Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Freez, Karenamu, Tulisanku Terbaca (Lagi)

13 November 2012   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:27 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 17 November 2012 nanti, Kompasiana akan merayakan hari ulang tahun. Terpanjat doa untuk kemajuan blog borongan ini, semoga kedepan memang jauh lebih baik. Lebih banyak anggota dan pembacanya, lebih sedikit kekacauannya (mulai dari galian kabel, perseteruan, kloning dan seterusnya) dan lebih banyak nan seru kegiatannya. Siapa tahu ini akan menjadi Facebook-nya Indonesia. Wowow, exciting! I want to see it!

Oh ya. Sejak pertengahan tahun 2011, sebuah terobosan bernama Freez merupakan kemajuan tersendiri bagi Kompasiana. Salut. Kesempatan memiliki suplemen tambahan jurnalisme warga pada harian nasional Kompas, setiap hari Kamis dan kini diganti hari Rabu itu memang ajang sharing yang hebat.

Sejak bergabung 30 April 2011 yang lalu hingga hari ini, sudah dua tulisan saya dimuat. Rasanya selangit! Terima kasih, Kompasiana telah menerbitkan Freez. Karenamu, tulisanku terbaca lagi!

Freez yang pertama

[caption id="attachment_223112" align="aligncenter" width="310" caption="Freez edisi 15, soal rokok"][/caption]

Pada hari Senin, tanggal17 Oktober 2011 pukul 15.01 WIB (sekitar pukul 20.01 waktu Jerman), saya memposting artikel berjudul „Cara Jerman membatasi peredaran rokok dan perokok“ dan mendapat penghargaan sebagai salah satu headline dari admin Kompasiana. Bahagia rasanya, jerih payah menulis tak sia-sia. Siapa sih yang tak ingin tulisannya dihargai jika sebagai penulis tentu telah terlebih dahulu menghargainya? PD.

Kebahagiaan dan kebanggaan tak sampai disitu, karena tulisan itu dimasukkan dalam Freez edisi 15 pada hari Kamis, 3 November 2011 di kolom Trend: Cara Jerman batasi peredaran rokok. Email pemberitahuan dari admin Freez saya terima tanggal 2 November 2011, menanyakan pula soal NPWP dan rekening bank untuk transfer honorarium. Horeee ….

Kebahagiaan ketiga adalah karena manfaat dari tulisan itu saya pikir (sebagai perokok pasif) akan menginspirasi banyak orang. Kebarat-baratan boleh asal pada tempatnya. Jika dunia barat ini telah terlebih dahulu mengatur rokok dan perokok (tempat dan sebagainya) demi kebersihan dan kesehatan, ini adalah hal yang positif. Mengapa juga Indonesia tidak meniru trend yang ini?

Diartikel yang menghasilkan komentar kompasianawan/wati yang pro dan kontra itu, termuat soal mesin otomat rokok, display rokok di swalayan, pembagian ruang rokok dan non rokok, pembatasan rokok yang dibawa orang masuk ke wilayah Jerman dan pembatasan kretek/harus berfilter dan larangan iklan rokok di media massa.

Saat itu memang sedang hangat-hangatnya soal wacana ruang rokok dan non rokok di tanah air. Waah, passs!

Alhamdulillah, terima kasih, Freez tulisanku terbaca (lagi oleh pembaca media cetak) setelah sebelumnya dibaca 835 orang (pembaca di dunia maya kompasiana).

Freez yang kedua

[caption id="attachment_223113" align="aligncenter" width="692" caption="Freez 66, babagan Halloween"]

1352818937523439770
1352818937523439770
[/caption]

Pada hari Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 20.13 WIB (atau pukul 15.13 waktu Jerman), saya menulis pengalaman sosial budaya berjudul "Belajar Memahami Tradisi Halloween”. Seminggu kemudian, tulisan HL itu menjadi salah satu karangan penutup yang menerobos Freez edisi 66 tanggal 31 Oktober 2012. Tulisan yang dimasukkan dalam kolom Liputan warga itu diubah judulnya menjadi “Hangatnya Tradisi Halloween di Jerman.” Ini menggambarkan tradisi rakyat Amerika, Jerman, Jepang, Singapura dan lain-lain dalam merayakannya. Di Jerman, kami merayakannya atas nama rukun tetangga yang sederhana tapi mengena.

Selain itu artikel Freez lainnya adalah milik Tria Cahya Puspita, Dorma Situmorang dan pak Irsyalrusad. Kami mendapat email pemberitahuan dari Pengelola pada hari Kamis, 1 November 2012. Sebelumnya, saya mendapat ucapan dari teman-teman di Facebook pada tanggal 31 Oktober 2012.

Ada sebuah manfaat bagi saya pribadi, bahwa menulis judul itu tidak mudah. Jika saya bandingkan milik saya dan milik admin, ada perbedaannya tetapi tetap satu; ingin menggambarkan suasana Halloween di kampung Jerman seperti yang saya alami. Apalagi kalau ditilik dari panjang tulisan. Tulisan saya diringkas oleh tim Freez menjadi singkat, padat dan berisi. Two thumbs up!

Manfaat berikutnya adalah saya jadi bisa menabung, lantaran rekening ada di Indonesia, tak bisa digunakan untuk belanja di Jerman hahaha.

Lalu pembaca artikel saya ini bertambah, tak hanya oleh 733 pembaca maya di Kompasiana. Senang. Tulisan itu semoga mengajak masyarakat kita untuk tetap menjalin kerukunan diantara tetangga. Jika orang luar negeri saja bisa, kita bahkan lebih bisa karena sudah terlahir seperti itu adanya.

Mengapa kedua tulisan saya ini masuk Freez?

Menurut saya ini karena:

1.Menjadi rahasia Tuhan, sudah ada garis nasibnya. I was lucky setelah berusaha menulis bagus dan berdoa (harap-harap cemas).

2.Telah memverifikasi akun sebagai penulis yang bisa dipercaya (ada biodata dan seterusnya).

3.Sebelumnya memberi tag artikel dengan satu kata « Freez », sebagai challenger ratusan tulisan kompasianawan/wati Indonesia sedunia.

4.Admin dan pengelola Freez menganggap artikel saya itu menuruti seleranya dan pas untuk dibaca banyak orang.

5.Tulisan sesuai dengan momen pada hari penerbitan Freez yang hari kamis/rabu itu (contoh soal rokok dan Halloween).

Begitulah pengalaman saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu penulis di kompasiana yang tulisannya diambil untuk diterbitkan dalam halaman Freez. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Semangat dan sukses selalu untuk semua.

Terima kasih, Ya Allah. Terima kasih, Kompasiana. Terima kasih, pembaca setia tulisan-tulisan saya. Terima kasih, Freez. Terima kasih, semuanya. Tulisanku terbaca lagi.(G76).

Link:

1.http://hukum.kompasiana.com/2011/10/17/cara-jerman-membatasi-peredaran-rokok-dan-perokok-402210.html

2.http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/26/belajar-memahami-tradisi-halloween-498688.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun