Mohon tunggu...
Frengky
Frengky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Solusi Covid: Budaya Risiko bagi CEO

14 September 2021   22:09 Diperbarui: 14 September 2021   22:26 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risk Management | www.infotectraining.com

Kemajuan teknologi terkini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data penting yang terkait dengan risiko budaya. Data ini memungkinkan CEO untuk mengatasi masalah sebelum menjadi masalah yang besar. 

Perusahaan akan lebih baik jika melakukan penilaian risiko awal untuk mengidentifikasi area kritis yang ingin dilindungi perusahaan seperti keselamatan karyawan, privasi data, dan kekayaan intelektual. Setelah itu, maka perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas terkait hal yang harus dilakukan pengendalian dan pemantauan.

Alat dan teknik untuk mengelola budaya risiko telah berkembang pesat dan dapat membantu CEO dalam memahami dan membentuk budaya risiko dengan lebih baik. Alat dan teknik tersebut dapat membantu memprediksi, mencegah, dan menanggapi peristiwa yang berdampak pada budaya. 

Sebagai contoh ketika perusahaan ingin menentukan risiko strategis, maka akan jauh lebih baik untuk memahami risiko dan potensi dampak yang terjadi serta secara proaktif mengembangkan tindakan pencegahan dan menyiapkan respons yang berguna dengan baik.

Manajemen Perubahan | tarbiyah2017.blogspot.com
Manajemen Perubahan | tarbiyah2017.blogspot.com

Changes brings opportunity. - Nido R. Qubein

Kesimpulan

Dalam hal ini kita dapat mengetahui bahwa pengelolaan budaya risiko yang dilakukan dan diterapkan oleh CEO dengan baik, maka akan dapat mampu membawa perubahan nyata kepada setiap perusahaan dan membawa perusahaan tersebut menuju kesuksesan bahkan pada masa sulit seperti Pandemi COVID-19. 

Perusahaan yang menerapkan budaya risiko dengan baik, maka akan dapat bertahan dan melanjutkan operasional bisnis mereka selama Pandemi COVID-19 sedangkan perusahaan yang tidak mampu menerapkan budaya risiko dengan baik, maka harus terpaksa ditelan oleh krisis yang terjadi selama Pandemi COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun