Suara itu terdengar begitu menyejukkan
Lelah dalam perjalanan, ini tak terasa
Siraman penyejuk dari Majelis Istiqomah Hijrah mendinginkan hati
Begitu mengena apabila meresapi
Bukan sebuah alunan lagu pengantar tidur
Menyembunyikan kebaikan seperti kita menyembunyikan kejelekan
Terkesan mudah memang kalau diucapkan
Penerapan yang terkadang sangat susah kita lakukan
Hampir semua bahkan saya rasakan
Dengan bangganya kita memperlihatkan kebaikan kita kepada orang
Menjadikannya status di media sosial
Buat apa? biar semua orang tahu kebaikan yang kita lakukan
Pamer dan mendapatkan sebuah pujian
Bagaimana dengan kejelekan yang kita perbuat?
Sebisa mungkin akan kita tutup-tutupi
Hingga tak ada orang yang mengerti
Mencoba lagi meresapi
Sebuah pesan bermakna
Musibah yang kita hadapi haruslah kita syukuri
Bisa jadi itu merupakan berkah dan rezeki untuk orang lain
Kok bisa ya? dahi saya langsung berkerut
Mencoba untuk mencerna kata
Pak Catur, memberikan cerita pengalaman pribadi
Pagi hari di saat hendak berangkat kerja, ban motornya pecah dalam perjalanan
Mau tak mau akhirnya dia segera mencari tambal ban
Cobaan di pagi hari dalam hatinya
Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya pak Catur menemukan tukang tambal ban
Sebuah percakapan ringan terjadi antara pak Catur dan bapak penambal ban
Mas orang pertama yang tambal ban pagi ini
Padahal saya sudah malas untuk buka tambal hari ini
Badan saya lagi kurang sehat, namun dikarenakan tidak ada uang
Mau tak mau saya harus membuka tambal ban
Dari tulisan di atas baru mengerti bahwa
Musibah yang kita hadapi haruslah kita syukuri
Bisa jadi itu merupakan berkah dan rezeki untuk orang lain
Waktu tak terasa, siraman penyejuk batin dari Majelis Istiqomah Hijrah akhirnya selesai
Ditutup dengan berdoa bersama dan silaturahmi sambil makan-makan pun dilakukan
Banyak yang hikmah yang diambil dari semua perjalanan menuju ikhlas dan menerima
Semoga ke depannya bisa menerapkan bukan hanya melalui kata-kata tapi juga perbuatan
Majelis Istiqomah Hijrah ( 24 Juli 2022)