Mohon tunggu...
Gadiel ImanuelSanto
Gadiel ImanuelSanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya Positif dari Seorang Pemimpin

16 Agustus 2021   18:22 Diperbarui: 16 Agustus 2021   18:32 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah organisasi terbentuk karena adanya beberapa orang yang bersatu, membentuk, dan menjadi bagian dari organisasi itu sendiri. Pembentuk organisasi akan menentukan karakter dan budaya dari organisasinya sendiri. 

Oleh karena itu, organisasi dapat dikatakan bukanlah suatu hal yang realitas objektif, karena setiap orang memiliki prinsip, pandangan, dan karakter yang berbeda, sehingga mereka akan mempersepsikan organisasi dengan cara yang berbeda juga.

Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki sudut pandang sendiri mengenai organisasi dan memiliki nilai-nilai yang diterapkan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan strategis dari organisasi. Sudut pandang yang dimiliki dan dipercaya oleh pemimpin tersebut akan diterapkan dalam organisasi untuk mencapai visinya. 

Hal itu akan membentuk kepemimpinan budaya yang dapat mempengaruhi norma dan nilai untuk membangun budaya yang berkinerja tinggi sesuai dengan pandangan pemimpin tersebut.

Sebelum pemimpin mempengaruhi norma dan nilai budaya yang ada di dalam organisasi, pemimpin harus dapat mendefinisikan dan menggunakan sinyal dan simbol untuk mempengaruhi budaya. Pemimpin harus mengetahui dua bidang utama yang ia pengaruhi, yaitu:

  • Budaya kepemimpinan mengartikulasikan visi untuk budaya organisasi yang dapat dipercaya oleh karyawan. Dalam hal ini pemimpin mendefinisikan dan mengomunikasikan nilai-nilai sentral yang diterapkan, dan diyakini oleh para karyawan.

  • Budaya kepemimpinan memperhatikan kegiatan sehari-hari yang dapat memperkuat visi budaya dalam organisasi. Pemimpin harus memperhatikan setiap proses-proses operasi pekerjaan dan system penghargaan dalam organisasi cocok dalam memperkuat nilai-nilai.

Menciptakan, dan mempertahankan budaya yang berkinerja tinggi tidak akan mudah di lingkungan tempat kerja yang berubah-ubah. Seorang pemimpin harus dapat mencotohkan nilai-nilai budaya yang ia pegang. Karena selain mempertahankan, ia harus dapat menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut dapat memandu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

"Culture never ends, there is always something new. There are always new art forms, dance moves, songs, paintings. Culture is an endless story" - Maisie Junardy, Man's Defender

Sumber: tantiohd.com
Sumber: tantiohd.com

Bawahan atau karyawan yang ada dalam organisasi cenderung akan melihat dan mengikuti tindakan pemimpin tingkat atas dalam menerapkan nilai-nilai kesetaraan, kerja tim, partisipasi, dan layanan pelanggan ke dalam tindakan sehari-hari. 

Ketika bawahan berhasil mengikuti nilai-nilai tersebut sehingga kinerjanya meningkat, maka pemimpin harus mengapresiasinya dengan memberikan pengharagaan. Apabila bawahan tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, pemimpin harus mengambil tindakan baik itu mendekatkannya lagi pada nilai yang ada atau memberikan hukuman karena tidak mengikuti nilai pemimpin yang ada.

Pemimpin menerapkan beberapa metode dalam menciptakan dan mempertahankan budaya yang berkinerja tinggi. Pemimpin harus melakukannya melalui kata-kata dan tindakan mereka sendiri agar nilai-nilai lebih mudah tersampaikan. 

Metode yang biasa digunakan oleh pemimpin itu seperti, upacara, bercerita, memberikan symbol, berbahasa khusus, dan lain-lain. Hal-hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

  • Melakukan Upacara

Upacara merupakan kegiatan yang terencana dan diselenggarakan untuk membentuk acara khusus dan umumnya dilakukan untuk kepentingan para penonton. Upacara dapat memperkuat nilai-nilai tertentu, dan menciptakan ikatan antara karyawan.

Contohnya seperti upacara 17 Agustus yang dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan dan untuk memperkuat nilai-nilai nasionalisme NKRI.

  • Bercerita

Cerita adalah narasi yang dibuat berdasarkan peristiwa nyata yang sering diulang dan dibagikan di antara karyawan. Cerita cenderung digunakan oleh para pemimpin untuk menggambarkan nilai-nilai kunci dari suatu organisasi. Ketika cerita disampaikan kepada para karyawan, diharapkan dapat memotivasi dan memperkuat dan budaya perusahaan.

  • Simbol

Simbol adalah suatu objek, tindakan, atau peristiwa yang menyampaikan makna kepada orang lain. Simbol akan mudah dikomunikasikan serta mudah diingat karena simbol cukup mudah untuk dikomunikasikan dan dimengerti kepada orang lain. Simbol cukup efisien digunakan karena simbol juga biasanya digunakan untuk mengingat suatu identitas.

  • Bahasa Khusus

Bahasa khusus yang dimaksud dalam budaya ini adalah seperti slogan. Pemimpin dapat memanfaatkan bahasa seperti slogan untuk membentuk dan mempengaruhi nilai dan keyakinan dalam organisasi.

Contohnya adalah perusahaan apple yang memiliki slogan "think different". Maksud dari slogan tersebut adalah organisasi apple memiliki budaya untuk berpikir berbeda dari organisasi lainnya, sehingga dapat menciptakan banyak inovasi terlebih dahulu daripada pesaingnya.

  • Sosialisasi

Sosialisasi merupakan alat dalam kepemimpinan utama yang digunakan untuk mengkomunikasikan budaya dan memungkinkan bertahan dari waktu ke waktu. Pemimpin dianggap sebagai panutan dalam nilai-nilai yang diinginkan oleh para karyawan. Biasanya sosialisasi dapat dilakukan dengan cara pelatihan, seminar, dan lainnya kepada karyawan baru, agar nilai-nilai yang diinginkan dapat terwujud.

  • Tindakan sehari-hari

Ini merupakan hal yang paling penting dalam metode untuk menciptakan dan mempertahankan budaya. Pemimpin akan menjadi seseorang yang para bawahannya selalu lihat dan perhatikan secara baik. Karena biasanya bawahan cenderung akan mengikuti pemimpinnya. 

Oleh karena itu, pemimpin itu sendiri harus menerapkan nilai-nilai organisasi dan memberi sinyal kepada para karyawan, agar nilai-nilai budaya tersebut dapat tersampaikan dan diterapkan dengan baik.

Sumber: jurnalpost.com
Sumber: jurnalpost.com

"Introducing and maintaining culture is important, so that humans can know themselves and respect each other more, and so on." - Maisie Junardy, Man's Defender

Pemimpin yang efektif cenderung akan lebih mementingkan membawa perubahan dalam organisasi. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan nilai budaya yang baru.

 Oleh karena itu pemimpin harus menciptakan, mengkomunikasikan, dan mempertahankan budayanya agar nilai-nilai yang diharapkan dapat terwujud serta kinerja tinggi yang diharapkan oleh pemimpin dapat terwujud. Jika hal-hal tersebut dapat terwujud, tujuan organisasi pun dapat diwujudkan dengan efektif dan efisien.

Referensi:

Daft, R. L. (2018). The Leadership Experience. In Marketing Management (Vol. 12, Issue 3). Cengage Learning. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun