Mohon tunggu...
Otomotif

Mengapa Motor Motogp Lean Angle Sangat Miring Sekali?

20 Oktober 2016   02:03 Diperbarui: 25 Oktober 2016   01:50 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Namun, perbaikan performa diatas masih menyisakan sebuah pekerjaan rumah bagi tim asal negeri menara pizza ini. Sesuatu yang kurang terlihat sempurna ketika kemarin Doviziosa harus menumpang motor Danillo Petruci untuk kembali ke paddock karena motor Ducati-nya kehabisan bahan bakar. Ducati memang hanya diperbolehkan membawa 22 liter bensin sejak tahun 2014 lalu berhasil menyabet 3 podium di lintasan kering.

Dan ternyata bahan bakar tersebut sangat pas-pasan karena hampir saja Dovi kehilangan tempat keduanya. Hal ini lah yang harus segera diatasi oleh Tim Ducati agar bisa terus eksis menghadapi 2 lawan terberatnya yaitu Honda dan Yamaha yang hanya membawa bahan bakar sebanyak 20 liter dan masih tersisa walaupun telah beradu kecepetan sangat ketat.

Filosofi kerjasama tim dan komunikasi

Krisis gelar juara nampaknya telah membuat Ducati melakukan perombakan yang cukup besar di semua sektor. Hal ini juga di amini oleh Gigi Dall'lgna, Direktur tehnik Ducati yang menjelaskan bahwa Ducati telah melupakan filosofi masa lalunya dimana mekanik mesin hanya untuk mesin dan mekanik sasis hanya untuk sasis.

Kini kerjasama tim telah menjadi bagian penting dari setiap kemenangan Ducati dimana seluruh tim bekerja bersama tanpa adanya kesulitan untuk berkomunikasi sehingga masukan tentang sasis bisa saja datang dari tim mesin dan juga sebaliknya.

Peningkatan sektor mesin desmodromic khas Ducati

Tak seperti motor pabrikan asal Jepang yang menggunakan sistem pneumatic valve, Ducati GP15 tetap mempertahankan mesin desmodromic khas Ducati yang sangar sekaligus "liar". Meskipun dengan mesin yang cukup rumit, namun dengan penggunaan winglet serta perubahan di beberapa sektor membuat handling Ducati terbukti menjadi jauh lebih stabil meskipun digeber hingga kecepatan diatas 340km/jam.

Yang pertama adalah settingan elektronik. Vinales bekerja keras untuk mendapatkan settingan yang pas terutama di elektroniknya.

Kedua, Vinales memilih sasis lama. Menurutnya sasis 2016 terlalu berat dan kurang stabil.

Ketiga, mesin baru spek 2016 dipadukan dengan SSG upshift. Mesin baru menurut Vinales lebih powerfull dan kini sudah memiliki kecepatan yang sama dengan M1 Rossi, bahkan lebih dekat Ducati.

Hasil memuaskan Maverick Vinales tidak diikuti team mate nya, Aleix Espargaro. Espargaro malah mengalami kesulitan dengan GSX-RR selama tes Phillip Island dan harus puas di posisi 17. Pastinya menjadi PR besar baginya, mengingat kesempatan terakhir hanya di tes pra musim Qatar awal Maret nanti. Sepertinya sasis baru yang dipakai Espargaro memang tidak cocok dengan karakter GSX-RR.

Ini baru SSG upshift gan. Jadi penasaran nih bagaimana jika Suzuki Ecstar sudah pasang full SSG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun