Mohon tunggu...
F Ria Puspitasari
F Ria Puspitasari Mohon Tunggu... -

Student of Communications Science in Jakarta. Love my self, my big family, and my partner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi Jakarta

12 Juli 2012   17:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti menanti sang pahlawan bagi kota ini, Jakarta. Setelah terselenggarakannya pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta, 11 Juli 2012 lalu, Jakarta masih menunggu pahlawan itu. Putaran pertama pemilihan Cagub dan Cawagub masih mengundang tanda tanya besar dan ekspektasi besar pula. Animo masyarakat akan perubahan kota ini membuat masyarakat dengan semangat memberikan hak suara mereka bagi pemimpin baru yang dianggap mumpuni. Pemimpin yang dianggap mengerti kebutuhan dan keinginan Jakarta dan penduduk di dalamnya.

Tentunya bukan sekedar visi dan misi pemimpin, masyarakat pun menanti Jakarta baru yang menjadi impian mereka. Dan bukan hanya pemimpin baru yang dapat merubah wajah kota ini, tetapi kita, visi dan misi kita sebagai masyarakat kota ini pun dinantikannya.

Jakarta, kota megapolitan, kota tujuan bagi setiap kalangan, kota penggapai mimpi manusia. Namun sadarkah kita akan mimpi Jakarta? Mungkin bukan hanya untuk menjadi kota besar dan terkenal, Jakarta ingin bersih, rapi, sehat, dan asri. Dimana kita saat Jakarta punya mimpi?

Mungkin sudah saatnya berbenah dengan semua kompleksitas yang ada, sudah saatnya kita punya aturan main sendiri, dan tentunya sebagai tanggung jawab terhadap kota ini, kota dimana kita tinggal dan hidup. Jakarta, oh Jakarta... Begitulah seperti yang sering disebut saat pengendara melewati kemacetan. Jakarta, oh Jakarta... Begitulah para pejalan kaki saat melewati bantaran sungai dan tiap sudut pinggiran kota. Jakarta, oh Jakarta... Seruan pelancong saat melewati jalan penuh sampah, dan mungkin masih banyak lagi seruan lain. Lalu kepada siapa Jakarta berseru? Kepada siapa Jakarta menguraikan semua impiannya? Tentu bukan kepada pemimpin, bukan kepada petinggi, atau pejabat tetapi kepada kita.

Sering kita melupakan impian Jakarta, terlalu sibuknya kita akan gemerlap tuntutan dan lupa akan kewajiban. Kini hanya kita yang dapat mewujudkan mimpi Jakarta dan tentunya mimpi seluruh kalangan masyarakat kota ini.

Semoga putaran kedua pemilihan Cagub dan Cawagub mampu menjadikan semangat baru bagi kita dan bagi Jakarta. Semangat perubahan bagi Jakarta yang lebih baik. Semangat untuk mewujudkan mimpi Jakarta yang selama ini terpendam.

Fria Puspita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun