Jakarta, 15 Juni 2025 – RRQ Hoshi kembali menyuguhkan tontonan penuh emosi di Grand Final MPL Indonesia Season 15, namun akhir kisahnya berujung jadi runner–up dengan skor tipis 4–3 kontra ONIC Esports yang tampil dominan.
Perjalanan Spektakuler: Dari Konsistensi ke Ketatnya Playoff
- Regular Season Gemilang
RRQ Hoshi mengokohkan status pemuncak klasemen dengan rekor impresif 12–4, meraih 25 kemenangan dari 39 game dan selisih game.
Mereka unggul secara head-to-head atas ONIC (2–1), Geek Fam (2–1), Bigetron (2–1), dan Alter Ego (2–1), hanya terganjal oleh Team Liquid dan EVOS. - Drama di Playoff
Di Upper Bracket, mereka mengalahkan Alter Ego 3–1, namun kalah atas ONIC dan harus turun ke Lower Bracket.
Tekad baja terbukti saat mereka menjinakkan Geek Fam 4–1 dalam format BO7, lalu tampil habis-habisan di Grand Final, sayang kalah 4–3. - Momen-Momen Menegangkan
Game 6 nyaris menjadi kemenangan dramatis RRQ: tim unggul signifikan hingga mid-game, namun ONIC berhasil comeback, lalu mengunci kemenangan di game ketujuh.
Runner-Up yang Berharga
Meski tanpa trofi juara, identitas dominan RRQ Hoshi tetap terjaga. Jungler andalan, Idok, dinobatkan sebagai MVP Regular Season dan masuk First Team Winner bersama nama-nama top seperti Sanz, Kairi, EMANN, dan Dyrennn. RRQ juga memborong penghargaan playoff awal, menunjukkan kerja keras dan kompaknya tim. Disamping itu sebagai Runner-Up MPL ID Season 1, RRQ Hoshi berhak mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi MSC x EWC (Piala Dunia Esports) di Riyadh mendatang.Â
Apa yang Kurang?
4 Faktor Kekalahan di Grand Final, antara lain:
- Draft Monoton & Mudah Diprediksi – Hero seperti Baxia, Granger, Yve terlalu sering digunakan dan jadi mudah dilawan ONIC.
- Kurang Respect terhadap Ban Sanz – Membiarkan hero andalan midlaner ONIC, Pharsa, menjadi bumerang.
- Terlalu Agresif, Banyak Blunder – Permainan agresif justru menciptakan celah.
- ONIC Jeli & Kreatif – Pemilihan hero kejutan ONIC (Wanwan & Claude) mampu membalikkan keadaan.
Pandangan Akhir
RRQ Hoshi tampil luar biasa sepanjang musim, memimpin reguler season dan menunjukkan mental juara di playoff. Namun, strategi yang terbaca dan keputusan draft yang kurang fleksibel menjadi titik lemah di Grand Final. Meski demikian, penghargaan seperti MVP dan First Team tetap menjadi kebanggaan tersendiri, menegaskan bahwa mereka masih jadi kekuatan utama di e‑sports Mobile Legends Indonesia.
Bagi fans RRQ, perjalanan ini bukan akhir, melainkan bahan bakar untuk musim berikutnya—lebih matang, lebih kreatif, dan tentu dengan trofi juara sebagai ambisi utama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI