Sejak zaman kanak-kanak, saya selalu ingat bahwa masyarakat kita akan banyak memperbincangkan soal harga barang-barang. Lah iya, nggak ada garansi bahwa harga-harga akan stabil menjelang puasa sampai lebaran tiba.
Mau makan nasi, berasnya mahal. Mau goreng tempe, minyaknya licin harganya. Mau minum teh manis, pabriknya pasang harga yang bikin hati kebakaran. Mau beli cabai untuk bikin sambal, harganya ambyar atau pernah mirip beli emas. Itu dulu.
Menurut CNBC Indonesia bulan-bulan ini ada empat kelompok komoditas yang naik harganya secara signifikan, yakni bawang merah (+6%), bawang putih (+3%), cabai rawit hijau (+2%), cabai rawit merah (+3%), gula pasir lokal (+1%) dan gula pasir premium (+3%).
Aduh, naik ya? Tenang, pak Jokowi berjanji mengerahkan para menteri untuk mengendalikan harga sembako demi kepentingan rakyat.
Bagaimana dengan di Jerman?
Mayoritas masyarakat Jerman beragama Katolik. Meski banyak komunitas Turki yang migran dan masih memeluk agama Islam, presentasinya masih kecil sehingga puasa dan lebaran tidak mempengaruhi harga-harga di pasaran. Tetapi karena sedang dalam masa corona di mana orang work from home dan stay from home, ada beberapa sembako yang naik.
Pada umumnya, harga sembako di Jerman berada di tengah-tengah negara-negara EU. Artinya, harga murah akan dijamin di dalam negeri. Bahkan sebelum corona, nggak heran jika banyak orang Swiss menyeberang ke Jerman karena ternyata sembako dihitung lebih murah.
Nah, apa saja sembako yang naik? Bahan makanan segar seperti buah dan sayuran naik hampir 10%. Jagung bukan sayuran yang diutamakan di Jerman. Asparagus justru sayuran tradisional favorit masyarakat Jerman dan biasa dikonsumsi musim ini. Setelah dikupas batangnya tipis-tipis, orang biasa memasaknya dengan alat steam.
Begitu masak, tinggal menuanginya dengan saos Hollandais, saos putih yang rasanya nendang. Atau orang memasaknya menjadi sup asparagus. Itu mirip sup yang biasa disajikan di gedung pernikahan di tanah air. Harganya paling banter 12 euro per kg pada tahun lalu sekarang melonjak 10-20 euro per kg.
Lantas mengapa harganya naik?