Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kangen Tukang Parkir...

15 April 2012   15:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:34 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

… gara-gara beberapa cara pemda Jerman mengatur parkir.

***

Yaiy! Satu dari berjuta-juta hal yang membuat saya kangen akan tanah air yakni adanya tukang parkir ketika memarkir kendaraan. Mengapa? Transaksi karcis vs uang sebagai signal sosialis antara tukang parkir (apalagi langganan) dan pemarkir, gerakan tangan serta aba-aba ‘kiri-kiriiiii’, ‘stop-stop-stopppp’, ‘banting-bantiiiing’, ‘poll-pooolll’ dan seterusnya itu tak akan pernah terdengar disini. Dunia terasa sepiiii …

Siap tidak siap, kemandirian dituntut tinggi-tinggi dan tugas itu telah tergantikan oleh papan peraturan, mesin parkir, sensor pada mobil dan layar sensor didalam mobil … Tit tit tiiiittt!

[caption id="attachment_182164" align="aligncenter" width="373" caption="Aturan "][/caption] Aturan pemda Jerman itu ada yang sangat menguntungkan ada yang bikin deg deg an:

1.Mit Parkschein-Gratis jangka pendek

Biasanya ini ada didalam kota/dekat pusat kota, dimana setiap individu dipersilahkan untuk memarkir kendaraannya gratis maksimal selama 90 menit/1,5 jam. Sebuah kartu jam biasanya harus dipasang di kaca jendela depan bagian dalam agar bisa terbaca oleh pemeriksa (polisi atau petugas lainnya). Jika tiba pukul 14.13 akan dibulatkan menjadi 14.30 dan seterusnya. Saya berusaha hati-hati karena jika lupa menyematkan kartu ini, sebuah ‘surat cinta‘ dari petugas akandisematkan di jendela depan mobil!

Beberapa tempat parkir yang menuliskan aturan ini juga menambahkan „Anwohner mit Ausweis frei“, yang berarti mereka yang tinggal ditempat dimana area parkir itu bebas memarkir kendaraannya kapan saja.

[caption id="attachment_182158" align="aligncenter" width="305" caption="Dengan kartu parkir (Senin-Jumat 9-18,Sabtu 9-13)/penduduk setempat bebas "]

13345040031305281293
13345040031305281293
[/caption]

2.Nur für Dauerparker-bagi pemarkir sehari atau lebih

Di kota Tuttlingen misalnya, tempat parkir ini bersebelahan dengan parkir no.1. Siapapun berhak memarkir kendaraannya disana tanpa menggunakan kartu jam (pukul 00-24.00).

Selain itu beberapa dari mereka yang bekerja seharian di pusat kota menyukai areal ini demi penghematan budget, begitu pula bagi orang yang memiliki rencana untuk berada di pusat kota dan sekitarnya selama lebih dari 1,5 jam. Ngirit dot com.

Biasanya banyak Wohnmobil (red: rumah mobil) para traveller dengan plat nomer dari luar kota bahkan luar negeri seperti Belanda, mejeng dengan santainya for free. Kebetulan pemda tidak memungut bea, di garasi parkir lain ada yang memungut Dauerparken semacam ini (bandara, Tiefgarage, Messe-exhibition dan sebagainya).

[caption id="attachment_182159" align="aligncenter" width="285" caption="Khusus bagi pemarkir lama di tempat yang tersedia"]

1334504149987416791
1334504149987416791
[/caption]

3.Nur für Frauen-khusus bagi perempuan

Betulkah pengendara perempuan lebih parah dalam mengendarai bahkan memarkir mobilnya? Apakah ini sebabnya beberapa tempat parkir memberikan daerah khusus yang bertuliskan ‚Nur für Frauen‘. Atau karena tradisi lady first?

Biasanya letaknya amat dekat dengan exit/entry atau merupakan tempat strategis agar mudah untuk memarkir mobil. I like it a lot, thanks God … I’m a woman!

4.Nur für Familien-hanya untuk keluarga

Sebuah gambar kereta dorong dengan keluarga disekelilingnya merupakan tanda peraturan bahwa hanya mereka (yang berkeluarga dan terdiri dari orang tua dan anak/bayi) saja yang boleh menempatinya.

Lah aturan ini … kalau di Indonesia mungkin repot yah, lantaran hampir semua orang berkeluarga besarrrrr!

[caption id="attachment_182160" align="aligncenter" width="274" caption="Parkir bagi keluarga"]

1334504267476950498
1334504267476950498
[/caption] 5.Nur für Behinderte-spesial untuk orang cacat/lansia

Seseorang sedang duduk di kursi roda adalah tanda dari kotak parkir ini. Biasanya mereka yang dikategorikan ini adalah penumpang dari sopir (yang tidak cacat), lansia dan disable/disadvantage lainnya. Biasanya mereka memiliki sebuah kartu Behinderte Ausweis/lansia.

[caption id="attachment_182161" align="aligncenter" width="290" caption="Parkir untuk orang cacat/lansia"]

1334504349485616062
1334504349485616062
[/caption]

6.Nur für Arbeiter/Arbeiterin-disediakan untuk pegawai/pekerja perusahaan yang bersangkutan

Perusahaan seperti Aesculap di Tuttlingen, Marquardt di Rietheim, mereka membeli areal luas bagi para pekerjanya agar tak memusingkan dalam memarkir kendaraan. Kesejahteraan yang menyenangkan saat berangkat dan pulang dari bekerja keras.

7.Nur für Feuerwehr und sonstige- hanya untuk pemadam kebakaran dan sejenisnya

Petugas pemadam kebakaran, Notartz dan ambulan mendapat tempat parkir khusus selalu disetiap tempat parkir. Ini demi memudahkan petugas dalam menjalankan tugasnya semaksimal mungkin dengan meminimalisir kesulitan dalam memarkir kendaraan besarnya.

Gambar yang terpampang biasanya sebuah mobil pemadam kebakaran lengkap dengan dongkrak dan tangga panjangnya.

8.Nur für Kunde-khusus mereka yang berstatus tamu/pelanggan toko

Tempat ini biasanya ada tepat didepan toko yang bersangkutan. Misalnya toko pemanas ruangan di Spaichingen, toko TV di Seitingen dan sebagainya. Biasanya pada hari biasa atau hari libur, pemilik akan tetap memperhatikan siapa saja yang memarkir didepan tokonya.

Hahaha pernah sekali saya memarkir mobil di hari libur saat karnaval, lalu kena damprat pemiliknya dan mengusir saya dengan muka masam. Hiks … merana … saya sempat menangis (setiba dirumah) karena kaget.

[caption id="attachment_182162" align="aligncenter" width="290" caption="Parkir khusus pelanggan"]

13345044761240317445
13345044761240317445
[/caption]

9.Privat Nummer- bagi nomer mobil tertentu

Tempat parkir dengan pertanda nomer mobil tertentu misalnya TUT GA 76 bisa dipasang di area disekitar Wohnungen/Häuser (red: flat/perumahan) yang berarti hanya mobil/kendaraan yang bernomer TUT GA 76 saja yang boleh nongkrong disitu.

Contoh lain adalah tempat parkir dengan papan-papan bertuliskan Dr. Schwarz. Ini menandakan bahwa mereka pasien/pengunjung/tamu dari si dokter sajalah yang boleh bebas memarkir kendaraannya disana. Salah parkir? Derekkkk!

10.Die Parkmaschine- mesin parkir

Biasanya ini ada di pusat kota, dipinggiran dekat pertokoan, garasi parkir dan mall. Mesin parkir di pinggiran jalan raya atau pusat kota biasanya lebih kecil. Caranya dengan memencet tombol agar keluar kertas dan memasukkan uang receh sesuai kebutuhan dengan perkiraan misalnya 2 jam @50 sen sehingga harus masuk di lubang yang ada sebanyak 1 euro. Jika ingin tambah jam harus kembali ke mesin dan mengganti kertas yang disekatkan dikaca mobil bagian dalam dengan yang baru. Jika tidak, dendataruhannya.

Untuk garasi parkir, biasanya saat masuk harus memencet sebuah mesin yang mengeluarkan kertas kecil pertanda cetakan jam masuk mobil. Setelah itu palang akan terbuka otomatis mempersilahkan mobil masuk ke garasi parkir (biasanya berlantai-lantai. Usai kelar dengan urusan dan hendak pergi, tak lupa harus mampir ke Parkmaschine (red: mesin parkir) dengan memasukkan kertas tadi dan tentunya koin (50 sen, 1-10 euro, awas 20 euro biasanya akan dimuntahkan kembali).

[caption id="attachment_182163" align="aligncenter" width="271" caption="Mesin parkir otomatis"]

13345045411675300999
13345045411675300999
[/caption] Waduh, karena termanjakan oleh tukang parkir di tanah air … kok merasa repot pertama kali memahaminya … hahaha … malu.

Dari cara pemda mengatur parkir di Jerman, ada keuntungan tersendiri bahwa babagan parkir menjadi lebih tertib dan mudah, tak ada sistem korupsi, tak ada palak memalak dan sebagainya yang disebabkan oleh human error. Jika mesin sedang ngambek, baru menghubungi petugas (human resource) dengan memencet tombol, seperti halnya pengalaman kami saat mesin tak menerima kartu parkir dari kami, hingga akhirnya secara otomatis petugas membuka palang dari jarak jauh.

***

Dan kemarin setelah tujuh tahun berlalu, ketika baru saja berbelanja di toko Asia milik eksodus Vietnam (yang naik kapal dari Jakarta ke Jerman!), rasa kangen itu sedikit terkipasi. Lelaki pemilik toko menjadi tukang parkir dadakan, memberi aba-aba agar saya aman keluar dari areal parkir ke jalan besar. Mungkin saja ia takut lantaran tepat diseberang sana sebuah traktor, jogjig dan sebangsanya sedang menggilas jalan yang dalam perbaikan …

Ooooooo orange team, pasukan oranye yang humanis dan ngangeni itu memang tak tergantikan, meski peraturan parkir di tanah air belum setertib di Jerman. (G76).

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun