Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Cara Keluarga Kami Wujudkan Rumah Hunian

18 Oktober 2017   21:07 Diperbarui: 19 Oktober 2017   01:39 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masih ingat lagu Achmad Albar "Rumah Kita"? Ada lirik yang mengingatkan kita tentang home sweet home, lebih enak di rumah sendiri.

"Lebih baik di sini, rumah kita sendiri ...."

Seindah dan semegah apapun rumah kontrakan, pasti lebih nyaman berada di rumah sendiri yang dibeli entah dengan program subsidi, KPR atau utang bank. Nggak semua orang beruntung mendapat warisan, hadiah bukan?

Berikut adalah cara keluarga kami mewujudkan rumah hunian:

Adik: Rumah Subsidi

Jaman sekarang, orang sudah pada ribut ambil perumahan program Jokowi "Sejuta Rumah Sejuta Senyum" di kabupaten Ungaran, Jawa Tengah yang diresmikan sejak 29 April yang lalu.

Dengan DP 1 % dan cicilan per bulan Rp 700.000,00 selama 20 tahun, dikatakan lebih murah dari KPR yang bunganya 20%. Bunga rumah subsidi bisa hanya 5%.

Pilihannya ada dua rumah petak dan rumah susun dengan tipe 27, 36 dan 38. Meski di daerah atas tapi pelosok, rupanya banyak yang berminat. Ah, siapa tahu, suatu hari nanti akan menjadi daerah penting karena pemekaran kota.

Nah, salah satunya yang mengambil rumah subsidi adalah adik saya. Adik saya sudah menempati salah satu rumah milik ibu. Bagaimanapun, ia bercita-cita memiliki rumah sendiri sesuai dengan kemampuannya. Ia pilih rumah bersubsidi supaya jangan lebih tinggi pasak daripada tiang.

Ibu: Mudahnya Ambil KPR Potong Gaji

Lain dengan pengalaman ibu saya. Tahun 1987 ibu kredit KPR di daerah Plamongan. Plamongan, waktu itu daerah pinggir Semarang, ndeso atau kampung karena dekat Demak, luar kota. Sekarang? Ramenya bukan kepalang, seperti kota, apa-apa ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun