakan 30 anak (hadir hanya separohnya) . Beberapa anak memang kami kenal. Mereka ini tergabung dalam sebuah kelompok yang akan berkeliling setahun sekali dari rumah ke rumah dari flat ke flat untuk mengucapkan selamat tahun baru, mendoakan rumah/flat yang didatangi agar diberkati Allah.

[caption id="attachment_233538" align="aligncenter" width="470" caption="Tiga raja dan pengikutnya didepan pintu rumah kami"][/caption]

Ya. Begitu saya datang ke pintu bersama si ragil, mereka menyapa selamat malam, mengucapkan puja-puji bagi kami sekeluarga di tahun baru, lalu menyanyikan lagu rohani dan memberikan sebuah tanda di pintu, „20+C+M+B+13. Sesudahnya, LL (16 tahun) menyodorkan sebuah kotak amal. Katanya, ini adalah dana untuk anak-anak Afrika sebagai upaya berbagi kebahagiaan dari Jerman. Mbak Nenen memasukkan 5 Euro dari celengannya ke kotak amal itu. Menurut berita kota kami, tahun 2011 yang lalu terkumpul rekor baru, 5.582,49 Euro.

Rombonganpun mengucapkan selamat tinggal dan meneruskan perjalanan ke rumah yang lain.

Kelar berkeliling, mereka akan pulang ke rumah masing-masing dan mendapatkan hadiah beberapa coklat, seperti halnya anak-anak di belahan dunia lain yang akan mendapat saluran dana yang terkumpul tersebut.

Mengapa anak-anak Turki ikut Sternsinger?

Karena penasaran, saya bertanya kepada beberapa anggota Sternsinger yang saya kenal. LL (16 tahun) anak perempuan sebuah pasangan dari Jerman dan Swiss itu mengatakan bahwa ia telah mengikutinya sejak SD (9 kali ikut). Sebuah kegiatan tahunan yang menyenangkan dan ia jadi mengerti bahwa berbagi kebahagiaan itu tak hanya bersama keluarganya tapi dengan orang banyak meski tak dikenalnya, di seluruh dunia.

Empat anak lainnya yang saya temui diantaranya kakak beradik (LS dan MS) dan kembar (PH dan PH). Mereka menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka karena saudaranya juga ikut. Kalau kakak ikut adik juga. Saat adik ikut, kakak juga mau. „Solidaritas persaudaraan dan sesama“, urai mereka.

Lain lagi dengan FY (11 tahun) dan KY (12 tahun). Kedua bocah lanang yang salah satunya harus dipolesi angus (arang hitam) di wajahnya selama berkeliling mengatakan bahwa mereka memang asli keturunan Turki dan beragama Islam. Tujuannya bukan untuk mengikuti ajaran non muslim tapi lebih pada pengumpulan dana bagi anak-anak terlantar di Afrika misalnya. Ada rasa bangga dan haru ketika mereka dan grup berhasil mengumpulkan sebanyak-banyaknya uang yang diberikan secara ikhlas dari masyarakat yang mereka datangi.

Setelah saya hubungi orang tua FY dan KY dan menanyakan mengapa mereka mengijinkan anak-anaknya ikut Sternsinger dan melestarikan acara Heilige drei Könige ini, mereka memberikan jawaban yang sama bahwa agar anak-anak mereka itu mendapat sebuah pelajaran nyata; sosialisasi, toleransi terhadap sesama dan melakukan kegiatan positif daripada nonton TV seharian atau langweilig (red: bosan tak tahu harus berbuat apa).

[caption id="attachment_233539" align="aligncenter" width="474" caption="Kelompok Sternsinger (dok.www.seitinge-oberflacht.de)"]

13572943582032766400
13572943582032766400
[/caption]

Tanda "20 + C + M + B + 13" diatas pintu rumah

Di setiap pintu rumah Jerman yang didatangi (bagian paling atas), tertulis tanda „20+C+M+B+13“. Ada orang yang berpendapat ini adalah kependekan nama tiga raja (CMB) yakni Caspar, Melchior, Balthasar 20. Secara resmi ini memiliki makna "Christus mansionem benedicat - Christus segne dieses Haus". Dalam artian Kristus memberkati rumah yang didatangi tiga raja dan pengikutnya.

Kemudian, 13 adalah singkatan dari tahun 2013. Jadi setiap tahun akan diganti sesuai tahunnya. Tahun 2012 yang lalu misalnya akan ditulis „20+C+M+B+12“. Sedangkan tahun depan akan menjadi „20+C+M+B+14“. Tulisan tersebut bisa hanya dengan kapur tulis biasa, atau bagi pintu yang tidak bisa ditulisi dengan kapur putih akan diberi sebuah stiker hitam bertuliskan pesan yang sama, dengan warna putih.

Dana Sternsinger untuk anak-anak tak beruntung

Diterangkan bahwa anak-anak yang mengikuti klub Sternsinger itu telah diberikan penjelasan detil tentang tujuan tradisi Heilige drei König dari rumah ke rumah itu. Bahwasannya dana itu akan diteruskan untuk misi kemanusiaan untuk anak-anak lain di dunia. Biasanya seorang guru atau pihak dari gereja akan mengumpulkan mereka dan memberikan penjelasan lengkap tentangnya. Ini akan dilakukan pada bulan Desember. Anak-anak Sternsinger diajak menonton film yang menggambarkan negara yang kekurangan, anak-anak malang dari belahan negeri lain (dibandingkan dengan anak-anak Jerman yang telah sejahtera), tempat yang cocok untuk menyalurkan sumbangan dan sebagainya.

Dari film yang mereka saksikan bersama-sama itu banyak yang telah dilihat, tak hanya perbedaan agama, sosial budaya, ekonomi dan tampang negaranya saja. Mereka juga tertarik belajar sekilas tentang bagaimana negeri lain tidak mengucapkan “Hallo” melainkan “Jambo” dan seterusnya.

Upaya bantuan nyata misalnya pengiriman armada ambulan demi memperlancar pelayanan rumah sakit di sebuah negara dan keperluan anak-anak yang membutuhkan uluran tangan. (G76)

Sumber:

1.Sumber pengalaman pribadi

2.http://de.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100528110932AALvRmk

3.http://www.seitingen-oberflacht.de/index.php?option=com_content&task=view&id=266&Itemid=79

4.http://www.dw.de/heiliger-drei-k%C3%B6nig-f%C3%BCr-einen-tag/a-16464969


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun