Mohon tunggu...
Muchlisotul furda
Muchlisotul furda Mohon Tunggu... Administrasi - .

Seorang guru biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pahlawan Generasi Milenial

21 November 2020   02:30 Diperbarui: 21 November 2020   03:11 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekarang ini sudah memasuki era globalisasi di mana semua informasi  seluruh dunia dapat diakses melalui internet  dengan hitungan menit.  Saya memang setuju dengan adanya globalisasi, namun disisi lain ada dampak yang luar biasa dari globalisasi.

Salah satu contohnya adalah dengan masuknya fashion dari barat akan menjadi trend center  di kalangan remaja. Remaja yang seharusnya malu jika berpenampilan minimalis, sekarang mereka bangga dengan apa yang dipakainya sekarang tanpa memandang cocok atau tidaknya nilai dan norma di masyarakat.

Bagi seorang muslim, menutup aurat adalah kewajiban, sekarang remaja putri akan bangga memamerkan rambutnya yang sudah diubah seperti idola mereka. Memakai pakaian diatas paha yang seharusnya dipakai anak-anak juga dipakai saat beraktifitas di luar rumah. Miris memang kalau melihat remaja sekarang. 

Pada tanggal 10 November adalah hari pahlawan yang diperingati di negara Indonesia. Semua warga negara memperingati hari pahlawan dengan cara tersendiri, ada yang melakukan upacara bendera, ada yang berpakaian adat ataupun tentara.

Orang-orang mulai memposting hari pahlawan di media sosial dengan gayanya masing-masing. Namun, saya miris melihat anak didik saya, tidak memposting hari pahlawan, padahal masih dalam rangka memperingati  hari pahlawan. Remaja milenial kini sudah mulai menunjukkan perubahan sosial.

Pudarnya nasionalisme yang ada dikalangan remaja milenial menjadikan hati ini teriris, apalagi melihat anak-anak jauh lebih suka memposting idola mereka dari negeri gingseng. Setiap detik, menit dan jam memposting yang berhubungan dengan idola mereka. Apapun yang berkaitan dengan idol mereka, dipublish di sosmed  masing-masing.

Pahlawan mereka kini orang-orang negeri gingseng. Sikap apatis mereka terhadap orang-orang  yang berjasa di negara Indonesia perlu dijadikan PR untuk kami pendidik dan orang tua, sudahkah menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada anak-anak ketika di sekolah maupun di rumah. 

Mereka tidak tahu siapa itu Buya Hamka dan  Ki Hajar Dewantara. Mereka hanya tahu Jimin, Yongmin, dll yang saya tidak mereka itu siapa. Ini adalah koreksi besar untuk semuanya.

Media sosial sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan karakter generasi milenial, karena setiap hari yang dilihat di media sosial mayoritas postingan dari negeri gingseng yang viral. Mari koreksi diri, apa yang salah, bukan menyalahkan tetapi meluruskan sesuatu adalah hal yang sulit. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun