Mohon tunggu...
Gabryella Sianturi
Gabryella Sianturi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sedang mondar-mandir di Yogyakarta

Penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lahirnya Benteng Jurnalisme Masa Depan

17 Februari 2020   13:17 Diperbarui: 15 Juli 2020   14:26 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan jurnalis lahir dan tumbuh pada pola pikir benteng-benteng besar. Para jurnalis tersebut hidup dan bekerja pada institusi kebanggan dengan tembok-tembok yang kokoh. Pekerjaan harian mereka saangat sederhana, yaitu bagaimana dapat menyaingi organisasi berita lainnya. Namun, kini benteng-benteng itu telah runtuh dan saling adu tabah dengan sesama jurnalis yang tidak lagi mengesankan orang banyak.

Akhir dari jurnalisme benteng sangat meresahkan bagi kita dan membutuhkan perubahan besar dalam pola pikir dan budaya jurnalisme.Organisasi yang kuat dan sudah lama berdiri memberikan dasar yang sempurna untuk jurnalisme yang kuat. Persaingan dengan organisasi berita lain menginspirasi jurnalisme besar dan jika jurnalis mendapat masalah - secara hukum, fisik atau dengan pihak berwenang - organisasi berita akan melindungi dan mendukung.

Tapi, sayangnya dunia sangat cepat terkikis. Alasannya klasik, yaitu tekanan ekonomi-baik sektor publik atau swasta yang membuat biaya benteng kokoh tadi sulit untuk berkelanjutan. Setiap hari harus membawa berita yang membutuhkan biaya gedung, mesin cetak, studio dan semua dukungan struktural benteng yang terbukti terlalu mahal untuk pendapatan yang sekarang dapat dihasilkan.

Jurnalisme berbasis internet atau yang kini sering disebut jurnalisme online mungkin merupakan kontributor paling signifikan terhadap keruntuhan bisnis tersebut. Di dunia organisasi benteng, konsumsi jurnalisme dilakukan melalui produk dan platform yang jelas - program TV, radio, majalah dan koran. Tetapi dalam dunia jurnalisme internet, semua produk itu tersedia dalam satu platform. Pengguna dapat mengklik dan beralih di antara setiap set berita. Atau mereka dapat menggunakan agregator untuk mengumpulkan semua informasi yang mereka butuhkan. Salah satu agregator yang mungkin sedang hype sekarang adalah Line Today, dimana berasal dari aplikasi layanan pesan bernama Line.

Kemampuan pengguna untuk mengumpulkan berita pilihan mereka membuat dinding benteng tadi runtuh. Akibatnya, pengguna melihat satu semesta berita tunggal dan menggunakan teknologi untuk membuat konten itu disatukan. 

Jadi, jika pengguna memerlukan konten kolaboratif, bagaimana dengan organisasi berita benteng yang masih berpikiran kompetitif? Tetapi sebagai sebuah bisnis, setiap organisasi harus memilih dengan sangat hati-hati di mana ia memiliki keunggulan komparatif. Di setiap bidang berita khusus, organisasi perlu menilai keunggulan unik mereka dan mengurangi upaya di mana mereka tidak memiliki keunggulan tersebut.

Maka dari itu, jurnalisme berbasis internet atau mari kita sebut saja jurnalisme masa depan membutuhkan keunggulan-keunggulan yang selama ini tidak dimiliki organisasi berita benteng tadi. Berikut keunggulan yang harus dimiliki :

1.Fundamental yang kritis
Produk jurnalistik haruslah berdasarkan realitas dan mampu memahami dunia. Di dalamnya  memuat pelaporan yang bagus, tulisan yang bagus, pematuhan etika jurnalistik dan terlebih lagi keterampilan investigasi. Jika TV dan Koran harus terus membayar untuk setiap detik penayangan dan panjang lamannya, jurnalisme online dapat dengan bebas memuat video berdurasi panjang dan tulisan model long-form yang tak ada membatasinya.

2.Skill dan Pola Pikir Digital
Jurnalisme masa depan tidak hanya memerlukan keterampilan digital, tetapi juga perlu kemampuan untuk berpikir secara digital. Jurnalis harus memanfaatkan keterampilan alat digital yang tepat untuk cerita dan waktu yang tepat. Bagaimana menggunakan kata-kata, visual, video, grafik interaktif yang membuat pengguna tertarik. Video streaming dan podcast adalah salah satu yang sangat hype misalnya. Selain itu, jurnalisme online juga pastinya harus memahami CSS, HTML, PHP, JavaScript, ActionScript, dll untuk menampilkan data & membuatnya dapat dikelola.

3.Membangun Komunitas
Tak seperti televisi dan koran yang komunikasinya dominan berjalan satu arah, jurnalisme masa depan harus memfasilitasi percakapan antara media dengan pengguna dan sesama pengguna. Ketika terdapat percakapan di sana, audiens tak lagi hanya sebagai konsumen tetapi juga produsen. Sehingga audiens tidak berjarak dengan media dan seolah telah menjadi bagian dari realitas.

4.Memiliki Sosial Media
Ketika media menggunakan media sosial, ia dapat menggunakan ide, tren, dan sumber cerita baru dengan cepat. Selain itu, pengguna juga semakin mudah menemukan konten terbaru karena kini sosial media hampir menjadi kebutuhan sehari-hari. Dan lebih pentingnya lagi, media dapan meningkatkan merek pribadinya ketika dengan rutin muncul di sosial media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun