Ramadan selalu punya cara sendiri untuk menghadirkan kedamaian dan refleksi. Ada yang menemukannya dalam lantunan ayat suci di masjid, ada pula yang mencarinya dalam perjalanan---menyusuri jejak sejarah Islam yang telah lama tertanam di tanah Bandung.
Bandung mungkin lebih dikenal dengan julukan kota kreatif, tapi di balik gedung-gedung modern dan hiruk-pikuk anak muda, ada jejak dakwah yang membentang sejak ratusan tahun lalu. Jika kita menyingkap lembaran sejarah, kita akan menemukan tempat-tempat yang bukan sekadar bangunan tua, tapi saksi perjalanan para ulama, pejuang, dan masyarakat yang merawat Islam di kota ini.
Berikut lima tempat bersejarah di Bandung yang bisa jadi destinasi wisata Ramadan penuh makna:
1. Kampung Mahmud: Jejak Awal Islam di Bandung
Jauh sebelum Bandung menjadi kota, di sebuah kampung kecil di pinggiran Sungai Citarum, Islam mulai bertumbuh. Kampung Mahmud, yang berdiri sejak abad ke-16, dipercaya sebagai salah satu pusat penyebaran Islam tertua di wilayah ini.
Di sinilah makam Eyang Dalem Abdul Manaf berada, seorang penyebar Islam yang meninggalkan warisan ajaran yang masih dijaga keturunannya hingga kini. Berkunjung ke Kampung Mahmud di bulan Ramadan terasa berbeda---suasananya tenang, masyarakatnya masih mempertahankan tradisi berbuka dan tarawih berjamaah yang diwariskan turun-temurun.
2. Masjid Raya Bandung: Dari Atap Ijuk ke Ikon Kota
Dulu, saat pertama kali didirikan oleh Bupati Wiranatakusumah II pada tahun 1812, masjid ini masih sangat sederhana, beratap ijuk dan berdinding kayu. Kini, Masjid Raya Bandung berdiri megah dengan dua menara kembar yang menjulang, menjadi pusat kegiatan keislaman terbesar di kota ini.
Setiap Ramadan, masjid ini selalu dipenuhi oleh jamaah. Suasana sore di alun-alun depan masjid berubah menjadi lautan manusia---ada yang mengaji, berbuka bersama, atau sekadar duduk menikmati atmosfer Ramadan.
3. Masjid Mungsolkanas: Masjid yang Dikenal Soekarno