Dengan model "merata", program MBG berpotensi menimbulkan ketidakadilan baru: subsidi negara justru dinikmati oleh kelompok yang tidak membutuhkan.
3. Mutu Sekolah: Persoalan Lebih Mendesak daripada Makanan
Mutu sekolah di Indonesia sangat timpang. Data dari berbagai survei internasional seperti PISA menunjukkan bahwa kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa Indonesia masih jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD.
Ketimpangan mutu ini tidak akan selesai hanya dengan pemberian makanan bergizi gratis. Mutu sekolah berkaitan erat dengan:
- Kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
- Pelatihan guru berkelanjutan agar mereka mampu mengajar dengan metode kreatif dan inovatif.
- Ketersediaan infrastruktur pendidikan, dari perpustakaan, laboratorium, hingga akses internet.
- Sistem evaluasi pendidikan yang bukan hanya menekankan hafalan, tetapi juga keterampilan berpikir kritis.
Sayangnya, program MBG tidak menyentuh aspek ini. Alih-alih memperbaiki mutu sekolah, ia justru bisa mengalihkan anggaran yang seharusnya bisa dipakai untuk pembangunan kualitas pendidikan itu sendiri.
4. Gaji Guru Honorer: Realitas Pahit yang Terabaikan
Salah satu kritik paling tajam terhadap MBG adalah soal kesejahteraan guru honorer. Realitas di lapangan menunjukkan banyak guru honorer hanya digaji Rp300 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Ironisnya, jumlah ini sering lebih kecil daripada uang jajan harian siswa dari keluarga kaya.
Pertanyaan yang wajar muncul: bagaimana mungkin negara menganggarkan triliunan rupiah untuk memberi makan gratis, tetapi membiarkan para pendidik---ujung tombak pendidikan---tetap hidup dalam kondisi jauh dari layak?
Guru adalah kunci peningkatan mutu pendidikan. Tanpa guru yang sejahtera, termotivasi, dan profesional, pendidikan berkualitas tidak akan tercapai. Program MBG seolah menaruh perhatian besar pada perut siswa, tetapi melupakan kesejahteraan mereka yang mengajar.
5. Prioritas Kebijakan: Mutu Pendidikan atau Sekadar Simbol Politik?
Dalam kebijakan publik, prioritas menjadi kunci. Apakah benar masalah paling mendesak di dunia pendidikan kita saat ini adalah makanan gratis? Ataukah justru mutu pendidikan, fasilitas sekolah, kesenjangan antara kota-desa, dan kesejahteraan guru?