Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Abaikan Kerohanian dalam Karier

23 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 25 Maret 2019   15:44 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam karir seorang pemimpin adalah kerohanian. Kerohanian ini sering disebut sebagai aspek spiritual. Sebutan spiritual mengacu pada akar kata spirit sebagai roh atau kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berpikir dan bertindak.

Spirit artinya kekuatan atau semangat. Spiritual dalam arti praksis berarti kerohanian menjadi kekuatan dasar dalam hidup. Kerohanian atau aspek spiritual ini meliputi dua hal yakni kerohanian batiniah dan kerohanian imaniah. Kerohanian batiniah berkaitan dengan penghayatan nilai-nilai kemanusiaan semisal kejujuran, rendah hati, setia, taat, tanggung jawab dan lain sebagainya. Kerohanian iman berkaitan langsung dengan hidup doa dan perayaan gerejawi lainnya.

Seringkali kita alami bahwa tidak sedikit praktek melukai karakter dan tugas. Semmua itu ddapat disinyalir sebagai dampak dari minimnya keroanian hidup. Melemahnya kerohanian hidup, merupakan lahan yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya niat untuk ikut arus dalam serba tawaran kenikmatan dalam kuasa dan tugas.

Doa dan pelayanan seringkali diabaikan begitu saja, sambil memperkuat diri bahwa urusan sperti itu lebih cocok untuk para imam, frater, suster, bruder dan para katekis.

Bahkan ruang rohani seringkali kosong begitu saja karena kesibukan akan tugas yang lebih dominan. Doa malah dimasukkan dan dibungkus rapat-rapat dalam ruang privat, sesekali baru dibongkar, itupun kalau sempat diingat.

Banyak juga para pejabat, yang akhirnya terlibat dalam berbagai kasus korupsi, hiburan tidak sehat berupa selingkuh, judi, miras justru karena melemahnya kerohanian batiniah dan imaniah sebagai tempat untuk bersandar memperoleh kekuatan tatkala hidup dilanda dengan berbagai kesibukan duniawi.

Sebagai insan yang rapuh, apalagi sebagai seorang pemimpin, perlu menghayati kerohanian sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab. Ibarat otak butuh asupan pengetahuan, tubuh butuh asupan makanan dan minuman, demikian juga bathin dan iman butuh asupan rohani.

Kesadaran akan pentingnya kerohanian pun semestinya bukan sepenuhnya bersandar pada pihak yang datang dari luar. Karena kerohanian berkaitan langsung dengan kematangan batin dan iman dari dalam, maka tidaklah memadai kalau harapan sepenuhnya untuk berubah dalam hidup, diserahkan kepada pihak luar atau ditentukan oleh sesuatu yang datang luar.

Sekali lagi, kerohanian batiniah dan imaniah, jangan diabaikan dalam tugas dan karir sebab akan berdampak pada kegagalan yang besar. Mengabaikan kerohanian batiniah dan imaniah dalam karir akan menempatkan akal dalam kesendiriannya untuk terperangkap dalam ranjang kenikmatan dan kehancuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun